Rabu, 28 Juli 2010

Artikel

Publikasi Artikel Pemberdaya-Diri------Home
Artikel yang tercantum belum semuanya siap dalam format baca. Kalau Anda membutuhkan artikel yang belum siap, silahkan meng-sms kami untuk kami siapkan. Pilih artikel sesuai dengan panggilan dan destiny Anda. Kalau ada kesulitan, silahkan menghubungi kami.

APO-Apostolik---------------CD-Panggilan & Destiny-------CH-Gereja---------
CRO
-Chronicle------------- -EMP-Pemberdayaan-----------TE-Pengajaran
MSG-Pesan tahun-2010------MO-Gerakan -------------------PRO-Profetis
PC-Bimbingan Gembala------WC-Pengubah Dunia----------LEA-Kepemimpinan
SF-Fondasi Kokoh-----------GS-Masyarakat Besar
OL-Memenangkan Kehidupan
PW-Doa/Penyembahan/PeperanganRohani

Today a reader - tomorrow a leader - W. Fusselman
Anda yang memerlukan artikel, atau penjelasan lebih lanjut tentang isi artikel, silahkan menghubungi/memberitahu kami.

GEREJA YANG RELEVAN

Allah telah memberi mandat kepada gereja untuk menjangkau dunia dengan kuasa dan kasih-Nya. Oleh karena itu kita harus tetap relevan dalam menjangkau generasi yang sekarang ada.
Saya ingin membagikan sesuatu yang profetis, yang saya terima dari Tuhan. Agar tetap relevan ada dua hal rohani penting yang kita perlu bicarakan. Ini tidak ada kaitannya dengan bagaimana kelihatan dari luar dan sarana apa yang kita pakai untuk memberitakan Injil. Ini menyentuh nilai inti kita sebagai umat percaya. Satu hal yang harus kita perhatikan ialah saat ini Roh Kudus sedang menyelaraskan dan memfokuskan visi Gereja-Nya. Para pemimpin menyadari bahwa jika Gereja harus bertumbuh dengan sehat, visi kita tidak hanya harus bertumbuh ke dalam, tetapi juga bertumbuh ke luar.
.
Ganti Visi Kalian Yang Tidak Relevan
Gereja yang sehat dan kuat akan berfokus kepada jemaatnya. Gereja akan melakukan pemuridan, pengajaran, penyembuhan, pemulihan dan memperlengkapi umat Allah sebagaimana seharusnya, dengan sudah ada tujuan yang dituju. Maksud membangun Gereja yang kuat itu bukan hanya sekedar mengisi kursi-kursi di dalam gedung dan menjaga agar tetap penuh di setiap hari Minggunya. Tujuan pelayanan Tubuh Kristus itu agar Gereja bisa melangkah untuk menjangkau dunia. Jika kita kehilangan visi ke luar, Gereja akan tidak relevan lagi dengan dunia yang ada di sekitarnya.
Allah sedang menyelaraskan visi kita. Gereja-gereja sedang mengalami perubahan. Perubahan itu diawali dari visi – visi jemaat dan visi pemimpinnya. Tujuannya bukan sekedar mengisi gedung agar penuh. Tujuannya haruslah: Memberi dampak sebanyak mungkin orang-orang yang ada di dalam gedung gereja sehingga bisa menjadi Gereja yang tanpa tembok lagi dan mampu mentransformasikan masyarakat kita, komunitas kita, dan dunia dimana kita berada.
Kita dipanggil Allah untuk diutus. Tetapi tidak seorang pun akan diutus jika kita tidak membuka mata agar bisa melihat adanya kesempatan luar biasa yang ada di depan kita.
.
Memenuhi Kebutuhan Yang Sesungguhnya
Kita akan tetap relevan saat visi kita bergerak keluar. Untuk ini kita perlu bertanya pada diri sendiri beberapa pertanyaan berikut: Apa di setiap kebaktian kita melihat ada orang-orang baru yang diundang oleh kawan-kawannya? Apa ada orang-orang yang menerima keselamatan setiap minggunya? Apa kita telah mengajar dengan tepat dan mendisiplinkan umat percaya baru ini? Apaka jemaat telah dimobilisasi untuk penginjilan dan membagikan iman mereka sebagai bagian gaya-hidup sehari-hari mereka?
Kondisi sekarang ini mudah membuat kita menenggelamkan-diri dalam kesibuka untuk kehidupan sendiri. Pelayanan itu memang tidak selalu mudah dan menyenangkan. Membagikan pesan dari hati Allah, atau menjangkau dan menyentuh kehidupan orang lain dengan kasih Allah, tidak akan selalu terjadi di saat kita sedang ada di hari baik. Akan ada saat dimana kita merasa sendirian dan kesepian. Atau saat ketika merasa tidak ingin berbicara dengan orang lain. Bisa saja di saat-saat seperti itulah Allah ingin memakai Anda untuk memperlebar Kerajaan-Nya di dalam kehidupan orang lain. Untuk relevan, kita harus tetap tinggal dalam keadaan tidak-memiliki-diri (selfless). Semakin kita menenggelamkan ke masalah sendiri, kita akan menjadi semakin kurang-relevan dan kurang-efektif.
Bahkan Yesus punya pengalaman seperti ini. Di Matius 14:10-16 Yesus diberitahu kalau saudara sepupunya, Yohanes Pembaptis, telah dipenggal kepalanya. Setelah mendengar itu Dia pergi ke tempat sepi untuk menyendiri. Tetapi orang banyak mengikuti-Nya. Mereka membutuhkan kesembuhan dan makanan. Yesus bisa saja memilih untuk tetap fokus pada kesedihan dan kebutuhan-Nya sendiri. Tetapi sebaliknya, Dia memindahkan fokus-Nya kepada orang-orang yang ada, yang Allah kirimkan untuk dijangkau. Yesus itu sangat relevan di jaman-Nya. Bukan hanya Dia menyembuhkan yang sakit, tetapi Dia juga memberi makan semua yang lapar. Untuk bisa relevan kita harus menjangkau kebutuhan yang sebenarnya dari mereka yang benar-benar membutuhkan.
.
Tetap Terhubung – Generasi Supra-alami
Untuk relevan, kita tidak bisa keluar dari kuasa Allah. Ada pergerakan besar di Gereja hari ini yang mencoba untuk menghalangi dan bahkan menyingkirkan kuasa Allah yang akan muncul di setiap pertemuan, dengan maksud agar kita tidak menyinggung siapa pun. Tetapi kenyataannya ialah kalau tanpa kuasa Allah siapa pun tidak akan bisa ditransformasikan atau dibawa memasuki tempat yang Allah telah tetapkan bagi mereka. Akan ada pergerakan luarbiasa di seluruh Gereja yang telah dipenuhi dengan pemberitaan dan pengajaran Firman Allah yang kuat, sekaligus yang memberi kebebasan kepada Roh Kudus. Tidak saja jemaat belajar Firman Allah, tetapi mereka berjumpa dan mengalami Allah dengan cara-cara yang supra-alami.
Keadaan yang menyedihkan adalah banyak Gereja yang telah menghambat kuasa Roh Kudus bergerak karena mereka takut ditinggalkan jemaatnya. Apa kita sudah begitu sempurna dan bermartabat sehingga menutup pintu bagi Roh Kudus? Hasilnya, segala hal kelihatan baik hanya di permukaan saja, tetapi di dalamnya, jemaat duduk di pertemuan gereja mingu demi minggu dengan tetap terbelenggu dosa selama bertahun-tahun karena tidak adanya pengurapan dan kuasa untuk mematahkan kuk tersebut.
Jika gereja harus relevan sehingga bisa membangun generasi yang supra-alami, kita harus merangkul semua kerinduan Roh Kudus yang ingin dilkerjakan bagi umat-Nya. Kita harus memberi ruang kepada Roh Kudus untuk bergerak dan melayani kebutuhan mendalam yang ada di kehidupan orang-orang. Generasi sekarang ini mempunyai cara-pikir (midset) yang supra-alami. Lihat saja film-film yang dibuat oleh Hollywood.
Jika kita tidak menemukan kebutuhan ini dengan memasuki aliran supra-alami Allah, kita bisa saja kehilangan satu generasi. Generasi yang lebih muda itu lapar akan hal-hal yang nyata (real). Mereka ingin pengalaman kuasa Allah dalam hidupnya. Ini hanya akan terjadi kalau kita memilih untuk mau tetap relevan, bukan hanya dalam presentasi dan gaya, tetapi dengan mencari keluar dalam visi kita terhadap dunia dan dengan tetap terhubung dengan Sumber kuasa.
Seperti Allah yang bebas bergerak dalam hadirat dan kuasa-Nya, kita akan tetap relevan dalam menjangkau generasi ini bagi Kristus.
Disadur bebas oleh Iskak Hutomo dari
Align Your Vision and Stay Plugged In – Secrets to Remaining Relevant in a Changing World oleh Matt Soger

Senin, 05 Juli 2010

Artikel-Artikel

Publikasi Artikel Pemberdaya-Diri------Home
Artikel yang tercantum belum semuanya siap dalam format baca. Kalau Anda membutuhkan artikel yang belum siap, silahkan meng-sms kami untuk kami siapkan. Pilih artikel sesuai dengan panggilan dan destiny Anda. Kalau ada kesulitan, silahkan menghubungi kami.

APO-Apostolik---------------CD-Panggilan & Destiny-------CH-Gereja---------
CRO
-Chronicle------------- -EMP-Pemberdayaan-----------TE-Pengajaran
MSG-Pesan tahun-2010------MO-Gerakan -------------------PRO-Profetis
PC-Bimbingan Gembala------WC-Pengubah Dunia----------LEA-Kepemimpinan
SF-Fondasi Kokoh-----------GS-Masyarakat Besar
OL-Memenangkan Kehidupan
PW-Doa/Penyembahan/PeperanganRohani

Today a reader - tomorrow a leader - W. Fusselman
Anda yang memerlukan artikel, atau penjelasan lebih lanjut tentang isi artikel, silahkan menghubungi/memberitahu kami.

Siap Menghadapi Akhir Jaman (23)

SIAP – 23-----Home---Artikel
Mazmur 89:15 berkata, “Keadilan dan hukum adalah tumpuan takhta-Mu, kasih dan kesetiaan berjalan di depan-Mu.” (Ing: Kebenaran – righteousness - dan keadilan adalah tumpuan tahtaMu, kebaikan yang penuh kemurahan dan kebenaran – truth - berjalan di depanMu). Kebenaran adalah melakukan apa yang benar di hadapan Tuhan. Keadilan juga ditegakkan dengan standarnya Tuhan. Tetapi kemurahan dan kebenaran berjalan di hadapan Tuhan karena tidak seorang pun benar dan adil di hadapanNya tanpa kemurahanNya. Setelah kemurahan, maka kebenaranNya pun mengikuti.
Kita belajar untuk mengerti kejadian-kejadian di sekitar dari sudut pandang (worldview) yang alkitabiah. Itu karena Firman Tuhan yang tertulis diberikan kepada kita agar kita bisa melihat Dia sebagaimana adanya dan melihat dunia dari sudut pandangNya. Hanya dengan demikian kita bisa menjadi wakil Tuhan yang benar – dan itulah yang merupakan panggilan dasar kita.
Jadi mengapa kita bertemu dengan orang-orang Kristen di seluruh spektrum politik dari yang ekstrim liberal sampai yang ekstrim konservatif jika kita memang membaca Alkitab yang sama? Pertama, dan yang paling menyedihkan, adalah engkau bisa mendapatkan terjemahan Alkitab yang paling sesuai dengan pandanganmu atau agendamu, jadi kita memang tidak membaca Alkitab yang sama. Sebenarnya, tidak banyak yang benar-benar membaca Alkitab untuk mengerti pandangan Tuhan dan menyelaraskannya dengan pandangan mereka. Kita telah belajar bahwa penelitian menunjukkan 65 persen orang Amerika menyatakan diri mereka telah lahir baru tetapi hanya 6 persen yang memiliki pandangan alkitabiah. Mengapa bisa demikian? Kalau kita adalah pengikut Kristus, maka kita adalah murid-muridNya dan seharusnya pengabdian utama kita dalam hidup adalah bisa melihat seperti Dia melihat, berpikir seperti Dia berpikir, dan mengerti dengan hatiNya. Tetapi seperti dikatakan oleh Spurgeon, dia bisa menemukan sepuluh orang yang siap mati untuk Alkitab untuk setiap orang yang mau membacanya. Kelihatannya hal yang sama terjadi saat ini.
Renungkan hal ini. Pada suatu ketika Jurnal utama dari aliran konservatif injili melakukan penelitian tentang artikel-artikel yang dimuat di dalamnya dan menemukan bahwa hanya 1 persen dari artikel-artikel tersebut memuat referensi pada Alkitab! Mereka ini adalah bagian dari tubuh Kristus yang dikenal dengan pengabdiannya terhadap Alkitab. Kejujuran dan keterbukaan mereka tentang hal di atas memang patut dihargai, tetapi kita harus kembali mendasarkan pandangan kita pada kebenaran alkitabiah yang sehat. Alkitab adalah Owner’s Manual dari Tuhan untuk manusia. Kalau kita ingin tahu bagaimana membereskan hal yang tidak benar dengan diri kita, maka kita harus kembali kepada Manual yang diberikan oleh Pembuat kita, yang tahu lebih baik dari siapapun bagaimana kita harus bekerja.
Membaca Alkitab merupakan hal dasar. Tapi ada yang lebih lagi kalau kita ingin berjalan di dalam kebenaranNya. Walaupun kita membaca Alkitab, kalau kita tidak membacanya bersama Roh Kudus, yaitu Roh Kebenaran, kita tidak bisa mengerti dengan benar. Tetapi Dia telah memberikan cara yang sangat sederhana sehingga kita bisa yakin bahwa itulah yang dimaksudkanNya. Membaca Alkitab untuk membuktikan agenda kita sendiri, pandangan kita sendiri, atau prasangka kita sendiri, bukanlah membaca dengan Roh Kebenaran. Dalam Yohanes 7:17-19 Yesus menunjukkan kunci dasar untuk mengerti kebenaran, apakah itu melalui pembacaan Alkitab atau yang lainnya: Barangsiapa mau melakukan kehendak-Nya, ia akan tahu entah ajaran-Ku ini berasal dari Allah, entah Aku berkata-kata dari diri-Ku sendiri. (Yohanes 7:17)
Untuk menangkap kebenaran dalam pengajaran, atau lainnya, dimulai dari suatu fondasi yaitu mau melakukan kehendakNya. Untuk itu, kita harus mau memegang kebenaranNya, tidak perduli apakah itu sesuai dengan agenda kita, pandangan kita saat ini, atau prasangka kita. Karena Firman juga berkata bahwa Tuhan menentang orang yang congkak tetapi mengasihani orang yang rendah hati (Yakobus 4:6), kita harus melakukan pendekatan dengan kerendahan hati, dan itu ditunjukkan melalui sikap mau diajar, bukan melihat dengan pandangan yang sudah kita ketahui.
Banyak orang Kristen mempunyai pandangan tentang hidup dan kejadian-kejadian hari ini yang tidak berasal dari Alkitab dan mereka percaya walaupun tidak selalu benar. Ada orang-orang yang memiliki pandangan lain dari pembacaan Alkitab, bahkan memakai ayat-ayat yang sama untuk membenarkan pandangan mereka. Kita semua telah melihat bahwa orang-orang yang memiliki agenda kuat akan selalu menginterpretasikan segala sesuatu dari apa yang mereka percayai. Bagaimana kita bisa tetap kuat dengan apa yang kita percaya tetapi tetap menjaga kerendahan hati atas apa yang telah diberikan Tuhan kepada kita termasuk kebenaranNya? Kita diberi suatu ujian alkitabiah untuk hal ini dalam ayat berikutnya, yaitu Yohanes 7:18:
Barangsiapa berkata-kata dari dirinya sendiri, ia mencari hormat bagi dirinya sendiri, tetapi barangsiapa mencari hormat bagi Dia yang mengutusnya, ia benar dan tidak ada ketidakbenaran padanya.
Kata Yunani yang diterjemahkan dengan “hormat” dalam ayat di atas juga bisa diterjemahkan dengan arti “dikenal, populer”. Ketika kita bicara untuk hormat atau popularitas sendiri, kita tidak bicara dengan Roh Kebenaran. Roh Kebenaran datang untuk membawa kita kepada Yesus, dan jika Dia membimbing kita, maka itupun akan menjadi motivasi kita – melihat Yesus ditinggikan.
Rasul Paulus menulis dalam 2 Korintus 11:3-4, “Tetapi aku takut, kalau-kalau pikiran kamu disesatkan dari kesetiaan kamu yang sejati kepada Kristus, sama seperti Hawa diperdayakan oleh ular itu dengan kelicikannya.” Semakin kita tinggal dalam kesederhanaan pengabdian kita pada Kristus dan tujuan-tujuanNya, terus memuliakan Dia, dan mau melakukan kehendakNya, tidak mencampuraduk dengan agenda politik, atau warna motivasi lain dengan apa yang kita kerjakan, maka kita akan tahu kebenaran itu dan berjalan di dalamnya.
Kita akan mempelajari masalah-masalah yang sulit tentang kejadian-kejadian hari ini. Jika kita tidak mempunyai fondasi kuat dalam kebenaran alkitabiah, kita akan berbelok dari kebenaran dan keadilan, yang merupakan fondasi dari apa yang dilakukan Tuhan. Kita harus membangun perspektif dan hidup kita pada apa yang dibangun oleh Tuhan, bukan manusia. Jika tidak, kita tidak akan bisa bertahan dari goncangan yang sedang terjadi. Dengan kegelapan yang semakin pekat dan kejahatan yang semakin besar, seperti yang dinubuatkan oleh Alkitab tentang hari-hari ini, kemuliaan Tuhan akan semakin besar atas umatNya seperti dituliskan dalam Yesaya 60 dan ayat-ayat lainnya. Fondasi kemuliaanNya adalah kasihNya. Bagaimana hal ini diterapkan? Teruslah membaca serial ini …
(disadur dengan bebas oleh Iskak Hutomo dari Prepared for the Times oleh Rick Joyner)

Jumat, 25 Juni 2010

Siap Menghadapi Akhir Jaman (22)

SIAP-22-----Home---Artikel
Sikap pasif umat Tuhan merupakan pintu besar yang terbuka untuk terjadinya tirani. Kalau kita adalah orang Kristen, kita memiliki mandat dari Tuhan untuk menjadi terang dan garam di mana pun Tuhan menempatkan kita. Amerika telah meluncur turun ke arah tirani selama beberapa dasawarsa, tetapi kecepatannya sekarang semakin besar. Namun keadaan ini masih bisa dihentikan bahkan dibalikkan jika umat Tuhan bangun dan mau terlibat dalam pembalikan arah destini yang ditetapkan Tuhan bagi bangsa ini. Jika umat Tuhan bangun dan terlibat, kita bukan saja mampu menghindari jurang yang semakin dekat dan berbahaya, tetapi masa depan kita akan menjadi yang terbaik bagi kita.
Ada banyak contoh dalam sejarah di mana bangsa-bangsa yang jatuh dalam kehancuran paling dalam mengalami kebangkitan lagi dan naik ke tingkat spiritual paling tinggi ketika kebangunan rohani dinyalakan. Gerakan-gerakan seperti “Tea Party Movement” membuktikan bahwa banyak orang sedang bangun dan mempunyai tekad cukup kuat untuk membalikkan bangsa ini kembali ke akarnya, kekuatannya, dan sumber hidupnya. Tetapi masih ada satu elemen yang kurang – kepemimpinan yang jelas dan punya kemampuan.
Kepemimpinan yang jahat atau tidak matang merupakan penghakiman Tuhan atas bangsa-bangsa yang jatuh dalam penyelewengan dan pesta pora berlebihan seperti dikatakan dalam Yesaya 5. Kepemimpinan yang baik, bijaksana, dan punya kemampuan merupakan berkat dari Tuhan. Kita harus berdoa bagi para pemimpin kita, seperti yang Tuhan perintahkan, dan kita perlu berdoa bagi kepemimpinan yang benar. Oleh karena itu kita harus melihat kejahatan dan ketidakmampuan banyak orang yang duduk dalam otoritas di seluruh dunia sebagai penghakiman. Prioritas pertama kita haruslah berbalik kepada Tuhan, bukan hanya mencari pemimpin yang baik. 2 Tawarikh 7:14 berkata, “dan umat-Ku, yang atasnya nama-Ku disebut, merendahkan diri, berdoa dan mencari wajah-Ku, lalu berbalik dari jalan-jalannya yang jahat, maka Aku akan mendengar dari sorga dan mengampuni dosa mereka, serta memulihkan negeri mereka.” Kita lihat dalam ayat di atas bahwa pemulihan negeri dimulai dengan umat Tuhan yang: 1) merendahkan diri 2) berdoa 3) mencari wajah Tuhan, dan 4) berbalik dari jalan yang jahat. Mungkinkah yang terjadi sekarang ini adalah seperti kisah Yunus, yaitu badai itu datang ke atas kapal kita bukan karena orang fasik, melainkan karena nabi yang memberontak? Seperti orang-orang fasik yang harus membangunkan Yunus dan meyakinkan dia untuk berseru kepada Tuhannya, demikian juga banyak orang-orang yang belum percaya Tuhan melakukan hal yang sama hari ini. Solusi dari setiap masalah yang timbul sudah di luar kemampuan manusia, dan orang-orang ini mulai menangkapnya.
Sebagai suara profetik yang mewakili Tuhan bagi bangsa-bangsa dan berfungsi sebagai terang dan garam, kita mempunyai tanggungjawab untuk menyuarakan kesalahan yang telah dilakukan oleh para pemimpin dan rakyat. Kita juga harus selalu merendahkan diri, dan melihat diri sendiri, bertobat atas segala dosa yang telah kita lakukan terlebih dulu. Itu tidak berarti bahwa kita tidak boleh bersuara sampai kita sempurna terlebih dulu, karena jika demikian kita tidak akan pernah bersuara. Tetapi, ketika kita bersuara setelah merendahkan diri, kata-kata yang kita ucapkan tidak akan bernada pembenaran diri, melainkan suatu seruan yang diurapi, dari Tuhan untuk menyelamatkan mereka yang Dia kasihi, yaitu setiap orang. Karena itu kita dinasehati dalam 1 Petrus 4:17, “Karena sekarang telah tiba saatnya penghakiman dimulai, dan pada rumah Allah sendiri yang harus pertama-tama dihakimi.”
Ada banyak jenis penghakiman di dalam Alkitab – satu adalah kutuk, dan satu lagi adalah penghancuran, tetapi yang lainnya adalah pendisiplinan dari Tuhan. Ibrani 12 berkata bahwa Tuhan mendisiplin orang-orang yang dikasihiNya. Oleh karena itu penghakiman Tuhan yang membuat kita menderita itu merupakan pendisiplinan, yaitu agar kita berbalik dari jalan yang akan membawa kita pada kehancuran. Penghakiman ini harus dimulai dengan umatNya sendiri karena Dia tidak dapat menghakimi bangsa-bangsa jika umatNya sendiri melakukan hal yang sama.
Kita harus ingat bahwa cara untuk memulihkan negeri kita dimulai dengan umat Tuhan yang merendahkan diri. Deklarasi kita melawan kejahatan-kejahatan yang dilakukan oleh para pemimpin kita atau rakyatnya tidak boleh keluar dalam bentuk kemarahan, melainkan seruan yang diwarnai oleh kerendahan hati. Kita harus selalu ingat bahwa, “Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati” (Yakobus 4:6)
Satu-satunya cara keluar dari masalah yang kita hadapi adalah dengan anugerah Tuhan. Jadi kita harus terus menjaga agar selalu rendah hati. Itu tidak berarti bahwa kita menjadi lemah atau bersikap kompromis dalam deklarasi dan tantangan kita, tetapi kita berdiri teguh berseru kepada Tuhan, lebih dari kepada manusia. Hanya dengan demikian kita bisa berharap benar-benar berkemenangan seperti kata Yesus dalam Matius 12:28, “Tetapi jika Aku mengusir setan dengan kuasa Roh Allah, maka sesungguhnya Kerajaan Allah sudah datang kepadamu.” Kalau kita mau mengusir setan keluar, kita harus tinggal di dalam Tuhan dan menyuarakan Roh Tuhan. Roh Tuhan selalu dikenali melalui buah-buah Roh yang meliputi, “kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri.” (Galatia 5:22-23)
(disadur dengan bebas oleh Iskak Hutomo dari Prepared for the Times oleh Rick Joyner)

Rabu, 16 Juni 2010

Siap Menghadapi Akhir Jaman (20 & 21)

Bagian-20-----Home---Artikel
Dari nubuatan Alkitab kita tahu bahwa pada akhir jaman ini akan datang suatu masa penderitaan yang tidak pernah ada sebelumnya. Pada saat yang sama kita akan melihat bahwa bagi umat Tuhan masa ini merupakan masa di mana kemuliaan Tuhan turun atas mereka (Yesaya 60:1-5). Akibat yang tertulis dalam ayat 3-5 adalah bahwa bangsa-bangsa di dunia akan datang kepada umat Tuhan karena terang mereka. Terang itu menang! Dari ayat-ayat ini kita bisa menyimpulkan bahwa masa itu memang penuh dengan masalah, tetapi umat Tuhan akan menang. Seperti yang diajarkan bahwa Tuhan selalu membawa umatNya pada kemenangan, kita pun bisa berharap bahwa pada akhirnya umatNya akan berkemenangan (2 Korintus 2:14). Kita tidak boleh melupakan hal ini.
Goncangan yang sekarang datang ke atas dunia adalah untuk tujuan yang sama ketika penghakiman Tuhan turun atas Mesir – yaitu untuk memerdekakan umat Tuhan dan menghakimi allah-allah lain di dunia ini. Allah bukanlah sesuatu di mana engkau membungkuk memberi hormat, atau melakukan ritual untuk memenuhi tuntutannya, dan engkau meletakkan rasa percayamu kepda dia, bukan kepada Tuhan yang hidup. Semua ini akan digoncang sehingga tinggal tetapm apa yang tidak bisa tergoncang, yaitu kerajaan Tuhan, akan dinyatakan sebagai satu-satunya hal yang bisa dipercaya.
Kita tahu bahwa mengerti ekonomi sangat penting pada akhir jaman ini karena “tanda binatang” itu adalah tanda ekonomi, yang menentukan apakah kita bisa “membeli, menjual, atau berdagang” dalam sistem dunia. Mempunyai tanda binatang bukanlah dosa tetapi itu merupakan tanda adanya dosa, yaitu dosa menyembah binatang itu. Kita harus mengerti binatang ini, dan kita harus membangun hidup kita pada ekonomi lain – yaitu ekonomi kerajaan Tuhan yang akan datang.
Seperti pernah kita bicarakan, tidak ada peta yang berguna kecuali kita tahu ke mana kita akan pergi, dan di mana posisi kita pada peta itu sekarang ini. Ilmu ekonomi akan menjadi penting pada akhirnya, dan tanda binatang itu adalah tanda ekonomi karena kedua hal ini memang berkaitan dengan masalah-masalah utama hati manusia. Uang tidaklah jahat, tetapi 1 Timotius 6:10 berkata bahwa “akar segala kejahatan ialah cinta uang.” Terjemahan yang lebih bebas dari ayat tersebut adalah, “cinta akan uang bisa ditemukan di akar semua kejahatan”. Ini karena uang bisa menjadi berhala utama hati manusia. Berhala bukan hanya sesuatu yang kita sembah, tetapi yang kita percaya, bukannya Tuhan.
Ilmu ekonomi juga berkaitan dengan transaksi dasar manusia, dan mungkin merupakan barometer paling jelas dari hati manusia, yang menyingkapkan tentang bagaimana kita memperlakukan orang lain. Kita hanya akan membicarakan hal ini sejauh yang diperlukan untuk mengerti sebagian dari kekuatan-kekuatan dan kejadian-kejadian penting di dunia hari-hari ini. Akan tetapi, prinsip-prinsip yang kita pelajari dengan melakukan hal ini bisa berguna untuk mengevaluasi hal-hal lain yang juga sedang terjadi.
Mereka yang mempunyai banyak pengalaman dengan pelayanan pelepasan akan dengan cepat menemukan bahwa kebanyakan tekanan demonik masuk melalui trauma atau hal seperti itu. Hal yang sama juga terjadi dalam sejarah. Banyak gerbang neraka terbuka bagi masuknya kekuatan demonik ke dalam masyarakat dan kebudayaan melalui krisis dan trauma kebudayaan. Itulah sebabnya mengapa mengerti krisis ekonomi yang terjadi saat ini menjadi penting. Karena itu akan menjadi pintu terbuka bagi kejahatan-kejahatan besar yang akan datang ke bumi.
Seperti telah kita bicarakan secara singkat, ekonomi Amerika dibangun dari berbagai macam faktor, tetapi mesin pertumbuhan terletak pada usaha-usaha kecil. Usaha-usaha kecil ini sekarang membangun 50 persen kekuatan ekonomi Amerika, tetapi menyediakan lapangan kerja baru sebesar 70 sampai 80 persen. Kebanyakan dari usaha kecil ini adalah usaha keluarga, dan merupakan pilar serta fondasi ekonomi nasional. Kebanyakan inovasi-inovasi besar yang telah mendorong lahirnya dan tumbuhnya industri diawali dari individu-individu, kelompok-kelompok kecil, dan usaha-usaha kecil. Suatu dinamika yang kreatif bisa kita temukan pada kelompok-kelompok kecil ini yang jarang kita dapatkan pada perusahaan-perusahaan besar yang birokratis.
Walaupun bisnis-bisnis besar masih mewakili setengah dari perekonomian kita, pada awalnya mereka adalah usaha-usaha kecil. Agar ekonomi kita tetap kuat dan sehat, kita harus menjaga agar usaha-usaha kecil ini penuh dengan entreprenur dan orang-orang yang punya inisiatif. Tanpa mereka ekonomi kita bisa ambruk karena tidak ada pembaruan yang terjadi di pasar. Kelihatannya baik pemerintah maupun partai politik tidak benar-benar mengerti hal ini. Mereka yang menganggap dirinya pro-bisnis pun hanya berpihak pada bisnis besar dalam kebijakannya dan hanya melakukan sedikit hal untuk mempromosikan usaha-usaha kecil. Sekarang ini kita mempunyai pemerintah yang memusuhi bisnis dan memaksakan kebijakan serta program yang justru akan menghancurkan kehidupan yang vital bagi setiap bisnis – yaitu inisiatif.
Inilah yang menjadi penyebab mengapa ekonomi Marxis yang terpusat itu tidak pernah berhasil – karena organisasi birokratis yang besar mempersulit orang-orang maupun ide-ide yang kreatif dan inovatif - sehingga pada akhirnya akan menjadi kering.

Bagian – 21
Para presiden, baik dari partai Demokrat maupun Republik, anggota DPR, orang-orang pemerintahan, dan media kelihatannya tidak sadar akan fakta bahwa usaha-usaha kecil merupakan mesin ekonomi Amerika, dan dari situlah sebenarnya muncul kesejahteraan dan pertumbuhan ekonomi dunia. Dalam buku Marc Nuttle yang luar biasa, Moment of Truth, dia menulis salah satu pandangan paling penting yang pernah diucapkan oleh seorang pemimpin Cina. David Aikman, koresponden majalah Time, mewawancarai kepala negara Cina Komunis, Jiang Zemin, pada tahun 2002, dan bertanya apa yang Zemin pernah inginkan untuk masa depan Cina. Jawabannya sangat mengejutkan Aikman maupun dunia ketika dia berkata: ‘Saya ingin negara saya menjadi negara Kristen.’
Ketika ditanya mengapa, jawaban Zemin merupakan suatu penyingkapan yang luar biasa. Dia menjelaskan bahwa sebuah kelompok sarjana Cina telah menghabiskan waktu duapuluh tahun untuk menyelidiki mengapa bangsa Cina terus ketinggalan dari bangsa Barat dalam bidang pengetahuan, industri dan kebudayaan. Setelah mempertimbangkan setiap kemungkinan, mereka menyimpulkan bahwa warisan agama dari orang-orang Barat inilah yang memungkinkan mereka mencapai kemajuan seperti itu. Pernyataan kelompok Cina ini sebagai berikut: ‘Salah satu tugas yang diberikan kepada kami ialah untuk memperhatikan apa yang membuat berhasil, atau keunggulan orang Barat, di seluruh dunia. Kami mempelajari apa yang bisa kami pelajari, baik dari sudut pandang sejarah, politik, ekonomi, maupun kebudayaan. Pertama-tama, kami mengira karena kekuatan militer. Kemudian kami mengira karena sistem politiknya bagus. Berikutnya, kami fokus ke sistem ekonomi. Tetapi selama duapuluh tahun terakhir, kami sadar bahwa inti dari budaya anda adalah agama anda, yaitu Kekristenan. Inilah yang membuat orang Barat kuat. Fondasi moral Kristen kehidupan sosial maupun budaya itulah yang memungkinkan munculnya kapitalisme, dan kemudian transisi yang berhasil dari politik demokrasi. Kita sangat yakin akan hal ini. (Dikutip dari Jesus in Beijing: How Cristianity is Changing the Global Balance of Power, by David Aikman).
Dengan memberi kebebasan ekonomi lebih dan lebih lagi, Cina telah mulai memakai kekuatan ekonomi yang memberikan kebebasan sederhana ini. Tetapi, sebagaimana dimengerti oleh Zemin, bukan hanya kebebasan ekonomi yang membuat Amerika dan negara barat menduduki posisi tinggi – melainkan worldview yang alkitabiah. Ada tujuan di balik kemakmuran. Tetapi, di dalam ekonomi terbesar yang pernah berkembang ini, hal paling mendasar itu sekarang sedang terkikis. Di depan para pemimpin dua negara komunis besar yang terkejut dengan perkembangan ini, Amerika yang pernah memimpin perkembangan ekonomi paling kuat dalam sejarah, sekarang sedang membuang worldview alkitabiah mereka yang justru sekarang sedang dipeluk oleh negara-negara komunis itu. Saya telah menubuatkan hal ini dalam buku yang saya tulis pada tahun 1988, The Harvest, tetapi saya mengakui bahwa melihat hal itu terjadi masih membuat saya terkejut.
Kita telah membicarakan tentang usaha kecil yang bisa menciptakan lebih dari 70 persen pekerjaan baru di Amerika, dan kebanyakan usaha itu merupakan usaha keluarga. Dorongan yang paling kuat dari usaha ini adalah keluarga, dan keluarga dipersatukan oleh iman. Hal-hal tersebut telah tererosi di Amerika, demikian juga infrastruktur dasar yang bisa menopang kekuatan dan kemakmuran Amerika yang berkelanjutan.
Kadang-kadang Alkitab membuat perbedaan antara kekayaan dan harta. Harta biasanya datang dengan mudah dan cepat, dan menghilang dengan mudah dan cepat pula. Tetapi kekayaan adalah hasil dari perencanaan yang baik, kesetiaan, kesabaran, dan ketekunan. Kekayaan datang lebih pelan dan lebih sulit tetapi akan bertahan melewati beberapa generasi dan biasanya berlipatganda apabila prinsip yang sama dengan saat diciptakan dilanjutkan. Kekayaan itu lebih dari sekedar neraca pembayaran atau uang di rekening – dia adalah sumber-sumber yang dikumpulkan untuk suatu tujuan. Sumber ini biasanya diusahakan bersama oleh suatu keluarga atau beberapa keluarga.
Demikian juga Amerika membangun suatu kekayaan karena dorongan suatu tujuan. Hal ini memang tidak berlaku untuk semuanya, tetapi berlaku bagi inti Amerika. Tujuan-tujuan itu tetap ada karena moralitas dan nilai-nilai yang dijaga oleh mayoritas orang. Tetapi elemen-elemen yang paling berbahaya masuk ke dalam kebudayaan Amerika ketika mayoritas ini menjadi “mayoritas tak bersuara”. Karl Marx mengajar bahwa minoritas kecil yang bergairah akan mengendalikan mayoritas yang pasif. Demikianlah cara Amerika hari ini dikuasai oleh kekuatan-kekuatan yang berlawanan dengan segala sesuatu yang telah membangun Amerika menjadi bangsa yang besar dan kuat.
Titik puncak sejarah biasanya dilewati melalui minoritas kecil yang aktif. Sekarang, lebih dari setengah abad, minoritas kecil dengan suara keras telah mendikte arah tujuan Amerika. Si mayoritas yang berjumlah besar dan bisa membalikkan arah, menjadi semakin pasif. Tanpa adanya dering jam pembangun tidur, spiral menurun yang menuju kontrol terpusat akan lebih sulit dibalikkan. Memang belum sampai ke arah sana, dan kelihatannya akan ada kebangunan yang dahsyat atas ancaman ini. Keadaan ini seperti tumpahan minyak di Gulf Coast, di mana selalu ditemukan situasi yang lebih buruk dari yang kita perkirakan. Mungkin sekarang ini merupakan waktu yang sangat berbeda, di mana begitu banyak warga negara membaca Konstitusi, Pernyataan Hak-hak Manusia, mempelajari sejarah nasional, bahkan membaca RUU. Ini merupakan fondasi suatu pengharapan.
(disadur dengan bebas oleh Iskak Hutomo dari Prepared for the Times oleh Rick Joyner)

Sabtu, 05 Juni 2010

Siap Menghadapi Akhir Jaman (18 & 19)

Bagian-18-----Home---Artikel
ANTIKRIS MUNCUL KARENA AMBRUKNYA EKONOMI DUNIA

Dalam pemilihan umum terakhir ini saya diminta untuk berbicara dengan salah seorang calon presiden selama satu jam. Saya setuju dengan calon ini dalam banyak hal, terutama masalah-masalah sosial, dan saya senang bahwa itu menjadi alasan-alasan utama yang mendorong dia untuk mencalonkan diri sebagai presiden. Saya ingin melihat dia menang, tetapi Tuhan telah menunjukkan bahwa masalah utama dalam pemilu kali ini adalah masalah ekonomi, bukan masalah sosial yang begitu penting bagi dia. Saya menghabiskan waktu seluruh jam untuk meyakinkan dia tentang hal ini. Saya juga berusaha membuat dia mengerti tentang tanda-tanda yang sedang terjadi dalam ekonomi kita, krisis subprime yang sedang membayang, dan mewaspadai serta mencari tahu mengapa Bank Sentral berhenti mencetak laporan uang beredar (M1) yang biasa dilakukan setiap minggu. Calon presiden ini memang tidak tertarik atau tidak mengerti apa yang saya bicarakan.
Saya sangat menghargai semangat banyak orang Kristen tentang masalah sosial yang krusial di jaman kita ini seperti hak untuk hidup, dan nilai-nilai keluarga. Tetapi kalau ekonomi kita ambruk dengan cara seperti yang bisa diperkirakan, hal-hal tersebut tidak akan menjadi masalah utama. Cara sederhana untuk bertahan di tengah-tengah kekacauan yang tak terbayangkan dan situasi anarkis akan menjadi masalah yang utama.
Saya tidak tahu apakah calon presiden ini bisa menjadi presiden sekarang seandainya dia memperhatikan peringatan-peringatan yang saya kemukakan. Tetapi, setelah krisis ekonomi itu terbuka, ekonomi memang merupakan isu terbesar dalam pemilu, dan itu merupakan alasan utama mengapa Presiden Obama dipilih, walaupun saya merasa Pemerintahan Obama juga tidak mengerti ekonomi, setidaknya ekonomi Amerika. Kalau mereka mengerti, mereka tidak akan terus mengusulkan dan mengimplementasikan kebijakan-kebijakan serta membuat pernyataan-pernyataan yang sangat merusak prospek pemulihan ekonomi.
Banyak teman saya berkata bahwa Pemerintahan Obama memang sengaja merusak kekuatan ekonomi Amerika, setidaknya membawa turun dari posisi superpower, serta membuatnya setara dengan negara-negara lain. Sebagian bahkan percaya bahwa memang ada tujuan untuk mengimplementasikan ekonomi Marxis dan kontrol atas Amerika. Saya mengakui bahwa ada banyak bukti yang mengindikasikan hal ini, tetapi secara pribadi saya tidak berpikir bahwa ada kesengajaan untuk menghancurkan kekuatan Amerika. Saya benar-benar yakin bahwa hal itu dilakukan, sengaja atau tidak, karena adanya ketidakmengertian.
Saya bukannya tidak percaya bahwa Presiden Obama mempunyai pengaruh Marxis dalam hidupnya atau dalam Pemerintahannya. Ada banyak. Saya pernah belajar Marxisme cukup dalam, dan banyak strategi dan kebijakan dasar yang diikuti oleh Pemerintahan Obama memang benar-benar Marxis, baik mereka sadari atau tidak. Orang bisa diajar banyak hal dan tidak mengetahui sumber yang sebenarnya, walaupun banyak dalam Pemerintahan Obama, terutama sebagian besar para czar yang ditunjuk langsung jelas tahu bahwa sumber filosofi mereka adalah Marxisme.
Presiden Obama juga bisa seorang Marxis yang percaya bahwa dia sedang melakukan hal terbaik bagi Amerika. Saya rasa itu tidak benar, tetapi bisa saja dia percaya dan mengira hal itu adalah yang terbaik. Tetapi itu adalah hal yang salah. Presiden Vladimir Putin pernah mengingatkan dalam pertemuan mereka bahwa Presiden Obama tidak menangkap pesan yang jelas dalam sejarah – bahwa Marxisme tidak bisa jalan. Marxisme tidak pernah dan tidak akan pernah berhasil. Itu merupakan kebodohan ekonomi. Paham ini justru akan membuat miskin setiap bangsa yang mengimplementasikannya. Ini merupakan kasus utama dari definisi Einstein tentang kegilaan – melakukan hal yang sama berulang-ulang dan mengharapkan hasil yang berbeda.
Seperti pernah saya katakan, jika engkau tidak mengubah arah, engkau akan sampai ke mana engkau menuju. Kalau kita tidak segera mengubah arah kita, ekonomi Amerika akan meledak ke dalam. Itu tidak perlu terjadi, tetapi akan terjadi. Perbaikan-perbaikan yang sekarang dilakukan oleh pemerintah bisa digambarkan sebagai pertolongan yang dilakukan terhadap pasien dengan memakai lintah untuk membuat pendarahan sehingga darah kotornya bisa dikeluarkan. Dalam kondisi lemah, pendarahan itu bodoh dan bisa membunuh pasien. Ekonomi Amerika adalah pasien yang sangat sakit sekarang ini, demikian juga ekonomi dunia. Dengan beberapa pengecualian, ekonomi dunia sedang dalam kondisi seburuk Amerika.
Banyak ahli-ahli dan guru-guru Alkitab percaya bahwa ambruknya ekonomi dunia akan mendahului munculnya antikris yang kelihatannya mempunyai jawaban bagi masalah besar yang sedang dihadapi. Kalau memang benar demikian, dan ini adalah destini, bagaimana kita mempersiapkan diri? Kalau tidak, dan kita membiarkan hal itu terjadi karena kita tidak melakukan apa-apa, maka kita telah gagal dalam tujuan kita dengan cara paling dasar untuk menjadi terang dan garam bagi dunia.
Bahkan kalaupun ambruknya ekonomi dunia merupakan destini, yang kelihatan semakin lama semakin jelas, kita mempunyai kewajiban untuk terlibat dan menolak serangan musuh sebisa mungkin. Dalam Daniel 11:31 yang berbicara tentang menegakkan “kekejian yang membinasakan”, ayat berikutnya berkata, “tetapi umat yang mengenal Allahnya akan tetap kuat dan akan bertindak” (Daniel 11:32). Mereka yang mengenal Tuhan adalah orang yang bertindak dan menunjukkan kekuatan di dalam kegelapan yang paling pekat sekalipun. Itu adalah destinimu.

SIAP – 19-----Home---Artikel
AWAS: IMAN YANG SALAH MEMBINASAKAN!

Selama lebih dari setengah abad ada suatu aliran kuat yang menyapu seluruh permukaan dunia yaitu pengajaran tentang iman. Hal ini terjadi karena pada hari-hari yang akan datang kita memang membutuhkan iman lebih kuat lagi. Sebagian orang selalu melakukan secara ekstrim apa yang dikatakan Tuhan, dan itu juga terjadi dengan pengajaran tentang iman. Petrus menulis dalam 2 Petrus 3:16 bahwa mereka yang tidak teguh imannya dan kurang mengerti justru memutarbalikkan Firman dan pada akhirnya membinasakan diri mereka sendiri. Sebagian orang mengajarkan pengajaran iman sedemikian ekstrim sehingga mereka tidak bisa mendengar firman nubuatan yang mereka anggap negatif atau yang memprediksi datangnya masalah karena sifatnya “negatif”. Tentu saja hal ini merupakan penolakan 75 persen nubuatan yang alkitabiah, termasuk yang diberikan oleh Yesus Sendiri, yang sebenarnya lebih dari seorang nabi. Nubuatan-nubuatan ini bukanlah diberikan untuk menakut-nakuti kita, melainkan agar kita siap, sehingga kita berkemenangan dan menjadi saksi Tuhan dalam kerajaanNya yang tak tergoncangkan.
Khayalan yang menganggap bahwa nubuatan negatif tidak berasal dari Tuhan akan membuat mereka yang terikat oleh pengertian ini akan menjadi korban di masa depan. Ini sudah terjadi pada banyak orang. Saya telah mendengar beberapa pengajar iman yang populer berkata bahwa mereka memiliki iman sehingga hal-hal tertentu yang diprediksi tidak akan terjadi. Tetapi hal itu ternyata terjadi. Bukan hanya sekali saya mendengar evaluasi mengapa hal itu terjadi, tetapi itu menunjukkan adanya suatu kemungkinan diskoneksi dengan iman yang sebenarnya, yang alkitabiah. Iman yang benar dibangun melalui mendengarkan Firman Tuhan, baik tentang hal yang menyenangkan maupun yang tidak. Akan tetapi, setiap hal negatif yang akan terjadi akan memudar oleh datangnya hal terbesar yang baik – yaitu datangnya Kerajaan Tuhan. Maksud utama Tuhan bagi semuanya adalah kebaikan, tetapi kita harus memilih untuk mengikuti dan taat kepadaNya.
Selama bertahun-tahun saya memberikan peringatan profetik yang justru berlawanan dengan apa yang dikatakan oleh kebanyakan orang. Walaupun saya sering dituduh mengatakan hal yang tidak saya katakan, saya mempunyai catatan bagus tentang prediksi yang saya katakan. Saya tidak mengatakan hal ini untuk membela diri, tetapi demi kebaikanmu. Kalau engkau mempunyai reputasi sebagai orang yang profetik, engkau akan menjadi sasaran, dan semakin engkau tajam, semakin banyak orang yang mencari-cari kesalahanmu. Walaupun pencari kesalahan memang tidak diutus oleh Tuhan, dan menurut kitab Yudas akan mengalami akhir yang mengerikan, Tuhan memakai mereka untuk memurnikan orang-orang yang akan dipakaiNya untuk menyampaikan pesan. Tetapi kita tidak bisa mengharap bahwa banyak orang akan mengakui suara profetik yang benar sebelum orang itu mati dan tidak menjadi ancaman. Domba-domba Tuhan mengenal suaraNya, dan kalau kita mengucapkan kata-kataNya, umatNya akan mendengar.
Ketika saya mulai bernubuat tentang datangnya masalah ekonomi beberapa tahun sebelum terjadi, teman-teman dekat sayapun berkata bahwa saya seharusnya jangan terlalu negatif. Sebagian bahkan mengambil jarak karena hal ini. Ketika krisis ekonomi itu terjadi, sebagian orang bahkan berkata bahwa kamilah yang mendorong hal itu terjadi dengan nubuatan-nubuatan negatif. Sampai Raja kita datang, kita bisa memaklumi terjadinya hal-hal seperti ini. Tetapi kalau kita tidak menjadi dewasa dengan evaluasi kita mengenai waktu, dan nubuatan, kita akan menjadi semakin kacau. Jika kita terpanggil untuk bernubuat, kita harus memperoleh kepuasan dan perkenanan dari atas, bukan dari manusia, yang seringkali adalah justru orang-orang Kristen. Tahu akan perkenanan Tuhan itu lebih dari cukup. Tetapi kita tidak boleh lupa bahwa kita di sini adalah untuk membantu orang lain – termasuk mereka yang menolak kita. Bukankah itu juga yang pernah dilakukan Yesus?
Yesus berkata dalam Lukas 6:26, “Celakalah kamu, jika semua orang memuji kamu; karena secara demikian juga nenek moyang mereka telah memperlakukan nabi-nabi palsu." Jika yang kita cari adalah perkenan dan penerimaan dari manusia, maka akhirnya kita akan menjadi nabi palsu. Rasul Paulus menulis dalam Galatia 1:10, “Sekiranya aku masih mau mencoba berkenan kepada manusia, maka aku bukanlah hamba Kristus.” Takut akan manusia, atau hidup untuk menyenangkan manusia, akan menimbulkan kompromi pada pelayanan yang benar kepada Tuhan.
Penolakan itu terjadi pada pelayanan profetik manapun. Semakin diurapi dan efektif pelayanmu, semakin engkau mengalami penolakan. Tetapi, seperti salah satu nabi yang mengalami penganiayaan, yaitu Yeremia, kita tidak boleh kehilangan kasih kepada umat Tuhan karena hal itu bisa membuat kita jatuh. Kita harus belajar menerima penolakan sebagai kehormatan, sama seperti para rasul menerima rasa malu karena dipukuli sebagai suatu kehormatan, bersukacita karena mereka dianggap layak untuk menderita bagi nama Tuhan. Kepahitan, yang sebenarnya adalah penolakan untuk mengampuni, atau penolakan, akan menghancurkan pelayanan profetik yang benar secepat rasa takut akan manusia atau dosa.
Saya sekarang akan mengatakan hal ini untuk mengingatkan baik diri sendiri maupun engkau, bahwa nanti kita akan berbicara tentang hal-hal yang kontroversial. Saya tidak punya masalah dengan kontroversi sepanjang saya tahu bahwa hal itu benar dan membantu mereka yang mendengarnya. Ketika saya berkata bahwa tahun 2010 akan menjadi tahun yang paling intens dan berbahaya, dan tahun-tahun berikutnya akan semakin bertambah lagi, mungkin tidak banyak yang mendukung pernyataan itu. Tetapi, setelah melewati tiga bulan pertama, sebagian berkata bahwa tahun ini merupakan tahun yang paling berat dan berbahaya dalam generasi ini. Sekarang kita sedang menghadapi beberapa bahaya dan krisis besar dalam kehidupan, dan pertempuran itu baru dimulai. Masalah ini harus dibicarakan, dan dibicarakan dengan jelas.
Sebagian mungkin tergoda untuk berpikir bahwa krisis ekonomi sedang mengalami trend perbaikan. Walaupun kita mengalami beberapa periode penangguhan, mereka yang benar-benar tahu apa yang sedang terjadi, dan yang tidak ada di pemerintahan atau media, akan bisa melihat bahwa sinyal-sinyal fundamental keadaan ekonomi yang sebenarnya semakin membahayakan setiap hari. Kita harus mengerti diskoneksi ini dan apa implikasinya.
Saya juga bernubuat bahwa tahun 2010 adalah tahun terbaik bagi mereka yang mengikut Tuhan dan tidak mengikuti keinginan sendiri. Saya sangat yakin akan hal ini sama yakinnya dengan bahaya yang ada. Ada yang memberitahu saya bahwa bahasa Cina untuk kata “krisis” adalah sama dengan kata “kesempatan”. Inilah yang terjadi hari-hari ini. Mungkin tidak akan ada kesempatan sebaik sekarang bagi Injil. Kejatuhan ekonomi pun akan membawa kesempatan ekonomi bagi mereka yang mengerti dan siap menghadapinya. Nubuatan alkitabiah menunjukkan bahwa mereka ini adalah umat Tuhan. Inikah waktunya? Kita juga perlu membicarakan hal ini dengan jelas agar siap.
(disadur dengan bebas oleh Iskak Hutomo dari Prepared for the Times oleh Rick Joyner)

Senin, 24 Mei 2010

Siap Menghadapi Akhir Jaman (17)

Bagian-17-----Home---Artikel

Banyak orang menganggap bahwa sesuatu yang penting pasti akan dibicarakan panjang lebar dalam Alkitab. Tetapi ternyata ada hal-hal yang sangat penting hanya mendapat tempat yang sedikit saja di dalam Alkitab. Contohnya, masalah lahir baru. Hal ini hanya kita temukan dalam dua kalimat pendek, dan itu sama sekali tidak memuat definisi tentang lahir baru. Padahal Alkitab menulis bahwa kita tidak dapat masuk Kerajaan Tuhan tanpa dilahirkan kembali.
Juga tentang pelayanan gembala atau pastoral yang hanya disebut satu kali dalam Perjanjian Baru dalam suatu kalimat yang menyebutkannya sebagai salah satu bagian dari lima pelayanan untuk memperlengkapi jemaat (Efesus 4:11). Tidak ada satu definisi yang menyebutkan tentang pelayanan ini, tetapi pelayanan tersebut justru mendominasi pelayanan gereja.
Mari kita lihat lebih jauh pelayanan pastoral yang telah mendominasi pelayanan gereja ini. Kata Yunani yang diterjemahkan sebagai “pastor” dalam Efesus 4:11 bisa juga diterjemahkan sebagai “pemberi makan”. Dalam Matius 24:45-48 Tuhan menyatakan, "Siapakah hamba yang setia dan bijaksana, yang diangkat oleh tuannya atas orang-orangnya untuk memberikan mereka makanan pada waktunya? Berbahagialah hamba, yang didapati tuannya melakukan tugasnya itu, ketika tuannya itu datang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya tuannya itu akan mengangkat dia menjadi pengawas segala miliknya.” Jelas bahwa Tuhan sangat menghargai mereka yang memberi makan umatNya dan akan menjadikan dia pengawas atas segala milikNya. Bukankah itu yang dilakukan oleh gembala?
Ada banyak hal yang bisa kita bicarakan tentang pelayanan pastoral yang saat ini mendominasi pelayanan gereja. Yang ingin saya katakan di sini adalah bahwa kita harus “mengerti benar-benar firman kebenaran itu” dan bukan hanya mendasarkan doktrin kita pada hal yang kelihatannya benar, melainkan pada pengajaran yang jelas benar. Besarnya ruang yang disediakan untuk membicarakan suatu hal dalam Alkitab memang juga menunjukkan bahwa hal tersebut penting, dan salah satu hal utama, yang justru sering diabaikan dalam pengajaran Kristen moderen, ialah tentang pengelolaan yang benar.
Diperkirakan antara sepertiga sampai setengah isi pengajaran dalam Alkitab berbicara tentang kebenaran yang berkaitan dengan pengelolaan. Tetapi, seberapa sering hal tersebut dibicarakan di gereja?
Tentu saja ada kelompok-kelompok atau gerakan yang telah melihat hal ini dan mereka membicarakannya. Tetapi kebanyakan hanya membicarakan tentang pengelolaan uang. Uang memang penting, bahkan begitu penting sehingga Tuhan Sendiri berkata bahwa Dia tidak bisa mempercayakan pada kita kekayaan yang sesungguhnya sampai kita belajar untuk menanganinya dengan benar. Tetapi yang dimaksud di sini bukanlah uang melainkan kekayaan yang sesungguhnya. Karena Tuhan memakai uang untuk mengajar kita menjadi penilik atau pengelola yang benar sehingga kita bisa dipercaya untuk menangani yang lebih besar, kita akan mempelajari hal ini sungguh-sungguh, tetapi tidak menjadikannya pengajaran yang paling penting.
Karena “tanda binatang” merupakan tanda ekonomi, maka pada akhir jaman ini pengelolaan keuangan yang benar yang akan dipercayakan kepada kita menjadi semakin penting. Kita juga harus memperhatikan peringatan-peringatan alkitabiah tentang betapa cepat uang menjadi berhala, karena dengan melakukan hal ini kita pasti memakai tanda binatang itu. Memakai tanda binatang itu bukanlah dosa. Tetapi menyembah binatang itu adalah dosa. Dan tanda itu merupakan bukti dari apa yang kita lakukan.
Beberapa dasawarsa yang lalu Tuhan menunjukkan bahwa pengertian tentang ekonomi moderen penting untuk mengetahui waktu. Itu bukan satu-satunya hal yang perlu untuk kita mengerti tetapi itu akan menjadi salah satu faktor terbesar. Itulah yang menjadi alasan mengapa tanda binatang adalah tanda ekonomi.
Karena mempunyai latar belakang bisnis, saya suka belajar ekonomi baik sebagai suatu kegiatan rekreasi ataupun panggilan. Yang mengherankan, saya juga semakin banyak mengenal orang-orang kunci di bidang ekonomi dan bisnis. Setiap mereka ini memiliki pengertian kunci yang kemudian diajarkan kepada saya, atau setidaknya memberi referensi sumber pengetahuan yang saya anggap penting karena membuat saya mengerti apa yang sedang dan akan terjadi.
Saya harap kalian tidak menjadi bingung karena berpikir harus mempelajari ilmu ekonomi untuk mengerti waktu. Saya menghabiskan waktu bertahun-tahun mempelajari ilmu ekonomi. Begitu juga orang-orang lain. Jadi kami bisa menyarikan elemen-elemen penting dan mengajarkan kepada kalian dalam beberapa jam saja, bahkan ada beberapa hal yang bisa dipelajari kurang dari satu jam. Demikian juga banyak orang yang mempelajari aspek-aspek penting lainnya mengenai waktu, yang mungkin tidak menarik bagi saya. Tetapi mereka bisa mengajarkan kepada kami dalam waktu singkat apa yang telah mereka pelajari selama bertahun-tahun.
Dalam beberapa minggu ke depan kita akan belajar tentang “prophetic economics” dengan memakai kejadian-kejadian yang sedang berjalan. Saya telah melakukannya tetapi kita perlu belajar lebih jauh. Saya rasa ini akan menarik, tetapi seandainya tidak, bisa bermanfaat karena pengetahuan ini merupakan bagian utama yang penting untuk mengetahui waktu. Ini juga bisa menjadi bagian utama yang penting untuk kita mengerti apa artinya dipercaya dengan kekayaan yang sesungguhnya.
(disadur dengan bebas oleh Iskak Hutomo dari Prepared for the Times oleh Rick Joyner)

Minggu, 16 Mei 2010

Siap Menghadapi Akhir Jaman (16)

Bagian-16-----Home---Artikel
Untuk mengerti waktu, saya selalu mencoba kembali ke dasar masalah dan memperhatikan apakah saya bisa melihat tangan Tuhan di dalamnya. Mazmur 90:17 berkata, “Kiranya kemurahan Tuhan, Allah kami, atas kami, dan teguhkanlah perbuatan tangan kami, ya, perbuatan tangan kami, teguhkanlah itu.” Saya sering berdoa dengan ayat ini karena saya tidak ingin hanya sibuk sendiri, melainkan ingin agar kesibukan itu juga menjadi urusan Tuhan. Saya ingin agar apa yang saya lakukan benar-benar merupakan pekerjaanNya dan apa yang saya pelajari adalah untuk tujuan-tujuan yang ditetapkanNya. Banyak hal menarik perhatian saya, tetapi saya ada bukan untuk menyenangkan diri tetapi untuk melakukan kehendakNya. Jadi saya mencari konfirmasi untuk apa yang saya lakukan.
Sebagai seorang pemimpin pelayanan yang menarik banyak orang-orang profetik, saya telah melewatkan beberapa puluh tahun untuk mengerti nubuatan, dan tidak pernah menemukan dalam Alkitab di mana Tuhan harus mengkonfirmasi nubuatan dengan cara mengulangi perkataanNya. Seperti kita baca dalam kisah Yosia, salah seorang raja yang paling benar dalam sejarah Israel, dia mati karena tidak memperhatikan suara Tuhan yang disampaikan melalui sumber yang paling tidak diperkirakan dan yang tidak diulangi. Sangat berbahaya untuk menganggap benar sesuatu yang belum tentu benar, terutama mengajarkan sesuatu menjadi prinsip-prinsip yang tidak ada dalam Alkitab.
Kita tidak bisa membuat hal yang pernah sekali ada dalam Alkitab menjadi suatu prinsip. Tetapi jika kita menemukannya sekali, ada kemungkinan itu bisa menjadi suatu prinsip. Satu prinsip teologi dasar yang saya rasa sehat adalah seperti berikut. Jika seluruh bobot dalam Alkitab mengatakan sesuatu, dan ada satu ayat atau satu contoh menonjol yang kontras dengan bobot tersebut, jangan mendasarkan teologimu pada contoh atau ayat yang hanya sebuah itu, melainkan pada bobot yang ada pada Alkitab. Tentu saja kita harus mencari dan mengerti apa yang kelihatannya merupakan pengecualian. Tetapi sebelum hal itu dilakukan, jangan mengajarkan atau mendasarkan teologimu tentang hal tersebut.
Memang ada contoh-contoh di mana Tuhan mengulangi sesuatu, tetapi itu adalah perkecualian. Sejauh ini kita melihat bahwa Dia cenderung untuk mengatakan sesuatu satu kali saja, dan Dia mengharap kita mendengar dan mentaatinya. Dia tidak seperti orangtua yang suka mengulang-ulang perkataan kepada anaknya, sehingga anak itu menyimpulkan bahwa dia tidak perlu taat sampai perintah itu dia dengar berulang-ulang atau sampai nada suara orangtuanya mencapai tingkat kejengkelan tertentu. Tuhan mengajarkan bahwa kalau ya haruslah ya dan kalau tidak haruslah tidak, dan lebih dari itu adalah jahat (Matius 5:37). Karena itu kita belajar bahwa apa yang Dia katakan pertama kali itulah yang Dia maksud.
Saya mencoba mendidik anak-anak saya dengan cara yang sama, untuk mendengar dan taat pertama kali saya berkata, tanpa mendebat, kecuali mereka tidak mendengar saya dengan jelas. Saya tidak membuat mereka segan bertanya jika mereka tidak mengerti, tetapi saya tidak membiarkan mereka menantang perintah saya kecuali ada hal penting yang mereka pikir tidak saya sadari yang bisa mengubah perintah saya. Saya mempelajari hal ini di dalam pendidikan militer dan sebagai pilot. Dalam pendidikan militer itu saya diajar bahwa jika saya tidak mentaati perintah, saya bisa mati, dan mereka yang ada di bawah saya juga bisa mati, dan dengan demikian saya mengacaukan seluruh pasukan dengan cara tidak taat. Jika saya diperintah untuk mengambil suatu posisi dan tiba di suatu tempat, tetapi saya melihat ada posisi lain yang lebih baik dan beralih ke sana, saya bisa terbunuh teman sendiri. Mengapa? Jika mereka melihat ada letusan yang datang dari posisi yang seharusnya tidak diduduki, mereka akan menganggap tembakan itu berasal dari musuh. Semakin intens situasinya, semakin berbahaya bila kita tidak mendengar perintah dengan jelas dan mentaatinya tanpa bertanya.
Sebagai pilot, saya menerima perintah untuk terbang pada ketinggian tertentu dan maju ke arah tertentu. Kalau saya tidak taat, saya bisa menempati ruang yang sama dengan pesawat lain. Dalam pertempuran, jika kita tidak berada pada ketinggian dan arah yang ditetapkan, kita bisa dianggap sebagai musuh dan ditembaki pasukan sendiri.
Sementara kita bergerak di akhir jaman, mendengar dan mentaati suara Tuhan akan menjadi semakin penting, dan pada saatnya akan menentukan kematian atau kehidupan. Karena pelayanan kami menitikberatkan pengenalan akan suara Tuhan dari awal, dan kami telah berjalan bertahun-tahun untuk mengenal suara Tuhan lebih baik lagi, saya merasa bahwa pelayanan kami cukup baik dalam hal ini. Tetapi saya mendengar dari Tuhan berulangkali bahwa kita harus mengenal suaraNya lebih baik dari sekarang, sehingga siap menghadapi hari-hari yang akan datang.
(disadur dengan bebas oleh Iskak Hutomo dari Prepared for the Times oleh Rick Joyner)

Senin, 10 Mei 2010

Siap Menghadapi Akhir Jaman (14 & 15)

(Saduran bebas dari Prepared for the Times oleh Rick Joyner)-----Home---Artikel

Bagian – 14
Saya tidak pernah dengan sengaja melakukan plagiat. Kebanyakan penelitian yang saya lakukan adalah untuk memperdalam pengertian saya. Saya juga tidak pernah berpikir untuk memakai informasi yang saya pakai dalam penelitian untuk keperluan mengajar ataupun menulis di kemudian hari, jadi saya memang teledor tidak mencatat dari mana asal materi atau informasi itu. Saya juga tidak pernah mempelajari metode riset yang benar, bahkan jarang membuat catatan ketika belajar, dan kalau ada catatan itu hanya fakta-fakta yang menarik perhatian saya. Belakangan, kalau saya ingin mencari dari mana asal informasi itu, saya tidak ingat lagi judul buku atau nama penulisnya, jadi saya tidak bisa menulisnya sebagai kutipan, padahal hanya dibutuhkan kemampuan sederhana untuk mengorganisasi suatu catatan. Walaupun anda tidak mempunyai panggilan sebagai seorang penulis, kemampuan untuk mengorganisasi catatan ini akan berguna.
Ketika saya merasa telah menjadi suatu contoh buruk dalam suatu hal, saya merasa bertanggungjawab untuk mengoreksinya sehingga orang lain tidak melakukan kesalahan yang sama. Kita harus menunjukkan integritas dalam menangani Firman Tuhan karena Firman mempunyai nilai begitu tinggi, dan dengan demikian Tuhan akan mempercayakan lebih banyak lagi. Saya menganggap bahwa rasa lapar saya untuk mengenal Tuhan dan mengenali jalan-jalanNya menyenangkan hatiNya dan Dia selalu memberi ganjaran pada mereka yang mencari. Saya juga merasa bahwa Dia telah memberkati saya dengan apa yang Dia tunjukkan kepada saya, tetapi saya juga percaya bahwa kecerobohan saya dalam penelitian tidak menyenangkan hatiNya dan bisa menahan Dia untuk menunjukkan kepada saya banyak hal lainnya.
Penulis kitab Ibrani kelihatannya juga seperti saya dalam hal ini karena seringkali dia menulis “pernah dikatakan dalam suatu nas …” ketika mengutip suatu ayat. Karena itu saya merasa agak lega dengan kesamaan sikap ini dan merasa bahwa keadaan saya tidak terlalu payah. Tetapi saya ingin melakukan yang lebih baik dan tidak ingin ada yang meniru kebiasaan buruk saya. Kalau kita ingin dipercaya dengan kebenaran yang lebih besar, kita harus berhati-hati. Mereka yang menghargai akan: Usahakanlah supaya engkau layak di hadapan Allah sebagai seorang pekerja yang tidak usah malu, yang berterus terang memberitakan perkataan kebenaran itu. (2 Tim 2:15) (Study to shew thyself approved unto God, a workman that needeth not to be ashamed, rightly dividing the word of truth - Belajar, untuk menunjukkan bahwa engkau diperkenan Tuhan, pekerja yang tidak usah malu, membagikan dengan benar firman kebenaran itu).
Ini bukan hanya belajar Firman Tuhan, tetapi juga bagaimana kita bisa dipakai dengan lebih baik sebagai penjaga harta yang sangat berharga itu.

Bagian – 15
Karena Firman Tuhan begitu berharga, tidak heran kalau menghadapi banyak tantangan. Dengan segala cara setan akan menyerang setiap kebenaran karena kebenaran Tuhan akan memerdekakan manusia dari kegelapan yang membelenggu mereka. Tuhan membiarkan FirmanNya diuji – untuk menunjukkan kekuatan dan integritasnya. Tuhan mengijinkan utusan-utusanNya juga diuji – untuk menyatakan kekuatan dan integritas mereka, dan pengabdian mereka pada kebenaran. Kalau Tuhan ingin semua mudah bagi kita, Dia bisa langsung mengikat setan setelah kebangkitanNya, tetapi Dia membiarkan setan bebas demi kebaikan kita!
Saya pernah mendengar program radio suatu pelayanan yang dibuat untuk menyerang saya. Dia menebarkan kebohongan-kebohongan yang saya rasa justru kebalikan dari hal yang sebenarnya tentang diri saya, bahkan membengkokkan dan menyatakan hal yang tidak benar tentang apa yang pernah saya katakan. Karena kesal saya berdoa dan minta kepada Tuhan untuk menyingkirkan orang ini dari pelayanannya. Saya segera mendapat jawaban dari Tuhan bahwa Dia mau mengabulkan permintaan saya, tetapi kemudian bertanya siapa yang akan menggantikan orang itu.
Tidak lama kemudian orang tersebut disingkirkan dari denominasinya dan kelihatannya pelayanannya jatuh. Tetapi tidak lama kemudian belasan orang seperti dia mulai menyerang saya. Itu seperti menginjak seekor laba-laba besar dan tak lama kemudian ribuan laba-laba kecil datang mengerubuti. Saya menangkap pesan yang disampaikan dan mulai mendoakan mereka, bukan menghancurkan mereka. Tidak lama kemudian saya mulai bisa mengasihi sebagian dari mereka, bahkan minta agar Tuhan memberkati mereka, dan memberikan Roh KudusNya untuk membawa mereka kepada kebenaran. Saya juga minta kepada Tuhan agar mereka tidak mati sebagai batu sandungan.
Suatu hari saya mendengar program dari salah seorang penyerang saya, dan kali ini dia berbicara tentang saya lagi tetapi untuk hal yang benar di mana saya perlu bertobat. Setelah itu saya bisa bersyukur dengan hati tulus untuk orang tersebut. Kadang-kadang musuh kita bisa mengucapkan hal-hal yang tidak dikatakan oleh teman kita tetapi yang perlu kita dengar. Kita dinasehati berkali-kali dalam kitab Amsal bahwa orang bijak senang bila diperingatkan. Saya rasa ini karena orang bijak sungguh-sungguh mencintai kebenaran daripada reputasi mereka dan mereka mengerti tentang kebenaran dasar, yaitu bahwa Tuhan mendisiplin mereka yang dikasihiNya. Kalau kita tidak menerima koreksi, kita justru harus bertanya-tanya.
Yosia mungkin seorang raja yang paling memegang kebenaran dalam sejarah Yudea. Dituliskan bahwa dia adalah seorang yang sangat luar biasa yang melakukan hal yang tidak dilakukan oleh ayahnya, Daud, yaitu menghancurkan tempat-tempat penyembahan berhala. Tetapi Yosia mati karena dia tidak memperhatikan suara Tuhan yang berbicara melalui Nekho, raja Mesir yang adalah musuhnya (2 Tawarikh 35). Tuhan tidak berbicara dua kali kepadanya dan tidak mengkonfirmasi firman yang datang melalui sumber yang tidak diperkirakan. Yosia harus membayar mahal karena tidak mendengar dan memperhatikan suara Tuhan yang berbicara melalui musuhnya. Mungkin orang lain bisa terelak dari hal ini, tetapi Yosia seharusnya tahu.
Yang ingin saya katakan di sini adalah bahwa semakin besar kita dipercaya, semakin besar kita dituntut. Hal-hal yang bisa kita hindari di halaman bisa membunuh kita di ruang Maha Kudus. Tuhan memberikan kelonggaran kepada yang belum dewasa, tetapi Tuhan itu kudus dan harus diperlakukan sebagai Yang Kudus. Semakin kita dewasa, kita dituntut untuk bersikap lebih pantas terhadap Dia dan FirmanNya. Sementara kita mencari pewahyuan lebih dalam dan kuat akan FirmanNya, mari kita tumbuh dalam hikmat Tuhan dan dalam karakter.
Demikian juga, kontroversi besar dan serangan yang dilancarkan terhadap kekristenan di Amerika sekarang ini tidak perlu membuat kita takut, tetapi justru seharusnya menjadi tantangan bagi kita untuk bersikap tegas atas apa yang kita percayai. Kita tidak bisa menyangkal Tuhan dengan menyangkali FirmanNya, jadi kita harus melakukan hal ini. Ketika kita tahu apa yang diajarkan Tuhan tentang suatu hal, maka berdiri di atas kebenaran itu bukanlah suatu opsi atau pilihan. Kita juga harus berdiri di atas kebenaran itu dengan Roh yang benar. Ini akan menghasilkan iman yang lebih kuat dan gereja yang lebih kuat. Dan itu adalah baik bagi kita.

Kamis, 29 April 2010

Siap Menghadapi Akhir Jaman (13)

(Rick Joyner, Prepared for the Times)-----Home---Artikel

BAGIAN – 13
Banyak orang yang sedang mencari karunia nubuatan menganggap bahwa karunia itu akan dicurahkan begitu deras dari surga tanpa atau dengan sedikit usaha dari pihak mereka. Kita bisa membaca banyak contoh tentang hal ini di dalam Alkitab, tetapi sebenarnya contoh-contoh ini adalah pengecualian. Kebanyakan dari mereka yang mempunyai panggilan nabi adalah orang-orang yang tekun mendalami pengetahuan dan mencari pengertian, dan mereka adalah orang-orang yang cinta kebenaran. Pada kasus yang benar-benar luar biasa seperti Yesaya dan Daniel, mereka sangat unggul dalam pengetahuan dan pengertian yang begitu dalam dan luas, mungkin melebihi semua orang pada jamannya. Ada suatu prinsip dasar bahwa mereka yang mencari akan mendapatkan, dan mereka adalah orang-orang yang sangat dipakai oleh Tuhan. Adalah merupakan prinsip dalam Alkitab bahwa Tuhan memberi ganjaran pada mereka yang rajin, setia, tekun, dan tabah.
Para nabi yang luar biasa dalam Perjanjian Lama adalah orang-orang yang terpelajar dalam firman Tuhan, sejarah, dan mengikuti perkembangan sehari-hari. Ini merupakan fondasi di mana Tuhan bisa membangun suatu pesan. Kebanyakan nubuatan terdiri dari kunci-kunci yang diberikan Tuhan untuk memberi pengertian tentang waktu dan arah bagi umat Tuhan. Karena “Roh menyelidiki segala sesuatu, bahkan hal-hal yang tersembunyi dalam diri Allah” (1 Korintus 2:10), maka jika kita dipimpin oleh Roh, kita akan menjadi pencari, penyelidik, selalu ingin tahu lebih, terutama tentang tujuan-tujuan Tuhan.
Memang ada pengecualian dalam prinsip-prinsip membangun fondasi bagi pandangan dan pelayanan profetik. Ada orang-orang sederhana, tidak berpendidikan, bahkan buta huruf yang diberi Tuhan karunia besar untuk bernubuat. Brother Klaus yang hidup pada tahun 1400an di negara Swiss, adalah salah satu contoh. Brother Klaus yang ditahbiskan sebagai orang suci oleh gereja Katolik dengan nama Saint Nicholas of Flue (Santo Nicholas dari Flue) seringkali keliru dengan Saint Nicholas yang kita kenal sebagai Santa Claus. Brother Klaus mempunyai banyak anak, tetapi dia bukan seorang gendut dan periang yang kita kenal sebagai Santa Claus. Sejarah mencatat bahwa Brother Claus adalah orang yang tidak makan selama tigapuluh tahun, dan fakta ini memang dibenarkan oleh seorang pejabat pemerintah yang memperhatikan dia terus siang dan malam dalam sebagian waktu hidupnya. Brother Klaus tidak menyatakan bahwa dia puasa, tetapi mengatakan bahwa makanannya adalah melakukan kehendak Tuhan, dan karena itu dia tidak memerlukan makanan alami. Satu-satunya yang dia makan adalah komuni, dan dia melakukannya sebulan sekali.
Para ahli sejarah menganggap Brother Klaus sebagai bapak negara Swiss karena dia memberikan nubuatan pada ketujuh wilayah yang akan saling berperang. Karena nubuatan itu maka ketujuh wilayah tersebut bukannya berperang melainkan bersatu dan membentuk sebuah bangsa. Tidak seorang pun tahu nubuatan apa yang dikirimkan oleh Brother Klaus ke wilayah-wilayah itu, tetapi nubuatan itu telah mencapai suatu hasil yang menakjubkan, dan masih tetap menakjubkan ketika kita membaca sejarahnya. Mungkin karena fondasi inilah sampai hari ini negara Swiss kelihatannya mempunyai pengurapan untuk menjadi mediator perdamaian bagi banyak bangsa.
Brother Klaus mempunyai karunia hikmat sedemikian rupa sehingga orang-orang dari Eropa tengah rela melakukan perjalanan jauh untuk mencari nasehat, termasuk paus. Seringkali dia tahu bahwa ada orang-orang yang datang, karena itu dia mengutus orang untuk memberi jawaban sehingga mereka tidak perlu meneruskan perjalanan yang sulit untuk menemuinya. Ini terjadi pada tahun 1400an, dan sampai hari ini pondoknya terus dikunjungi oleh peziarah termasuk paus. Brother Klaus adalah seorang yang buta huruf dan hidup di jaman di mana orang akan dihukum mati apabila kedapatan membaca Alkitab. Namun demikian, dia mempunyai ketajaman dalam menangkap pengajaran-pengajaran di dalam Alkitab, dan dia tahu cara-cara Tuhan bekerja. Ini semua kelihatannya dia terima ketika menyendiri dengan Tuhan selama waktu yang begitu panjang.
Brother Klaus memang pengecualian yang luar biasa, dan ada orang-orang lain yang seperti itu. Tetapi mereka ini memang tidak punya akses pada Alkitab dan semua sumber-sumber informasi dan pengetahuan seperti yang ada sekarang. Mengabaikan Alkitab, dan sumber-sumber pengetahuan serta informasi lain merupakan suatu bentuk ketidak bertanggungjawaban dan ini tidak akan menimbulkan perkenan Tuhan.
Saya kenal orang-orang yang mempunyai karunia profetik yang menghindarkan diri untuk belajar hanya agar bisa berkata bahwa apa yang mereka terima itu merupakan pewahyuan. Saya melihat bahwa banyak dari mereka ini yang melenceng dan akhirnya memberi pengajaran aneh atau sesat. Ketika saya mendengar orang berkata bahwa mereka tidak membaca karya orang lain karena mereka ingin mendapat pewahyuan langsung dari Tuhan, itu membuat saya hilang kepercayaan pada mereka. Saya juga menganggap bahwa orang-orang ini adalah mereka yang cenderung meminjam pesan-pesan yang disampaikan orang lain. Tentu saja hal ini mengikis rasa percaya yang diperlukan untuk menjaga nubuatan.
Yang ingin saya katakan adalah bahwa kita harus jujur terhadap Tuhan dan manusia. Ketika kita mendapat sesuatu dari orang lain, kita harus mengakuinya ketika hal itu memungkinkan. Saya katakan ketika memungkinkan karena hal itu tidak selalu praktis. Saya suka berkotbah dan mengajar, dan sering melihat orang lain mengajar dan berkotbah di televisi sehingga saya lupa siapa yang menyampaikan pesan yang saya kutip. Saya juga membaca banyak sehingga sering tidak ingat di mana saya membaca apa yang saya ulangi. Ini adalah pengakuan. Saya seharusnya bisa melakukan hal yang lebih baik. Hal ini akan membantu orang-orang profetik apabila mereka memperhatikan dan mengoreksinya.
Saya telah melihat bahwa banyak dari tulisan saya dikutip dalam buku-buku Kristen yang populer tanpa pernyataan bahwa kutipan itu dari tulisan saya. Jujur saya tidak keberatan dengan hal ini, justru senang karena pewahyuan yang saya terima itu menyebar lebih luas. Tetapi ada orang-orang yang membaca buku pengarang lain kemudian baru membaca buku saya dan mengatakan bahwa saya melakukan plagiat padahal kalau mau melihat tahun terbitnya mereka akan tahu bahwa saya telah menulis buku itu jauh sebelum pengarang lain tersebut. Yang ingin saya katakan ialah bahwa hal ini memang menimbulkan masalah. John Wimber pernah mengingatkan saya akan hal ini duapuluh tahun yang lalu, tetapi saya tidak memperhatikannya. Dan sekarang saya menyesal. Saya tidak pernah dengan sengaja melakukan plagiat, tetapi seharusnya saya bisa lebih menghargai Firman atau pewahyuan dengan bersikap hati-hati. Mungkin hal ini bukan merupakan sesuatu yang penting bagi orang lain, tetapi itu merupakan hal yang seharusnya bisa saya tangani dengan lebih baik. Mengapa tidak melakukan yang terbaik dengan membungkus sebaik mungkin pewahyuan yang dipercayakan kepada kita?
Supaya orang tidak tersandung seperti itu sebaiknya kita menyatakan asal dari kutipan yang kita pakai. Jika kita mengatakan sumbernya, maka kita meminjam. Jika tidak, maka kita mencuri. Saya tahu bahwa itu semua datang dari Tuhan, tetapi ini merupakan masalah integritas yang krusial bagi pelayanan profetik. Sekali lagi, saya memang kurang dalam hal ini, lupa sumber yang saya kutip dan tidak punya catatan tentang asal materi. Saya bukan contoh yang baik dalam hal ini, jadi jangan ditiru. Sebaiknya kita jujur dan terbuka tentang sumber informasi yang kita peroleh.
Bersikap hati-hati dengan menyebutkan sumber kutipan kita merupakan integritas dasar dan keperdulian dalam membangun rasa percaya. Kalau kita menerima informasi melalui suatu penelitian atau pewahyuan langsung dari surga, kedua-duanya adalah dari Tuhan. Kalau itu berasal dari Tuhan, maka kita perlu memperlakukannya dengan sebaik-baiknya dan sejujur-jujurnya.

Minggu, 25 April 2010

GEREJA HARI KETIGA

Transisi dari ‘Budaya Revival’ menjadi ‘Budaya Kuasa Kebangkitan’------Home

Waktu penyembahan Tuhan mengatakan dalam hati saya mengenai tiga hal berikut:
1. Pertemuan-pertemuan di Gereja akan menerima angin segar Roh Allah dan seluruh pertemuan akan dikuasai oleh kehadiran Allah yang dimanifestasikan.
2. Akan segera dilepaskan jubah-jubah ke Gereja untuk memberdayakan umat bisa melakukan hal-hal yang luarbiasa bagi Kerajaan Allah. Mereka yang ada di tempat persembunyian dan persiapan akan muncul dengan kuasa.
3. Suara Tuhan bukan hanya akan terdengar dari mimbar melalui kotbah dan pengajaran yang diurapi, tetapi juga akan terdengar dari tempat-tempat duduk jemaat. Akan dibangkitkan pengurapan segar pernyataan profetis korporat. Suara Allah akan terdengar melalui umat-Nya.
Sewaktu saya merenungkan ketiga pewahyuan ini, Tuhan juga berbicara mengenai perpindahan (shift) dalam cara-cara pikir (mindsets) yang berkenaan dengan kebangunan/revival/revitalisasi/pembaharuan/restorasi/stimulasi/penguatan.
Allah sedang mentransisi Gereja dari ‘budaya revivalmenjadi ‘budaya kuasa kebangkitan’. Keduanya berbeda. Budaya itu merupakan seperangkat kepercayaan, nilai-nilai, praktek-praktek, cara-cara pikir, tindakan-tindakan, dan perilaku yang dilakukan dan dihargai oleh sekelompok orang. Budaya itu yang menandai dan mencirikan cara hidup kita.
Secara profetis Allah sedang membawa umat-Nya memasuki waktu hari ketiga. Jika ada hari ketiga maka harus ada hari peratama dan hari kedua. Saya ingin menjelaskan apa arti dan bagaimana hal tersebut bisa memberi dampak dalam kehidupan kita di musim yang berikut ini.
Nabi Hosea membicarakan proses transisi / perubahan dari hari pertama ke hari kedua, hari kedua ke hari ketiga, dimana masing-masing hari itu penting. Seperti seringkali terjadi dalam suatu nubuatan, nubuatan Hosea bisa juga diterapkan ke berbagai tingkatan. Nubuatan akan teraplikasikan dalam perjalanan bersama Allah baik secara pribadi maupun secara korporat, serta dalam proses yang akan dialami oleh umat Allah.
Hosea 6:1-2 mengatakan, "Mari, kita akan berbalik kepada TUHAN, sebab Dialah yang telah menerkam dan yang akan menyembuhkan kita, yang telah memukul dan yang akan membalut kita. Ia akan menghidupkan kita sesudah dua hari, pada hari yang ketiga Ia akan membangkitkan (mempercepat, memberi kehidupan) kita, dan (pada hari ketiga) kita akan hidup di hadapan-Nya. (AMP) (lihat juga Yesaya 26:19; Yehezkiel 37:1-10).

Hari PERTAMA
"Mari kita kembali kepada Tuhan."
Hari pertama itu ditandai dengan berbalik kepada Tuhan.
Ini mengenai pengoyakkan hati kita dan bertobat sungguh-sungguh atas segala sesuatu yang ada dalam kehidupan kita yang mendukakan hati Allah.
Kisah 3:19 menyatakan, ‘Karena itu sadarlah dan bertobatlah (ubah pikiran dan tujuan); berbalik dan kembali (kepada Allah), supaya dosamu dihapuskan (disingkirkan, dicuci bersih), itu adalah waktu penyegaran (pemulihan dari pengaruh panas, dengan pemberian udara segar) yang datang dari hadirat Tuhan.’ (AMP)
Bertobat berarti "mengubah cara pikir dan tujuan kita." Ini berarti mengubah cara berpikir dan motivasi kita. Pertobatan akan membuat kita berbalik dan berjalan dengan cara yang berbeda / berlawanan arah dari kehidupan dosa, dan kembali kepada Allah. Dengan berbalik sepenuhnya kepada Allah akan menjadikan semua dosa kita dibersihkan dan disingkirkan, sehingga bisa menerima angin segar hadirat Allah dalam kehidupan kita. Penyegaran Allah ini akan membawa pemulihan dari dampak dosa. Pertobatan sejati tidak hanya mengubah cara pikir dan motif kita, tetapi juga perubahan perilaku. Pertobatan membawa perubahan sejati secara internal yang akan menghasilkan transformasi yang bisa dilihat dari luar.

Hari KEDUA
"Setelah dua hari Dia akan membangkitkan kita (mempercepat, memberi hidup)."
Hari kedua ditandai dengan kebangunan / kebangkitan.
Kebangunan berarti "mempercepat dan memberi hidup." Kebangunan berarti membawa sesuatu yang mati atau sekarat untuk hidup kembali. Revival itu untuk Gereja. Revival akan membawa kebangunan ke dalam hati umat Allah. Revival membuat kita diisi dengan kehidupan Allah yang segar, yang akan mengaduk kita dari roh yang menunda-nunda dan apatis, menyulut gairah di dalam hati akan perkara-perkara yang dari Allah. Ini akan menciptakan gairah untuk intim dan untuk melakukan hal-hal yang bisa menggerakkan hati-Nya, seperti mencari dan menemukan mereka yang terhilang.
Dalam revival Gereja akan disegarkan, dipulihkan, dan dijadikan menyala-nyala kembali. Gairah rohani disulut kembali. Ini terjadi saat Allah menjumpai kita dangan cara yang kuat dan dalam, membangunkan hati kita kepada Dia. Dalam keadaan ini kita seringkali akan mengalami penyembuhan batin, kemerdekaan, dan kemenangan pribadi. Hadirat Allah yang termanifestasi menjadi begitu nyata saat kita menghabiskan waktu bersekutu dengan Dia, meskipun sekedar dengan ‘rebahan di lantai’ di bawah kemuliaan-Nya.
Walaupun kedua hari ini begitu mulia, kita tidak boleh hanya sampai di sini saja! Begitu banyak mereka yang hanya menikmati kedua hari ini dan tidak pernah mau bangkit dari lantai. Mereka senang akan sensasi yang menegakkan bulu roma dan perjumpaan. Mereka sepertinya mau tetap tinggal dalam keadaan itu selama-lamanya. Seluruh ‘budaya revival’ selama ini hanya dibentuk dengan dua hari itu saja.
Tetapi Allah masih punya sesuatu bagi kita semua!

Hari KETIGA
"Di hari ketiga Dia akan membangkitkan kita sehingga kita bisa hidup di hadapan-Nya."
Allah membawa kita memasuki ‘Kehidupan Hari Ketiga.’
Di hari pertama kita bertobat dan berbalik kepada Allah. Di hari kedua kita dibangkitkan, dibangunkan, dan disegarkan. Di hari ketiga kita dibangkitkan untuk hidup di hadapan Dia dengan kuasa.
Allah sedang mentransisikan Gereja dari ‘budaya revival’ menjadi ‘budaya kebangkitan kuasa’.
Hari ketiga itu mengenai kebangkitan kuasa.
Ini jelas bisa dilihat dari nubuatan Allah kepada Yehezkiel di Yehezkiel 37.
Yehezkiel 37:1-10 menyatakan, ‘Lalu kekuasaan TUHAN meliputi aku dan Ia membawa aku ke luar dengan perantaraan Roh-Nya dan menempatkan aku di tengah-tengah lembah, dan lembah ini penuh dengan tulang-tulang. Ia membawa aku melihat tulang-tulang itu berkeliling-keliling dan sungguh, amat banyak (tulang-tulang manusia) bertaburan di lembah itu; lihat, tulang-tulang itu amat kering. Lalu Ia berfirman kepadaku: "Hai anak manusia, dapatkah tulang-tulang ini dihidupkan kembali?" Aku menjawab: "Ya Tuhan ALLAH, Engkaulah yang mengetahui!" (lihat juga 1 Korintus 15:35). Lalu firman-Nya kepadaku: "Bernubuatlah mengenai tulang-tulang ini dan katakanlah kepadanya: Hai tulang-tulang yang kering, dengarlah firman TUHAN! (lihat juga Yohanes 5:28). Beginilah firman Tuhan ALLAH kepada tulang-tulang ini: Aku memberi nafas hidup di dalammu, supaya kamu hidup kembali. Aku akan memberi urat-urat padamu dan menumbuhkan daging padamu, Aku akan menutupi kamu dengan kulit dan memberikan kamu nafas hidup, supaya kamu (tulang-tulang kering) hidup kembali. Dan kamu akan mengetahui bahwa Akulah TUHAN (Penguasa Yang Berdaulat, Yang menghendaki pelayanan yang loyal dan ketaatan)."
Lalu aku bernubuat seperti diperintahkan kepadaku; dan segera sesudah aku bernubuat, kedengaranlah (mengguntur) suara, sungguh, suatu suara berderak-derak, dan tulang-tulang itu bertemu satu sama lain. Sedang aku mengamat-amatinya, lihat, urat-urat ada (di atas tulang-tulang) dan daging tumbuh padanya, kemudian kulit menutupinya, tetapi mereka belum bernafas. Maka firman-Nya kepadaku: "Bernubuatlah kepada nafas hidup itu, bernubuatlah, hai anak manusia, dan katakanlah kepada nafas hidup itu: Beginilah firman Tuhan ALLAH: Hai nafas hidup, datanglah dari keempat penjuru angin, dan berembuslah ke dalam orang-orang yang terbunuh ini, supaya mereka hidup kembali."
Lalu aku bernubuat seperti diperintahkan-Nya kepadaku. Dan nafas hidup itu masuk di dalam mereka (tulang-tulang), sehingga mereka hidup kembali. Mereka menjejakkan kakinya, suatu tentara yang sangat besar. (AMP) (lihat juga Wahyu 11:11).
Pertama-tama, ada penyelarasan Ilahi terhadap tulang-belulang. Penyelarasan ini menyatakan adanya hal-hal yang sedang diletakkan di tempatnya. Tulang-tulang digoncang dan diatur ulang bersama-sama. Saat kita bertobat kepada Allah kita akan diselaraskan dengan benar dan dihubungkan dengan tepat ke tubuh.
Begitu sudah terjadi penyelarasan, Allah kemudian membangkitkan tubuh dengan menghembuskan nafas ke dalamnya. Ini terjadi saat Allah membangkitkan dan membangunkan umat-Nya. Ini merupakan kemuliaan hari kedua.
Tetapi Allah melanjutkan bergerak dan pada akhirnya, bukan hanya tubuh yang diisi dengan kehidupan baru, tetapi akan dibangkitkan dan akan berdiri di atas kakinya, dan ada tentara yang sangat besar!
Allah membuat kita bergerak di luar kebangunan pribadi dan korporat untuk bergerak maju ke suatu tempat sebagai pasukan besar-Nya di atas muka bumi. Inilah mengapa di hari kedua kita begitu dipenuhi secara melimpah agar di hari ketiga kita mengalirkan kuasa, kemuliaan, dan anugerah Allah bisa mengalir ke setiap mereka yang ada di sekitar kita. Inilah saat dimana kita bisa mulai hidup di hadapan Allah dalam kuasa kebangkitan. Inilah saat dimana kita bisa bergerak dalam dominion-Nya dengan otoritas Kerajaan untuk bergerak maju ke dunia yang ada di sekitar kita. Inilah saat kita bangkit dari lantai, saat ‘berendam di hadirat-Nya’, untuk dimobilisasi, diperlengkapi, dan diberdayakan sehingga mampu melakukan perkara-perkara perkasa dan luarbiasa!
Inilah HARI KETIGA itu!

Hujan Akhir yang lebat – Waktu Kedewasaan Penuh dan Penuaian
Hosea kemudian bernubuat, ‘Marilah kita mengenal dan berusaha sungguh-sungguh mengenal (menghargai, memberi perhatian sepenuhnya, dan menghormati) TUHAN; Ia pasti muncul seperti fajar, Ia akan datang kepada kita seperti hujan, seperti hujan (deras) pada akhir musim yang mengairi bumi.’ (Hosea 6:3, AMP).
Sewaktu kita bergerak di hari ketiga kita akan melihat dilepaskannya hujan akhir yang lebat.
Di Yoel 2:23 disebutkan bahwa sewaktu orang-orang mengoyakkan hatinya dan berbalik sepenuhnya dalam pertobatan kepada Allah, kita akan melihat Allah memulihkan bukan saja kerohanian umat-Nya, tetapi bahkan hujan-hujan musimannya. Saat Israel memberontak mereka kehilangan tuaiannya karena hujan-hujan musimnya dikacaukan. Begitu Allah memulihkan hujan awal dan hujan akhir, kita bisa melihat sesuatu yang gilang-gemilang terjadi.
Di Yoel 2:24-26 dikatakan Allah membuat tempat pengirikan penuh dengan gandum dan tempat-tempat pemerasan akan penuh dengan anggur dan minyak.
Ada dua macam hujan tahunan di Isreal. Hujan awal dan hujan akhir. Keduanya punya arti dan maksud dan datang di waktu dan musim yang khusus. Hujan awal akan datang sekitar bulan September/Oktober. Tujuannya untuk melembutkan tanah sehingga benih bisa ditanam. Hujan akhir turun di sekitar bulan April. Hujan ini turun dengan suatu maksud untuk menjadikan tuaian matang.
Hosea secara khusus bernubuat tentang hujan akhir. Ini hujan penuaian. Allah membawa umat-Nya ke tempat penuaian. Penuaian berbicara tentang kematangan yang penuh. Saat Gereja mulai hidup dalam kuasa kebangkitan sejatinya, bukan hanya umat Allah akan sampai ke kedewasaan penuhnya, tetapi penuaian yang penuh jiwa-jiwa akan datang. Kita ada di musim hujan akhir dimana Allah membawa umat-Nya ke kedewasaan sehingga kita akan sepenuhnya diberdayakan untuk mengambil tuaian hari-hari terakhir di bumi.
Sekarang ini saat berpindah dan bergerak dengan Roh Kudus untuk memasuki musim berikutnya. Saat Allah membangkitkan kita, kita juga harus bergerak bersama Dia dengan mau bangkit dari lantai gereja yang nyaman dan mau memasuki dunia dimana kuasa kebangkitan-Nya bisa dilihat. Bersiaplah untuk menjadi bagian Gereja Hari Ketiga yang Allah sedang bangkitkan di hari-hari terakhir ini.
Bertobatlah, bangun dan bangkitlah, lalu bergerak maju dalam kuasa di waktu hujan akhir untuk membawa tuaian hari terakhir. Kita diciptakan sebagai bagian tentara besar Allah untuk bergerak maju melepaskan kuasa dan kemuliaan-Nya memasuki dunia yang ada di sekitar kita.
Saduran bebas oleh Iskak Hutomo dari The Third Day Church: Transitioning from "Revival Culture" to "Resurrection Power Culture" oleh Matt Sorger