Minggu, 28 Februari 2010

CD-006 Siap Menghadapi Akhir Jaman (bag. 1)

SIAP MENGHADAPI AKHIR JAMAN (Rick Joyner, Prepared for the Times)-Home---Artikel

Bagian-1
Tahun ini merupakan salah satu tahun yang paling penting bagi hidup kita maupun bagi dunia. Keputusan-keputusan yang kita ambil akan mempunyai konsekuensi sangat besar. Selain itu kitapun akan menghadapi waktu atau kesempatan yang lebih sempit dan mendesak di dalam mengambil keputusan. Oleh karena itu keputusan paling penting yang harus kita ambil di atas segalanya adalah mencari Tuhan terlebih dahulu, mengenal Dia dan jalan-jalanNya lebih lagi, dan berjalan bersama Dia lebih dekat. Kehidupan Kristen yang benar adalah lebih dari sekedar tahu pengajaran yang benar, tetapi kehidupan yang mengikuti dan mentaati Tuhan. Dengan jelas Tuhan menunjukkan bahwa kita bisa saja tahu dengan baik semua pengajaran Tuhan, tetapi kalau kita tidak taat kepadaNya itu tidak akan ada gunanya pada Hari Penghakiman, dan itu juga tidak akan ada gunanya bagi hidup kita sekarang ini.
Ada dua aspek tentang mengikut Tuhan dan melakukan kehendakNya. Yang pertama adalah sungguh-sungguh mencintai kebenaran dan mencarinya dalam FirmanNya. Yang kedua adalah mengenali suaraNya. Di dalam jaman Perjanjian Lama sekalipun kita berkali-kali melihat bahwa bangsa Israel dituntut untuk mentaati perintah-perintahNya dan memperhatikan suaraNya. Hal ini tidak berubah. Kita perlu tahu dan memperhatikan FirmanNya yang tertulis dan taat pada suaraNya, seperti dinyatakan dalam Perjanjian Baru.
Seperti dikatakan dalam 2 Tesalonika 2:10, sekalipun kita tahu kebenaran, itu tidak berarti bahwa kita bisa bebas dari penipuan pada hari-hari ini. Kita harus mencintai kebenaran. Kalau kita benar-benar mencintai kebenaran, maka kita akan mengejarnya terus. Karena itu mari kita bertekad untuk semakin bersungguh-sungguh mengejar Tuhan dan kebenaranNya.
Orang-orang yang unggul dalam bidang apapun adalah orang-orang yang melakukan dengan sangat baik ha-hal yang mendasar. Yang terbaik akan kita temukan pada suatu tekad untuk terus menerus mereview dan mempraktekkan hal-hal yang bersifat dasar. Semakin kita kuat dalam hal-hal yang dasar, semakin kuat dan besar pula hal-hal yang bisa kita bangun di atasnya.
Penelitian-penelitian menunjukkan bahwa dari 80 persen orang Amerika yang menyebut dirinya Kristen dan yang sebagian besar lahir baru, hanya kurang dari 10 persen yang memiliki pandangan global yang alkitabiah. Pandangan global adalah bagaimana kita memandang dunia. Alkitab diberikan kepada kita agar kita bisa memandang dunia dan kehidupan seperti Tuhan memandangnya. Pandangan yang berbeda dengan pandangan Tuhan merupakan suatu penipuan dasar. Sebuah tujuan dasar dari kehidupan Kristen adalah berjalan dalam kebenaran.
Apa yang telah membentuk pandangan global kita? Media berita? Pendidikan sekuler? Pemikiran orang lain? Pemikiran sendiri? Alkitab? Pengajaran sehat dari seorang gembala yang baik dan berpengetahuan luas? Pandangan global kita bisa merupakan kombinasi dari hal-hal tersebut, tetapi yang penting adalah bahwa hal itu benar. Dan kebenaran itu ada apabila kita memandang dunia seperti Tuhan memandangnya.
Kehidupan Kristen yang benar adalah menjadi murid Kristus. Itu berarti kita harus mengenal Dia dan jalan-jalanNya. Karena itu kita juga harus bisa melihat dunia seperti Dia. Jika Yesus yang adalah Firman, selalu memakai “ada tertulis” ketika menghadapi tantangan, apakah kita tidak akan melakukannya? Oleh karena itu sebagai seorang murid, salah satu pengabdian kita adalah mengenali Alkitab. Jelas bahwa ini bukanlah hal yang mudah. Tetapi mengikut Kristus memang bukan hal yang mudah. Dia tidak pernah berkata bahwa hal itu mudah – tetapi merupakan hal yang berharga.
Mengetahui garis besar rencana Tuhan itu penting untuk bisa mengerti berbagai aspek yang berkaitan di dalamnya, termasuk waktu di mana kita hidup saat ini. Oleh karena itu orang Kristen perlu membaca seluruh Alkitab. Saya telah membaca habis seluruh Alkitab berpuluh kali tetapi belum pernah menemukan satu kontradiksipun di dalamnya. Tetapi orang-orang tidak percaya selalu mengatakan bahwa ada banyak kontradiksi di dalamnya. Memang sesuatu bisa kelihatan seperti sebuah kontradiksi pada awalnya apabila dilihat di luar konteks, tetapi kalau kita mulai melihat gambaran secara menyeluruh, semua cocok dan pas. Bahkan penjelasan beberapa hal yang kelihatan kontradiktif bagi mereka yang hanya tahu kulitnya dilakukan dengan hikmat yang sangat dalam yang menunjukkan bahwa itu tidak berasal dari manusia.
Alkitab juga dipenuhi dengan nubuatan-nubuatan yang menjadi kenyataan seperti yang disebutkan. Kedatangan dan kehidupan Yesus dinubuatkan oleh banyak orang dalam periode waktu empat ribuan tahun, dan itu digenapiNya. Kehidupan Buddha tidaklah dinubuatkan seperti itu. Kehidupan Muhammad tidak juga dinubuatkan seperti itu. Tidak seorang pun dalam sejarah memiliki kredensial seperti itu. Tanpa diragukan Yesus adalah Dia yang dinubuatkan datang. Dia menggenapinya. Dia menyelesaikan apa yang harus Dia selesaikan. Dan tidak ada seorang pun yang lain dalam sejarah yang ajarannya bisa kita percaya. Mengenal Dia dan ajaranNya, dan menjadi saksiNya, merupakan suatu usaha paling penting yang bisa kita lakukan dalam hidup ini
Bagian-2
Firman Tuhan yang tertulis – yaitu Alkitab – merupakan dasar dari semua pengajaran Kristen. Karunia bernubuat tidaklah dipakai untuk membangun suatu pengajaran, tetapi dipakai oleh Tuhan untuk mengarahkan umatNya pada masa kini dan kadang-kadang juga dipakai untuk menyingkapkan masa depan. Ketika pewahyuan-pewahyuan profetik disalahgunakan untuk membangun suatu doktrin atau pengajaran, maka itu menjadi suatu pengajaran sesat dan akan menghasilkan suatu aliran sesat. Kita tidak boleh mempercayai orang yang memakai pewahyuan untuk membangun suatu pengajaran. Firman Tuhan yang tertulis adalah satu-satunya pengajaran bagi gereja.
Demikian juga, Firman Tuhan yang tertulis tidaklah dimaksud untuk menggantikan komunikasi pribadi Tuhan kepada kita. Komunikasi pribadi itu seringkali dilakukanNya melalui karunia nubuatan. Yohanes 10 berkata bahwa domba-dombaNya mengenali suaraNya dan mereka mengikuti Dia karena mengenal suaraNya. Bahkan di dalam Perjanjian Lama pun umat Tuhan berkali-kali diperintahkan untuk taat dan memperhatikan suaraNya. Sebagaimana kualitas suatu hubungan ditentukan oleh kualitas komunikasi, hal yang sama juga berlaku pada hubungan kita dengan Tuhan. Komunikasi ini bukan hanya dalam apa yang Dia katakan di masa lalu. Firman Tuhan berkata bahwa manusia tidak hidup dengan roti saja, melainkan dengan Firman yang keluar dari mulut Tuhan. (Matius 4:4, dlm bhs Inggris ditulis dalam present tense).
Salah satu perumpamaan yang dipakai untuk menunjukkan hubungan Yesus dengan gerejaNya adalah hubungan Kepala dengan tubuh. Sama seperti kepala kita terhubung dengan tubuh, Yesus ingin mengarahkan tubuhNya melalui komunikasi terhadap setiap bagian tubuh. Setiap anggota Tubuh Kristus bisa, dan harus memiliki komunikasi sendiri dengan Dia. Dia mempunyai hubungan pribadi dengan setiap umatNya. Setiap orang Kristen harus tahu jalan-jalanNya, seperti diajarkan dalam Alkitab, dan mereka harus mengenal suaraNya.
Semua perumpamaan memang terbatas dalam aplikasinya. Tetapi kita bisa berharap bahwa sebelum akhir dari akhir jaman, umat Tuhan akan menjadi begitu dekat dengan Dia dan sensitif terhadap pimpinanNya, sehingga bisa bekerja dalam suatu harmoni yang sedemikian rupa seperti yang dinubuatkan dalam Yoel 2.
Suatu perumpamaan lain yang menunjukkan bagaimana Dia berhubungan dengan kita adalah cara yang berbeda-beda ketika Dia berbicara kepada kita. Misalnya, gerejaNya juga disebut sebagai mempelaiNya. Suatu komunikasi yang romantis dan penuh kasih dari Tuhan tidak ada kaitannya dengan tujuan suatu strategi, atau pekerjaan, tetapi hanyalah berbicara tentang kasih. Bisakah kita membayangkan hubungan seperti apa yang terjadi apabila pada hari pernikahan, mempelai pria memberikan sebuah buku pada mempelai wanita dan berkata kepadanya bahwa dia menulis buku itu untuknya sehingga dia tidak perlu lagi berbicara kepadanya! Jangan biarkan seseorang atau suatu pengajaran pun merampas hubungan pribadimu dengan Tuhan.
Memiliki doktrin yang tepat itu penting. Kita bisa saja memiliki kebenaran tetapi tidak mencintai kebenaran. Orang yang jatuh cintalah yang akan tetap setia sampai akhir. Job deskripsi kita yang utama adalah mengasihi Tuhan di atas segalanya. Ini bukanlah sekedar doktrin yang harus kita setujui, tetapi yang harus kita lakukan. Kasih ini dibangun melalui komunikasi, sentuhan-sentuhan pribadi, dan Tuhan sangat ahli dalam hal-hal seperti itu. Mereka yang hanya memiliki doktrin tanpa hubungan pribadi dengan Dia adalah mereka yang memiliki suatu bentuk kesalehan tetapi tidak memiliki kuasa. Sebuah sentuhan pribadi dari Tuhan akan bisa menyelesaikan pengajaran bertahun-tahun yang tidak juga berhasil. Tetapi, pengajaran juga merupakan hal yang penting.
Mengembangkan hubungan pribadi dengan Tuhan sama pentingnya dengan tumbuh dalam pengajaran yang sehat. Kehidupan Kristen yang paling sehat adalah yang melakukan keduanya. Dengan tumbuhnya kedewasaan, maka otoritaspun semakin besar, sama seperti pertumbuhan anak. Semakin mereka dewasa, semakin berkurang pengarahan kita tentang hal-hal kecil. Hal yang sama terjadi di dalam Tuhan. Para rasul tidaklah berjalan dengan bimbingan tangan, mereka diutus oleh Tuhan. Seperti kita baca dalam kitab Kisah Rasul, mereka membuat banyak keputusan tentang apa yang harus mereka lakukan dan ke mana mereka harus pergi tanpa pewahyuan langsung dari Tuhan. Ketika Tuhan perlu mengarahkan mereka kembali, Dia akan memberi mereka mimpi, penglihatan, atau kata-kata, tetapi mereka ini adalah hamba-hamba yang dipercaya, cukup dewasa di dalam Tuhan untuk membuat sendiri keputusan-keputusan. Hanya orang-orang yang belum dewasa yang membutuhkan bimbingan terus menerus, sama seperti anak-anak. Semakin kita dewasa di dalam Tuhan, semakin berkurang arahanNya. Tetapi yang belum dewasa memang harus terus minta bimbingan. Dalam waktu inilah mereka akan mengenal suaraNya.
Kita harus mempunyai tekad mantap untuk mengenal suara Tuhan dan taat dalam segala hal. Kita juga harus tumbuh dewasa sehingga kita tahu hati dan pikiranNya, sehingga bisa dipercaya dengan otoritas. Anak-anak yang dewasa merupakan sukacita seorang ayah, dan hal yang sama juga berlaku bagi Bapa di surga. Tetapi Bapa kita juga seorang Raja yang kekal dan melakukan kehendakNya haruslah menjadi pengabdian kita.
Pengetahuan tentang Tuhan dan jalan-jalanNya banyak kita temukan dalam Alkitab. Karena itu kita harus memiliki tekad yang kuat dan konsisten, terus menancapkan akar kita semakin dalam untuk mengerti Firman yang tertulis di samping mengenal suaraNya. Kedua hal ini bukanlah pilihan yang ini atau yang itu, tetapi keduanya merupakan suatu keharusan. Ketika kita mulai mengenal suaraNya, maka suara itu tidak akan pernah kontradiksi dengan Firman yang tertulis. Nubuatan yang benar tidak akan pernah konflik dengan pengajaran alkitabiah yang sehat. Kita memiliki kebenaran ini sebagai fondasi yang kokoh untuk mengenal suaraNya.
Bagian 3
Seperti telah dikatakan sebelumnya, tidak akan ada konflik antara Firman Tuhan yang tertulis dengan pesan atau pewahyuan langsung yang berasal dari Dia. FirmanNya berkata bahwa Dia tidak bisa berbohong dan tidak pernah berubah. Karena itu FirmanNya yang tertulis, yaitu Alkitab, menjadi fondasi yang bisa dipercaya untuk menguji setiap nubuatan. Tidak ada nubuatan ataupun pesan Tuhan yang berlawanan dengan apapun yang ada di dalam Alkitab.
Pemikiran Barat, yang didasarkan pada logika vertikal, seringkali memaksa kita untuk menetapkan suatu prinsip bagi setiap hal. Kadang-kadang hal ini baik dan berguna, tetapi juga bisa menjadi batu sandungan yang memisahkan kita dari kebenaran. Tentu saja beberapa prinsip dasar bisa membantu kita dalam perjalanan iman kita dan memampukan kita untuk membedakan suara Tuhan dari suara-suara lain. Kita akan belajar lebih banyak tentang hal ini, akan tetapi kita juga harus tahu bahwa semua ini bukanlah aspek paling penting untuk mengenal kebenaran dan mengenal suaraNya. Kebenaran itu adalah Pribadi, bukan hanya fakta.
Coba renungkan hal ini: bisakah saya menjelaskan suatu suara kepada anda, dan dengan mantap anda bisa mengenalinya? Saya akan sangat kesulitan untuk bisa menjelaskan bagaimana suara isteri saya. Yang bisa saya lakukan hanyalah menunjukkan hal-hal yang umum. Saya rasa orang yang belum pernah mendengar suara isteri saya tidak akan bisa mengenalinya dengan mendengar penjelasan saya. Tetapi, kalau isteri saya ada di tengah-tengah orang banyak yang sedang ramai berbicara, saya akan segera bisa mengenali suara isteri saya karena saya sudah lama bersama-sama dengan dia. Demikian juga satu-satunya cara untuk mengenali suara Tuhan adalah dengan bergaul dengan Dia.
Saya telah membaca habis Alkitab berkali-kali dan mempelajari dengan sungguh-sungguh bagaimana Tuhan berbicara kepada manusia. Tetapi, itu bukanlah cara saya mengenal suara Tuhan. Saya tidak mengenali suara itu seperti saya mengenali nada suara isteri saya yang audible (kedengaran), tetapi saya mengenali nada suara spiritual yang bersifat unik. Seperti diajarkan Alkitab, ada banyak suara di alam semesta ini yang bersifat unik. Jadi, bagaimana kita bisa mengenali suaraNya? Sekali lagi, kita harus mengenal Dia.
Tentu saja Tuhan bisa membuat suaraNya begitu menonjol sehingga tidak bisa ditiru oleh yang lain dan dengan demikian kita bisa mengenali suaraNya dan membedakannya dari suara lain. Tetapi Dia tidak melakukan hal itu untuk kepentingan kita. Untuk mengetahui nada spiritual suara Tuhan kita harus tahu hati dan pikiranNya, kita harus mengenal Dia. Ini merupakan hal di mana kita harus bertumbuh. Mereka yang bukan benar-benar murid, bukan pencari Tuhan yang sebenarnya, tidak akan bisa mengenali suaraNya.
Tuhan juga tidak berkata bahwa anak-anak domba mengenal suaraNya, tetapi domba-dombalah yang mengenal suaraNya. Anak-anak domba yang masih muda itu perlu mengikuti domba-domba yang sudah dewasa sampai mereka bisa mengenali suaraNya sedemikian rupa dan membedakannya dari suara yang lain.
Saya pernah membaca cerita tentang seorang pria yang duduk di sebuah bukit di Timur Tengah. Orang ini melihat tiga orang gembala yang datang dari arah berbeda, dan masing-masing membawa domba-domba mereka menuju sebuah sumber air. Pria tersebut berpikir bahwa sebentar lagi dia akan melihat kekacauan di antara domba-domba gembalaan yang bercampur baur itu. Tetapi ketiga gembala itu tampak tenang-tenang saja bahkan mereka bercakap-cakap dengan asyik. Setelah domba-domba itu minum, ketiga gembala itu berjalan ke arah yang berbeda sambil bernyanyi. Gerombolan domba itupun menjadi berantakan dan tunggang langgang, tetapi tak lama kemudian terlihat barisan domba yang mengikuti masing-masing gembalanya. Setiap domba mengenal suara gembalanya dan bisa membedakan suaranya dari suara yang lain. Mengapa? Karena mereka sudah bersama-sama dengan gembalanya begitu lama, biasa mendengar dia bernyanyi di padang rumput. Begitulah cara kita mengenal suara Tuhan dan mampu membedakannya dari suara yang lain di dalam dunia ini. Tidak ada cara lain untuk mengenali suaraNya selain bersama-sama dengan Dia.
Bagian 4
Cara utama mengenal suara Tuhan adalah dengan bersekutu dengan Dia. Tetapi beberapa prinsip yang kita pelajari dalam persekutuan pribadi kita bisa membantu orang lain juga. Tuhan berhubungan dengan umatNya dengan cara yang berbeda dan unik. Itu bukan karena Dia berubah-ubah, melainkan kita masing-masing adalah pribadi yang unik. Ini merupakan ciri dari ciptaanNya. Itulah sebabnya Dia memberikan pesan yang berbeda pada tujuh gerejaNya di dalam Kitab Wahyu. Walaupun mereka ada pada periode waktu yang sama dan pada wilayah yang sama, mereka semua unik.
Pada awal perjalanan saya dengan Tuhan, saya menangkap bahwa ada suatu wibawa ilahi yang penuh dengan hikmat, anugerah, dan ciri khas. Saya belajar mengenali hal itu, dan ketika ada suatu pesan datang tanpa disertai wibawa tersebut, saya tahu bahwa itu tidak berasal dari Tuhan. Saya tidak tahu bagaimana menjelaskan hal ini, dan saya rasa juga tidak bisa dijelaskan melalui suatu formula. Saya mengenali hal tersebut karena telah bersekutu dengan Tuhan bertahun-tahun. Ini sangat membantu saya.
Saya mempunyai suatu hak istimewa untuk memimpin suatu pelayanan yang dibangun berdasarkan kata-kata profetik yang tepat yang sangat membantu kami. Dan saya tidak ingin menukarkan pengalaman ini dengan apapun. Tetapi, seperti dijelaskan oleh Tuhan, di mana Dia menanam gandum di suatu tempat, si jahat pun akan ikut-ikutan menanam ilalang di tempat yang sama. Si jahat juga akan berusaha ikut terlibat dalam apa yang kita kerjakan melalui kata-kata profetik palsu. Tidak sulit bagi saya mengetahui kata-kata profetik palsu itu karena tidak ada wibawa ilahi yang saya kenali, yang merupakan ciri khas dan menunjukkan bahwa itu berasal dari Tuhan.
Salah satu contoh paling gamblang dari kata-kata yang tidak mempunyai wibawa ilahi adalah ketika beberapa orang datang kepada saya dan berkata bahwa mereka mempunyai pewahyuan atau mimpi profetik, di mana Tuhan berkata pada mereka bahwa saya akan memberi mereka sesuatu atau melakukan sesuatu yang menuntut komitmen besar di pihak saya. Saya bukannya merasakan suatu wibawa ilahi, melainkan adanya manipulasi atau tekanan atas kata-kata tersebut. Karena itu saya menolak mereka, dan hal itu menyingkapkan roh yang ada di baliknya.
Tuhan juga pernah memberitahu saya bahwa ada seseorang yang akan memberi saya sesuatu yang khusus, dan itu memang terjadi. Tetapi, saya tidak akan pernah berkata pada orang tersebut tentang pewahyuan ini sebelum tergenapi karena hal itu akan menjadi manipulatif dan tidak akan menunjukkan adanya wibawa ilahi yang saya harapkan. Manipulasi merupakan suatu aspek sihir dan merupakan otoritas spiritual palsu. Saya tidak ingin menerima sesuatu melalui cara tersebut.
Jangan pernah menyerah untuk melakukan sesuatu yang merupakan tekanan, dan jangan pernah memberi tekanan seperti itu kepada orang lain. Ini merupakan penyimpangan dasar dari jalan kebenaran dan apapun yang kita peroleh dengan cara ini akan menjadi batu sandungan.
Untuk menjaga keseimbangan, kita juga perlu mengerti bahwa banyak dari kehendak Tuhan dinyatakan melalui bejana yang kita anggap tidak berkelas. Kita harus ingat bahwa Tuhan Yesus tidak datang dalam suatu bentuk yang terhormat, tetapi wibawa yang Dia tunjukkan melebihi tingkatan yang dimiliki oleh raja-raja di dunia. Ini bukanlah soal penampilan. Banyak dari nabi-nabi besar yang dipakai oleh Tuhan untuk menyampaikan pesan luar biasa merupakan orang-orang yang paling aneh. Tetapi Firman yang mereka sampaikan mempunyai bobot dan wibawa ilahi.
Orang lain mungkin terbiasa dengan karakteristik lain dari suara Tuhan, misalnya kasih atau otoritasNya, atau panggilan dan karunia apapun yang akan membuat mereka sensitif. Karena itu rasul Paulus tidak berkata “Aku memiliki pikiran Kristus”, melainkan “Kami memiliki pikiran Kristus” (1 Kor 2:16). Tuhan telah membangun TubuhNya sedemikian rupa sehingga kita membutuhkan satu sama lain. Kita hanyalah “melihat sebagian” dan “tahu sebagian” (1 Kor 13:9), sehingga untuk mendapat gambar yang utuh kita perlu meletakkan bagian kita bersama-sama dengan bagian orang lain.
Fakta bahwa kita tidak bisa tahu atau melihat semuanya bisa membuat takut orang yang tidak “secure”. Tetapi ada lebih banyak doktrin dan prinsip yang diajarkan berdasarkan rasa tidak aman ini dibandingkan dengan yang didasarkan pada kebenaran. Rasa aman yang sebenarnya ada di dalam Tuhan, bukan dalam diri kita, juga bukan dalam kemampuan kita untuk melihat Dia atau mengenali suaraNya. Bahkan rasul besar Pauluspun mengakui bahwa dia “dicobai setan”. Saya rasa kitapun bisa mengalami hal yang sama. Kerendahan hati untuk bergantung kepada Tuhan dan kebutuhan akan orang lain ini bersifat terus menerus. Karena kita tahu bahwa Tuhan memberi anugerah pada mereka yang rendah hati, seharusnya kita juga terus ada pada posisi ini.
Kita juga perlu belajar dari orang lain cara mereka mengenali suara Tuhan, sehingga kita pun menjadi semakin sensitif. Mungkin lebih mudah kalau kita memiliki sebuah daftar prinsip-prinsip untuk mengenali suara Tuhan, tetapi itu akan membuat kita tidak terlalu bersungguh-sungguh mengejar Tuhan. Nilai dari satu kata yang berasal dari Tuhan tidak bisa diukur dengan ukuran manusia. Sesuatu yang bernilai tinggi biasanya karena tidak mudah didapat atau jarang ada. Firman Tuhan tidak bisa dibeli karena lebih berharga dari apapun yang bisa kita bayar, dan itu telah dibayar dengan komoditas paling berharga dari seluruh ciptaan – yaitu darah Anak Allah. Karena itu Firman itu dijanjikan pada mereka yang benar-benar mencintai dan mencarinya.
Mereka yang benar-benar mencari, melakukannya karena mereka mencintai kebenaran. Rasul Paulus memuji jemaat Galatia yang menerima dia seperti malaikat atau utusan Tuhan walaupun dagingnya merupakan cobaan bagi mereka. Kita tidak tahu mengapa dagingnya merupakan cobaan bagi mereka, tetapi jemaat Galatia bisa melihat dan menerima si utusan di balik daging yang merupakan cobaan itu. Kadang-kadang kitapun perlu bersikap demikian. Di dalam Alkitab ada beberapa kasus di mana beberapa nabi bertindak salah. Tetapi pesan yang mereka bawa tetap merupakan kebenaran. Karena itu kita membicarakan hal ini sebagai suatu prinsip, bukan hukum. Selalu ada pengecualian di dalam prinsip.
Ada pribadi-pribadi di dalam Alkitab yang memiliki karakter buruk, tetapi mereka benar-benar nabi, misalnya Balam atau Yunus. Beberapa pahlawan di kitab Hakim-hakim memiliki karakter yang diragukan bahkan buruk. Jika kita tidak bisa menerima bejana yang dipakai oleh Tuhan, mungkin sebaiknya kita bertanya kepada Tuhan mengapa Dia tidak memakai kita saja. Di sepanjang sejarah Alkitab kita melihat bahwa FirmanNya seringkali dibawa oleh pribadi-pribadi yang sedemikian rupa sehingga apabila umat Tuhan benar-benar ingin menerima pesan Tuhan, mereka harus bisa mengesampingkan bungkusnya. Di dalam pesan Tuhan memang ada wibawa, kelas, anugerah dan hikmat yang bisa kita tangkap karena memang demikianlah karakter Tuhan. Karena itu hal paling penting yang bisa kita lakukan untuk mengenal suaraNya adalah mengenal Dia.
Bagian - 5
Kita mengerti bahwa ada kebutuhan yang semakin besar untuk mengenal suara Tuhan, dan pelayanan profetik yang bisa dipercaya dan otentik akan mendapat tempat dan bisa diterima pada hari-hari ini. Kisah Rasul 2:17-18 berasal dari Yoel 2: Akan terjadi pada hari-hari terakhir -- demikianlah firman Allah -- bahwa Aku akan mencurahkan Roh-Ku ke atas semua manusia; maka anak-anakmu laki-laki dan perempuan akan bernubuat, dan teruna-terunamu akan mendapat penglihatan-penglihatan, dan orang-orangmu yang tua akan mendapat mimpi. Juga ke atas hamba-hamba-Ku laki-laki dan perempuan akan Kucurahkan Roh-Ku pada hari-hari itu dan mereka akan bernubuat.
Di atas disebutkan bahwa pada hari-hari terakhir Tuhan akan mencurahkan RohNya, dan hasilnya adalah penglihatan, mimpi, dan nubuatan. Ini jelas merupakan salah satu dari tanda–tanda utama di akhir jaman. Tetapi itu bukan sekedar tanda. Hal itu terjadi pada hari-hari akhir karena kita memang membutuhkan pimpinan Tuhan lebih kuat lagi pada hari-hari ini. Itulah yang menjadi tujuan dari pewahyuan profetik.
Untuk itu kita telah belajar selama bertahun-tahun mengenal lebih baik suara Tuhan, juga untuk mengerti mimpi dan penglihatan. Kami telah membantu banyak orang tumbuh dalam karunia-karunia profetik mereka, dan mereka pun telah membantu orang lain bertumbuh. Karunia-karunia ini sangat penting dalam pelayanan kami. Walaupun kami telah dikenal dalam bidang ini dan banyak orang terus berdatangan untuk mengerti karunia profetik mereka ataupun menerima pimpinan profetik, kami merasa bahwa perjalanan pelayanan kami masih jauh untuk bisa dikatakan dewasa. Kami terus belajar dan kami tidak akan pernah sampai di tempat di mana kami tidak perlu belajar lagi. Itulah sebabnya ada sekolah nabi di jaman Perjanjian Lama.
1 Korintus 13 berkata bahwa kita hanya tahu sebagian, melihat sebagian, dan bernubuat sebagian. Itu berarti bahwa tidak seorang pun mempunyai gambar yang lengkap, dan kalau kita ingin melihat gambar yang utuh, kita perlu meletakkan bagian kita bersama-sama dengan orang lain yang juga melihat sebagian. Kita saling membutuhkan. Tuhan telah membangun TubuhNya sedemikian rupa sehingga kita saling membutuhkan. Semakin kita mampu berhubungan dengan pihak lain, semakin kuat kedudukan kita.
Saya tahu beberapa gerakan besar yang tumbuh dalam pelayanan profetik dan karunia. Setiap gerakan itu berbeda dengan kami, tetapi saya melihatnya sebagai sesuatu yang baik. Mereka telah dipakai Tuhan untuk berbicara dan memberi kami pewahyuan profetik yang sangat berharga bagi pelayanan kami. Gaya mereka tidak sama, bahkan cara mereka mendengar suara Tuhan pun tidak sama, tetapi yang mereka katakan tetap firman Tuhan. Kita mungkin lebih tertarik pada mereka yang mempunyai karunia penglihatan – para pelihat. Orang lain akan lebih suka mendengar Firman dari Tuhan, karena lebih seperti telinga. Kami juga mendengar, tetapi lebih sering melihat. Demikian juga mereka seperti kita, tetapi mereka cenderung lebih mendengar.
Jika mereka yang mempunyai karunia untuk lebih peka mendengar ada di sekitar kami, saya rasa kamipun akan tertular untuk bisa lebih peka mendengar, dan mungkin merekapun juga akan lebih melihat. Kita perlu mengembangkan karunia-karunia itu dengan cara seperti itu. Kita pun harus memiliki rasa aman yang cukup besar untuk mengenal siapa diri kita di dalam Kristus, sehingga bisa menerima perbedaan dan saling menghargai.
Tuhan mengumpamakan kita seperti domba dengan satu alasan – karena dalam banyak hal kita memang seperti domba. Satu karakteristik dari domba adalah jika suatu kawanan domba tidak bercampur dan berkelamin dengan domba dari kawanan lainnya, maka generasi kawanan itu akan menjadi semakin lemah. Ini terjadi pada gerakan-gerakan dan denominasi-denominasi besar yang tidak mau berbaur dengan bagian dari Tubuh Kristus lainnya.
Saya merasa mempunyai pengaruh untuk merestorasi gerakan profetik di gereja, dan karena itu ingin bekerjasama dengan mereka yang juga mempunyai panggilan ini. Tetapi saya juga sadar bahwa jika semua pelayanan profetik berkumpul bersama dan tidak berbaur dengan bagian lain dari Tubuh Kristus, itu tidak akan sehat. Ketika saya diutus untuk membantu memulihkan pelayanan profetik dalam gereja untuk menghadapi hari-hari akhir ini, Tuhan menyatakan bahwa jika para nabi dan guru mau belajar menyembah Tuhan bersama-sama seperti di Antiokhia, maka Dia akan melepaskan pelayanan Apostolik yang sebenarnya di dalam gereja. Oleh karena itu saya berusaha untuk membawa pelayanan kami menjadi suatu pelayanan pengajaran yang kuat .
Saya juga telah berusaha terhubung dengan gerakan “apologetics” yang telah menghasilkan pengajar-pengajar besar. Saya sadar bahwa beberapa serangan hebat terhadap apa yang kami lakukan berasal dari kubu ini dan mereka hampir seluruhnya bersikap skeptis terhadap apa yang kami lakukan. Dan saya pun mendapat banyak kesulitan dari beberapa hal yang mereka ajarkan, bahkan saya berpikir bahwa mungkin ada guru-guru palsu di pihak mereka. Ilalang selalu ada di tempat Tuhan menabur benih, tetapi secara keseluruhan saya rasa justru kubu inilah yang akan membantu tumbuhnya pelayanan profetik yang benar. Jika orang-orang profetik akan dipercaya dengan pewahyuan yang dibutuhkan untuk hari-hari yang akan datang, kita harus mempunyai doktrin yang kuat dan sehat, dan mencintai Firman Tuhan yang tertulis lebih dalam lagi. Ada rasa percaya yang sedang tumbuh di antara kubu-kubu ini. Itu berasal dari Tuhan. Tetapi seandainya mereka terus tidak bisa mengerti kami, kami membutuhkan apa yang mereka miliki. Kita perlu rendah hati untuk mendapatkannya, dan cukup kuat sehingga tidak membuat kompromi.
Bagian - 6
Setelah kejatuhan manusia, Alkitab menyebutkan bahwa orang pertama yang berjalan bersama Tuhan adalah Henokh. Dalam Kitab Yudas dikatakan bahwa Henokh bernubuat. Bisa dikatakan bahwa orang yang berjalan bersama Tuhan biasanya bernubuat. Ini tidak berarti bahwa dia menyatakan hal-hal yang akan terjadi, tetapi dia berbicara untuk Tuhan. Tetapi banyak orang tidak sadar bahwa mereka dipakai Tuhan seperti itu. Saya tidak berkata bahwa bernubuat itu paling penting, tetapi dengan menyadari hal tersebut kita akan bisa dipakai lebih lagi.
Untuk bisa menjadi peka tentang kapan Tuhan berbicara, baik kepada kita atau melalui kita, kita bukan hanya perlu mendengar Firman Tuhan, tetapi harus mendengar Firman itu Sendiri. Tuhan berkata dalam Yohanes 10 bahwa domba-dombaNya mengenal suaraNya dan mereka mengikuti Dia karena mereka mengenal suaraNya, bukan hanya FirmanNya. Kita mengenal suaraNya karena mengenal Dia dan bersekutu dengan Dia. Kita perlu sering diingatkan tentang hal ini karena tanpa mengenal Dia, kita tidak akan mendapat keuntungan apapun.
Mengenal suara Tuhan akan menjadi suatu pengetahuan paling berharga pada waktu yang akan datang. Mereka yang mengenal suara Tuhan akan menjadi orang yang paling dicari dan mereka akan menjadi para pemimpin gereja pada akhir jaman ini. Pemimpin yang paling besar adalah mereka yang mengikut Tuhan dari dekat, dan seperti yang Dia katakan, mereka adalah orang-orang yang mengenal suaraNya.
Wahyu 3:20 berkata, “Lihat, Aku berdiri di muka pintu dan mengetok; jikalau ada orang yang mendengar suara-Ku dan membukakan pintu, Aku akan masuk mendapatkannya dan Aku makan bersama-sama dengan dia, dan ia bersama-sama dengan Aku.” Ayat ini berkata bahwa Tuhan sedang berdiri di luar pintu gerejaNya, mengetuk kalau-kalau ada yang membukakan pintu bagiNya. Ini merupakan pewahyuan yang luar biasa – karena Tuhan tetap berada di luar gerejaNya kecuali Dia diundang masuk! Seperti kita baca dari kitab Wahyu juga, bukan orang yang mendengar ketukanNya yang mempersilahkan Dia masuk, melainkan yang mendengar suaraNya. Pada jaman sekarang ini, Yesus tidak akan masuk jika Dia tidak diinginkan. Dia harus kita undang masuk ke dalam gereja kita, rumah kita, bisnis kita, dan hidup kita!
Dia harus kita undang masuk negara kita. Amerika adalah negara yang lahir dengan para pemimpin yang bukan hanya mengundang Dia, melainkan juga secara berulangkali menyatakan bahwa tidak akan ada demokrasi yang bertahan lama tanpa rasa takut kepada Tuhan dan rasa hormat pada FirmanNya. Banyak buku sejarah kita telah direvisi sedemikian rupa sehingga memberi kesan bahwa para pemimpin kita adalah orang-orang yang tidak kenal Tuhan atau orang-orang universalis. Tetapi itu semua tidak tercermin dari tulisan-tulisan dan pemikiran mereka. Tetapi, lebih dari setengah abad terakhir ini Amerika pada dasarnya telah minta agar Tuhan meninggalkan negeri ini – bahkan berusaha untuk menghilangkan segala hal yang mengingatkan anugerahNya pada sejarah dan menghindarkan penyebutan NamaNya di tempat-tempat umum. Kebanyakan hal ini dilakukan oleh beberapa kelompok kecil saja, sedangkan penduduk mayoritas yang mengaku sebagai orang Kristen, diam saja. Akibat dari kepergianNya semakin nyata setiap hari. Perintah Agung yang diberikan adalah untuk menjadikan bangsa-bangsa, bukan hanya individu-individu sebagai murid-muridNya, bukan sekedar petobat. Apakah kita akan membiarkan salah satu bangsa muridNya yang besar itu jatuh tanpa melakukan apapun?
Tentu saja kemunduran yang terjadi pada bangsa ini merupakan akibat dari gereja yang telah menjadi suam. Kesuaman merupakan kondisi paling buruk yang bisa dialami seorang percaya atau suatu gereja, karena kesuaman adalah sikap tidakperduli, dan itu merupakan suatu penghinaan yang terjadi dalam suatu hubungan. Tuhan sendiri berkata bahwa lebih baik bila gereja dingin atau panas daripada suam, karena jika mereka suam Tuhan akan memuntahkan mereka keluar (Wahyu3:14-16). Mereka jatuh dalam kondisi suam karena mereka mengalami terlalu banyak berkat alami. Apakah itu juga terjadi pada kita?
Sepanjang sejarah gereja, suara-suara profetiklah yang seringkali terdengar berbicara bagi Tuhan dan membangkitkan umatNya atau menegur mereka dari jalan yang jahat. Dunia sedang menantikan suara-suara seperti itu hari-hari ini.
Maukah engkau menjadi salah satu suara itu?
Suatu kebangunan sedang terjadi di gereja-gereja Amerika. Orang-orang Kristen yang mengambil keputusan untuk bergabung dengan orang lain untuk melakukan suatu tindakan nyata semakin bertambah besar jumlahnya. Pesta-pesta minum teh sekarang ini semakin besar dibandingkan dengan pesta-pesta demokrat ataupun republik. Dan itu kebanyakan dipimpin oleh para pemimpin Kristen.
Bagian-7
Efesus 4:11-13 berkata, 'Dan Ialah yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pemberita-pemberita Injil maupun gembala-gembala dan pengajar-pengajar, untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus, sampai kita semua telah mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, kedewasaan penuh, dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus'. Apakah ada gereja yang sudah mencapai kedewasaan penuh di dalam Kristus? Jelas belum ada. Tetapi itu harus menjadi tujuan kita. Ayat di atas berkata bahwa kelima jawatan tersebut diberikan kepada gereja sampai tujuan itu tercapai. Oleh karena itu kita bisa melihat bahwa kelima jawatan itu akan berfungsi pada akhir jaman ini ketika gereja, yaitu mempelai Kristus, mencapai kedewasaan penuh.
Banyak gereja mengenali kelima pelayanan ini, dan jumlahnya semakin bertambah. Mereka yang berhak menyandang kelima jawatan ini bisa berargumentasi secara terbuka, tetapi mereka harus eksis dan berfungsi bersama-sama sehingga gereja benar-benar diperlengkapi dan mencapai pertumbuhan sebagaimana panggilannya.
Kita lihat bahwa di dalam Perjanjian Baru pelayanan gembala hanya disebutkan dalam ayat di atas, tanpa disertai definisi apapun, namun justru pelayanan inilah yang mendominasi gereja pada saat ini. Mengapa bisa demikian? Apakah memang seharusnya seperti itu? Alkitab tidak menunjukkan hal tersebut, bahkan di ayat tersebut di atas justru pelayanan gembala seharusnya merupakan suatu pelayanan tim dengan pelayanan-pelayanan lain yang diberikan kepada gereja. Sebenarnya pelayanan gembala seharusnya lebih dari sekedar yang ada saat ini – bukan kurang, melainkan berbeda.
Kebanyakan para gembala merupakan salah satu dari pelayanan memperlengkapi yang disebutkan di atas. Tetapi karena pelayanan gembala merupakan satu-satunya pelayanan yang didukung oleh kebanyakan gereja, maka itu merupakan suatu jabatan yang harus dimiliki jika ingin bergerak dalam pelayanan. Ini perlu berubah dan akan berubah. Semua pelayanan akan naik ke suatu tingkat efektivitas yang lebih tinggi jika mereka bisa melakukan spesialisasi, dan tidak melakukan apa yang bukan menjadi panggilannya.
Dalam Perjanjian Lama, para nabi seringkali berdiri sendiri, walaupun mereka mempunyai murid-murid. Pada ayat di atas kita membaca bahwa nabi merupakan salah seorang dari tim pelayanan dan fungsi mereka bukan hanya menyatakan isi hati Tuhan, melainkan juga memperlengkapi orang-orang kudus, sama seperti jawatan-jawatan lainnya. Jadi, bagaimana cara nabi memperlengkapi orang-orang kudus? Seperti telah kita baca dalam Yohanes 10, semua umat Tuhan seharusnya mengenali suara Tuhan. Para nabi dipanggil untuk membantu memperlengkapi umat Tuhan agar dapat mengenali suaraNya.
Di sinilah kita harus mulai sekarang – bukan hanya tahu apa yang telah dikatakan oleh Tuhan, tetapi juga tahu apa yang sedang Dia katakan. Matius 4:4 berkata, 'Tetapi Yesus menjawab: "Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah."' Di dalam Alkitab berbahasa Inggris, kata “keluar” disebutkan dalam bentuk present tense, bukan past tense. NamaNya bukanlah “I was” atau “I will be”, melainkan “I am”. Jika kita tidak mengenal Dia saat ini, kita tidak benar-benar mengenal Dia. Dia bukan lagi Yesus dari Nazaret, tetapi Tuhan yang telah bangkit dan bertahta di atas segala tahta. Memang penting untuk mengetahui tentang hidupNya ketika ada di bumi dan apa yang telah Dia lakukan bagi kita, tetapi hubungan kita dengan Dia harus merupakan hubungan masa kini. Oleh karena itu Alkitab tidak pernah dimaksudkan sebagai pengganti dari nubuatan atau kemampuanNya untuk berbicara kepada umatNya pada saat ini.
Kita akan belajar lebih dalam tentang dasar-dasar bahasa spiritual dengan cara yang membuat kita lebih mengerti seberapa banyak Tuhan telah berbicara kepada kita tetapi kita tidak menyadarinya, sehingga hubungan kita dengan Dia bisa semakin mantap. Kualitas suatu hubungan ditentukan oleh kualitas komunikasi, dan tentu saja kualitas pengertian di antara kita. Karena itu kualitas hubungan kita dengan Tuhan akan didasarkan pada komunikasi di antara kita.
Kalau engkau diajar bahwa Tuhan tidak lagi berbicara kepada kita melalui nubuatan atau cara lain, coba renungkan hal ini: Hubungan macam apa yang terjadi ketika pada hari pernikahan mempelai pria memberi mempelai wanita sebuah buku yang telah dia tulis sehingga dia tidak perlu lagi berbicara kepadanya? Kita tidak ingin mengecilkan arti Alkitab, dan kita mengakui bahwa Alkitab telah diberikan kepada kita untuk membangun suatu doktrin, tetapi itu bukanlah dipakai untuk menggantikan hubungan yang hidup dengan Tuhan - semua hubungan dibangun berdasarkan komunikasi. Nubuatan pun tidak dimaksudkan sebagai pengganti Alkitab. Kita perlu keduanya, karena itulah Dia memberi keduanya. Jika kita hanya memiliki salah satu, maka kita seperti orang yang timpang.
Bagian-8
Kalau kita membaca kisah-kisah dalam Alkitab, Tuhan seringkali berbicara bukan dengan bahasa manusia, melainkan dengan bahasa spiritual, yaitu melalui penglihatan, mimpi, dan simbolisme. Mengapa? Karena bahasaNya lebih dari sekedar menyatakan suatu konsep – bahasaNya berbicara kepada hati dan jiwa, bukan hanya pikiran. Itu dinyatakan oleh Tuhan Yesus dalam Yohanes 6:63, ‘Perkataan-perkataan yang Kukatakan kepadamu adalah roh dan hidup’. Bagi pelayanan profetik, mengerti karakteristik dan tujuan suatu pesan merupakan hal yang dasar. Dalam bahasa manusia, kata-kata bisa lebih dari sekedar apa yang dinyatakan.
Misalnya dalam Galatia 4 disebutkan bahwa Sarah dan Hagar mewakili dua Perjanjian, yaitu Lama dan Baru. Mereka adalah tokoh penting dalam Alkitab, tetapi siapa yang mengira bahwa perjalanan hidup mereka bisa begitu punya arti? Tetapi kita harus melihat hal ini agar mengerti tujuan dari kisah mereka dalam Alkitab. Tuhan bukan hanya memberikan suatu pertunjukan tentang kisah hidup mereka, melainkan berusaha untuk menyampaikan suatu pesan. Jika kehidupan kedua wanita ini bisa memberikan arti yang begitu luas, bukankah kita harus juga belajar tentang hal-hal lain dalam Alkitab yang mempunyai arti lebih dalam dari yang kita perkirakan sebelumnya?
Orang berkata bahwa “sebuah lukisan bisa berbicara lebih dari ribuan kata”. Jon Amos Comenius adalah orang pertama yang memakai ilustrasi dalam buku untuk tujuan ini. Hal itulah yang menjadi alasan mengapa Tuhan memakai begitu banyak gambaran dalam bahasaNya – bahasa Spiritual. Karena itu kita melihat Dia memakai banyak simbolisme dalam tabernakel Musa untuk menyatakan kebenaran spiritual tentang sifat gereja – yaitu tempat kediamanNya. Kita melihat bahwa pakaian para imam mengandung simbolesme luar biasa yang menubuatkan tentang Yesus – Imam Besar Tuhan yang sebenarnya. Ketika engkau mulai mengerti bahasa Spiritual, Alkitab akan menjadi terbuka dengan jelas dan pernyataan Yesus pun akan kita mengerti ketika Dia berkata dalam Matius 11:13, ‘Sebab semua nabi dan kitab Taurat bernubuat hingga tampilnya Yohanes’. Hukum Musa penuh dengan nubuatan tentang Mesias yang akan datang, yaitu Yesus, bahkan tentang gereja dan jaman gereja, dan semuanya telah digenapi dengan ketepatan yang luar biasa. Kebanyakan dari nubuatan ini tidak dalam bentuk kata-kata hukum, melainkan dalam simbolisme tentang tempat kediaman Tuhan, yaitu tabernakel dan ritualnya. Ada alasan tertentu mengapa Tuhan memberikan kepada Musa semua hal secara mendetil sampai kepada ukuran dan benda-benda apa yang ada di dalam tabernakel. Itu semua adalah nubuatan.
Bahkan ada lapisan pewahyuan yang lebih dalam di dalam Firman yang tertulis. Ketika kita memperhatikan nama-nama orang atau tempat di mana terjadi suatu kejadian, sangat mengherankan bahwa hal-hal itupun merupakan bagian dari pesan Tuhan. Misalnya, jika kita mengerti nama anak-anak Yakub, yang merupakan bapa dari keduabelas suku Israel, kemudian menghubungkannya dengan urutan kelahiran mereka, dan nubuatan yang diberikan pada mereka oleh Yakub dan Musa, maka kita akan melihat suatu garis besar sejarah gereja yang akurat dan luar biasa. Dalam 1 Korintus 10 ditulis bahwa segala sesuatu yang ditulis tentang Israel adalah untuk keperluan kita yang saat ini sedang menghadapi akhir jaman. Untuk mengerti hal ini dan tujuan Tuhan yang sempurna di jaman ini, kita perlu mengerti Israel spiritual maupun natural.
1 Korintus 2:10 mengatakan, ‘Karena kepada kita Allah telah menyatakannya oleh Roh, sebab Roh menyelidiki segala sesuatu, bahkan hal-hal yang tersembunyi dalam diri Allah’. Tidak seorang pun yang benar-benar dipimpin oleh Roh akan menjadi orang yang dangkal, dan yang paling penting adalah bahwa kita perlu memiliki hubungan yang lebih dalam dengan Tuhan. Tujuan kita bukanlah hanya mendengarkan firrman Tuhan, melainkan mendengar Firman Itu Sendiri. Diperlukan lebih dari pengenalan kita akan Dia, karena Dia menghendaki hubungan dengan kita.
Disadur bebas oleh Iskak Hutomo


Tidak ada komentar:

Posting Komentar