Selasa, 16 Februari 2010

CH-005 Mungkinkah Terbentuk Kesatuan Tubuh Kristus?!

CH-005 MUNGKINKAH TERBENTUK KESATUAN TUBUH KRISTUS?! - Sebuah Perenungan (HegaiHadasa)----Home-----Artikel

Saat mendengar atau membaca kata-kata 'Kesatuan Tubuh Kristus' bisa saja kata-kata yang sebenarnya netral itu mengingatkan kembali sebagian kita ke pengalaman-pengalaman yang tidak enak. Kata-kata itu memicu munculnya rasa tidak enak, mual, 'nek', bahkan skeptis, apaptis, sampai sinis, dan memunculkan kemarahan; bahkan memunculkan pikiran yang memustahilkan hal itu terjadi. Perasaan yang muncul akibat adanya roh dan jiwa yang terluka akibat setelah sekian lama terlibat dalam kegiatan-kegiatan untuk itu tetapi ternyata tidak mewujudkan kenyataan seperti yang diharapkan
Kita bisa memahami hal ini. Sejak tahun 1950 kegiatan-kegiatan dan usaha-usaha untuk menyatukan Tubuh Kristus dengan memakai kata populer 'Oikoumene' sudah diperkenalkan dan dilakukan. Tetapi apakah karena pemahaman yang salah, atau strategi yang salah, sampai hari ini, awal tahun 2010, dengan melewati waktu lebih dari 50 tahun, tujuan gerakan seperti tidak terwujud. Gairah sementara orang sepertinya sudah memudar dengan meninggalkan luka-luka bagi sementara umat percaya. Umat yang semulanya dengan tulus hati dan penuh pengharapan mau mewujudkannya.
Mengingat adanya kenyataan ini, melalui artikel ini, penulis mencoba berhati-hati mengangkat-ulang visi dan misi Tuhan Yesus untuk kesatuan tubuh Kristus, bahkan untuk sempurna menjadi satu. Penulis harapkan artikel ini tidak menguak luka lama, maupun menambah luka baru, tetapi mengharapkan terjadinya pemulihan dan penyembuhan luka-luka yang telah ditimbulkan. Diharapkan timbulnya kembali gairah dan iman yang mampu memutar kembali roda pengharapan untuk mewujudkannya secara benar, dengan srategi yang tepat, secara bersama-sama. Semoga!
Sekitar dua-tiga tahun terakhir penulis merasa terpanggil dalam pelayanan yang berkaitan dengan kesatuan Tubuh Kristus. Penulis sudah mulai melakukan pndekatan aktif ke beberapa kelompok yang bergerak dan berusaha di panggilan yang sama. Ada sekitar empat kelompok yang telah penulis coba masuki. Bahkan sejak bulan September 2009 penulis secara aktif bergabung dengan sebuah kelompok yang intensif ingin mewujudkan visi Tuhan Yesus dalam kegerakan Tubuh Kristus Yang Sempurna Menjadi Satu (disingkat TKYSMS).
Sewaktu penulis mengikuti dan merenungkan kegiatan-kegiatan di kelompok-kelompok tersebut, sepertinya api untuk kesatuan Tubuh Kristus yang ada di dalam diri penulis berkobar lebih besar lagi. Kobaran ini yang menjadikan penulis tidak bisa tinggal diam dalam mencermati, me-renungkan, memahami, dan mendoakan makna kesatuan Tubuh Kristus yang sebenarnya.
Artikel ini merupakan hasil pertama perenungan penulis. Artikel penulis bagikan kepada mereka-mereka yang tertarik dan memiliki panggilan yang sama sebagai bahan perenungan lebih lanjut sehingga nantinya diharapkan bisa memperoleh keutuhan makna Kesatuan Tubuh Kristus yang sebenarnya, sehingga umat percaya bisa bersama-sama mewujudkannya melalui strategi yang tepat.
Perenungan penulis tentunya didasarkan pada doa Tuhan Yesus yang tertulis di Yohanes 17, yang sepertinya merupakan pegangan syah dan alkitabiah untuk mulai memasuki dan mempelajari serta merenungkan apa kesatuan Tubuh Kristus, khususnya ayat-ayat 20 - 23. Hasil perenungan penulis memberi pemahaman yang berupa persyaratan yang diperlukan untuk terwujudnya Kesatuan Tubuh Kristus.
Ayat 20 tertulis, 'Dan bukan untuk mereka ini saja Aku berdoa, tetapi juga untuk orang-orang, yang percaya kepada-Ku oleh pemberitaan mereka;' Doa Yesus ini sepertinya merupakan syarat, syarat pertama, untuk mewujudkan kesatuan Tubuh Kristus. Kita semua tahu bahwa kalau Tuhan Yesus yang berdoa, doanya pasti sempurna, dan pasti akan Bapa jawab!
Dengan merenungkan makna ayat tersebut kita bisa mengetahui bahwa umat percaya yang menjadi satu itu adalah mereka yang 'hanya' tercakup di dalam doa Tuhan Yesus tersebut. Artinya, Tuhan Yesus bertanggung-jawab hanya bagi umat percaya karena pemberitaan para murid-Nya, yang akan bersatu. Tetapi bagi mereka, yang walaupun mengaku sebagai umat percaya, sebagai orang Kristen, bahkan sudah melakukan pelayanan luarbiasa, bahkan memiliki gereja, tetapi yang tidak tercakup di doa Tuhan Yesus ini, tidak dijamin untuk bisa bersatu.
Lalu bagaimana?
Kalau tidak tercakup dalam doa Tuhan Yesus ya pasti tidak termasuk dan tidak akan bisa menjadi satu! Mungkinkah mereka ini yang termasuk di golongan orang-orang yang diusir Tuhan Yesus karena melakukan perbuatan jahat yang disebutkan di Matius 7:23? Bisa jadi!
Kita harus benar-benar mencamkan hal ini, baik secara pribadi maupun secara korporat. Kita harus mulai berdoa dengan sungguh-sungguh apakah kekristenan kita saat ini sudah 'syah' di mata Yesus? Kita harus memastikannya sekarang juga. Ini sepertinya pekerjaan rumah besar bagi kita, khususnya kita yang saat ini berposisi sebagai pemimpin dan punya pengikut. Mari kita tanyakan 'keabsyahan' kekristenan kita dan pelayanan kita serta umat percaya yang mengikuti dan di bawah tanggung-jawab kita!
Setelah membaca sampai di sini mungkin saja ada sebagian pembaca yang menganggap penulis sedang melegalitaskan keselamatan. Penulis tidak mau adu pendapat. Kalau Anda sudah yakin akan kebenaran yang Anda percayai, pegang itu dan jangan pernah digoyahkan. Tetapi kalau ragu-ragu, ya tidak ada salahnya untuk menerima sesuatu yang baru dan mengujinya (1 Yohanes). Uji!
Ayat 21 berisikan syarat kedua untuk kesatuan Tubuh Kristus, 'supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau, agar mereka juga di dalam Kita, supaya dunia percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku.'
Yesus berdoa agar mereka yang sudah tercakup dalam doa-Nya ada di dalam Bapa dan Anak. Ini syaratnya. Apa arti di dalam Bapa dan Anak? Itu bukan hanya sekedar sudah memberi diri dibaptis dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus. Yohanes 14:20 menuliskan, 'Pada waktu itulah kamu akan tahu, bahwa Aku di dalam Bapa-Ku dan kamu di dalam Aku dan Aku di dalam kamu'. Kata-kata 'Pada waktu itulah' merupakan ungkapan yang agak misteri. Apa makna kalimat 'Pada waktu itu kita akan tahu bahwa kita di dalam Kristus dan kita di dalam Bapa'. Ini pekerjaan rumah yang berikut bagi kita yang ingin menjadi bagian Tubuh Kristus.
Syarat ketiga tertulis di ayat 22, 'Dan Aku telah memberikan kepada mereka kemuliaan, yang Engkau berikan kepada-Ku, supaya mereka menjadi satu, sama seperti Kita adalah satu:'. Kristus memberikan kemuliaan-Nya kepada mereka yang sudah memenuhi syarat-1 dan syarat-2.
Apa makna kalimat 'Aku telah memberikan kepada mereka kemuliaan'?
Kristus menerima kemuliaan-Nya karena Dia telah mengosongkan diri-Nya (Filipi 2:5-11). Orang-orang Kristen yang telah menerima kemuliaan Kristus berarti juga akan mampu mengosongkan dirinya seperti Kristus. Mengosongkan dirinya dengan sukarela. Pengosongan diri itulah yang memungkinkan ada yang kosong dalam diri kita maupun pelayanan kita. Bagian yang memang sudah diserahkan kepada Kristus, dan apa yang 'kosong' itu akan Kristus pakai untuk poros penyatuan antar bagian Tubuh Kristus yang ada. Tempat untuk penyatuan bagian satu dengan yang lain. Kalau ini terjadi maka tanpa mempedulikan warna atau bentuk atau denominasi atau karakter maupun pelayanan masing-masing. Yang kosong inilah, yang sudah diserahkan sepenuhnya kepada Kristus, sehingga benar-benar tidak dianggap lagi sebagai milik sendiri. Kosong berarti Kristus bisa menempatinya, dan yang akan Tuhan pakai untuk menyatukan Tubuh-Nya. Sudahkah ada tempat kosong dalam hidup dan pelayanan kita karena kita telah menerima kemuliaan yang diberikan oleh Kristus? Ini merupakan pekerjaan rumah berikutnya bagi kita yang serius menanggapi hal ini. Tempat kosong inilah yang memungkinkan terwujudnya doa di atas.
Syarat keempat tertulis di ayat 23, 'Aku di dalam mereka dan Engkau di dalam Aku supaya mereka sempurna menjadi satu, agar dunia tahu, bahwa Engkau yang telah mengutus Aku dan bahwa Engkau mengasihi mereka, sama seperti Engkau mengasihi Aku.' Yesus ada di dalam kita karena Dia sudah menempati apa yang kosong yang ada dalam diri kita. Yesus kemudian mengatakan 'Aku di dalam mereka'. Ini berarti bahwa segala bentuk tindakan yang kita lakukan semuanya bersumber atau diinisiatif hanya oleh Yesus. Memang yang melakukan itu 'kita'; tindakan kita, pelayanan kita, gereja kita, tetapi semua diinisatif dan dikerjakan oleh Kristus. Sorga akan mengetahui hal ini. Neraka juga akan mengetahui hal ini. Dunia juga akan mengetahui hal ini. Inilah yang menjadikan dunia tahu (ginosko, artinya belajar mengenal dan memahami). Ini bukan pekerjaan manusia tetapi pekerjaan Tuhan sendiri.
Untuk bisa lebih memahami kesatuan Tubuh Kristus pertama-tama kita perlu memahami syarat-syarat yang Tuhan tetapkan tersebut di atas. Untuk bisa memahami dan menindak-lanjuti merupakan tanggungjawab kita, umat percaya. Kita tidak boleh mencoba-coba dengan usaha yang bersifat 'luaran', yang kita usahakan dari luar, dengan kekuatan sendiri dan manusiawi, untuk bisa bersatu. Usaha ini akan sia-sia. Yang kelihatan 'luaran' itu sebenarnya sebagai akibat. Dengan kata lain, yang 'luaran' itu sebenarnya hasil pekerjaan Tuhan, bukan manusia. Tugas kita hanya memastikan apakah kita sudah memenuhi syarat yang telah Tuhan tetapkan atau tidak. Dunia percaya (pisteou) dan dunia tahu (ginosko) di ayat-ayat 21 dan 23 juga merupakan pekerjaan Tuhan, hanya sebagai akibat setelah syarat dipenuhi dan Tuhan bekerja. Kita tidak harus membuat dunia percaya dan tahu, itu mustahil!
Pemahaman yang sekarang sedang pembaca ikuti ini mungkin merupakan pemahaman baru, yang tidak begitu saja bisa dicerna. Perlu perenungan mendalam dan tuntunan Roh Kudus. Apakah tidak adanya pemahaman ini yang menyebabkan kesatuan Tubuh Kristus belum terwujud? Bisa jadi.
Ada beberapa konsep lain yang dipegang atau dimiliki umat percaya yang menghalang-halangi, atau mengaburkan, pemahaman kesatuan Tubuh Kristus sehingga sulit untuk terwujud.
Konsep salah pertama adalah konsep yang menyatakan bahwa 'umat percaya sebagai Tubuh dan Kristus sebagai Kepala', atau 'umat percaya sebagai Mempelai Wanita dan Kristus sebagai Mempelai Pria', dengan pengertian bahwa baik Tubuh maupun Mempelai itu saat ini belum ada dan sedang dipersiapkan. Ini konsep yang tidak benar dan cenderung menyesatkan. Yang benar adalah apakah itu Tubuh, atau Mempelai Wanita, secara roh sudah ada bersamaan saat Kristus ada di kekekalan. Tubuh, atau Mempelai Kristus, itu sudah ada di Sorga dan akan terus ada. Tidaklah mungkin hanya ada Kepala tanpa Tubuh, atau Mempelai Pria tanpa Mempelai Wanita! Itu ada dalam kekekalan sebelum dunia dijadikan. Sudah ada dan sudah sempurna. Sekarang ini sebenarnya sedang mewujudkan kesempurnaannya di alam nyata, di alam fana, yang bisa dijamah dan dialami oleh manusia, di dunia ini.
Bahkan, sejak jaman Adam, Abraham, Musa, para nabi Perjanjian Lama, para rasul dan umat percaya di Perjanjian Baru, para hamba-hamba Tuhan mulai abad-1 sampai sekarang, dan bahkan yang akan datang, semuanya sedang menyempurnakan wujud Tubuh atau Mempelai Kristus di dunia ini, yang secara roh sebenarnya sudah ada di sorga. Mereka-mereka yang sudah meninggal itu sebenarnya sudah mulai membangun Tubuh dan Mempelai Kristus, yang hasilnya diwariskan kepada generasi berikutnya untuk terus disempurnakan. Kita yang sekarang hidup, sebenarnya sedang menyelesaikan bagian-bagian yang belum terwujud, atau untuk lebih menyempurnakan lagi. Dan mereka yang akan datang, akan memperlengkapi lagi apa yang belum terwujud. Jadi semacam kerja 'gotong-royong' mulai dari jaman Adam sampai saat menyongsong Kristus sebagai Mempelai-Nya yang sempurna.
Konsep Tubuh Kristus sebagai tubuh manusia, yang seringkali dikutip oleh Paulus, merupakan konsep yang sempurna untuk menggambarkan fungsi dan peran bagian-bagian Tubuh Kristus yang ada. Kekompleksan dan kerumitan tubuh manusia yang bahkan sampai sekarang pun masih banyak yang belum dipahami menggambarkan kekompleksan Tubuh Kristus yang mustahil bagi manusia untuk bisa memahaminya secara utuh. Dan memang kita tidak harus memahaminya. Satu hal yang bisa kita pegang untuk ini adalah konsep 'bebas/merdeka dan saling-keterikatan' (independent-interdependent). Artinya, masing-masing bagian tubuh itu harus berfungsi sempurna dengan bebas (independent) sementara ditempatkan dan dikait-kaitkan atau dihubung-hubungkan dengan tepat dan benar (interdependent) yang satu dengan yang lain. Misalnya, jantung itu berfungsi sempurna dan bebas sementara ditempatkan dan dihubungkan dengan benar di dalam tubuh agar bisa berperan dengan benar untuk kepentingan seluruh tubuh. Demikian juga bagian-bagian yang lain.
Kalau kita lihat gambaran Tubuh Kristus sebagai tubuh manusia gambaran penyusunannya kemungkinan bisa digambarkan sebagai berikut:
Di atas tanah yang datar di susunlah tulang-tulang manusia, yang jumlahnya ratusan potong (atau ribuan?) dengan berbagai bentuk disusun dengan meletakkan tulang belakang sebagai kerangka utamanya dan diikuti dengan tulang-tulang kepala, serta bagian-bagian tulang lengan dan kaki serta jari-jarinya. Kemudian organ-organ tubuh seperti otak, paru-paru, jantung, dst. sesuai di tempatnya masing-masing. Berikutnya dilekatkan urat-urat dan otot-otot untuk mengikat antar tulang-tulang tersebut dan organ-organ tersebut. Masing-masing organ kemudian dirangkai dengan pembuluh-pembuluh darah untuk saluran darah dalam memberi makanan, dan oksigen, dan membuang hasil pembakaran yang terjadi, serta syaraf-syaraf untuk memberi rangsangan dan respon ke seluruh permukaan kulit dan anggota tubuh. Tubuh tersebut kemudian ditutup dengan kulit dan dihembusi nafas kehidupan sehingga menjadi makhluk yang hidup, punya roh dan jiwa.
Rumit sekali bukan? Tetapi kita bisa melihat dan menyentuh hasilnya. Demikian jugal kerumitan dalam membangun Tubuh Kristus. Bahkan lebih lagi!
Sewaktu merenungkan kesatuan Tubuh Kristus penulis teringat bagaimana saat Salomo mendirikan rumah bagi Tuhan, 'Pada waktu rumah itu didirikan, dipakailah batu-batu yang telah disiapkan di penggalian, sehingga tidak kedengaran palu atau kapak atau sesuatu perkakas besi pun selama pembangunan rumah itu.' (1Raja-raja 6:7). Penulis sangat yakin bahwa sejak dahulu, dan saat ini, maupun saat yang akan datang, Tuhan sudah menyiapkan bagian-bagian Tubuh Kristus di waktu dan tempat masing-masing, dan setelah siap (independent) Tuhan sendiri, dan bukan manusia, yang akan merangkaikannya (interdependent) tanpa terdengar hingar-bingar dan kehebohan!
Dengan perenungan ini penulis mengharapkan ada percikan-percikan api yang mengobarkan kembali gairah untuk kesatuan Tubuh Kristus. Tentunya kita mulai memahami bagian dan tugas kita masing-masing. Kita hanya melakukan bagian kita, walaupun kelihatan sangat kecil dan sederhana, dan jangan coba-coba mengambil bagian orang lain, walaupun kelihatan lebih hebat, apalagi mengambil bagian Tuhan, yang tampak spektakuler.
Biarlah apa yang tadinya mustahil tetapi sudah Tuhan jadikan mungkin itu tidak kita jadikan mustahil lagi karena ketidak mauan kita untuk mengosongkan diri dalam menerima kemuliaan Kristus dalam diri kita.
Marilah mulai sekarang kita lebih banyak melihat kedalam diri kita dengan merenungkan keempat syarat yang tertulis di Yohanes 17 untuk kesatuan Tubuh Kristus. Kita juga mulai independent dengan anugerah Tuhan dan menyiapkan diri untuk secara tiba-tiba, secara mendadak (ini kesukaan Tuhan), merelokasi dan meng-interdependent-kan kita dengan sesama bagian Tubuh Kritus.
Bagi sesama bagian Tubuh Kristus, mari mulai hari ini kita melihat mereka itu sama-sama bagian Tubuh Kristus seperti kita. Kalau kita saat ini sedang diproses agar menjadi bagian yang sempurna, mereka juga sedang diproses untuk menjadi bagiannya dengan sempurna. Kita mulai saling melihat satu dengan yang lain sebagai bagian Tubuh Kristus dengan sikap yang telah diteladankan Kristus, 'Datang untuk melayani.' Dengan sikap ini kita bisa mulai mencermati bagian-bagian Tubuh Kristus yang sedang diproses seperti kita dengan sikap hati, 'apa yang bisa saya bantu untuk mereka yang sedang mengalami proses?'
Konsep berikut yang agak disalah-pahami adalah 'mempelai yang tanpa cacat, kerut, cela'. Kalau kita membaca atau mendengar hal ini otomatis muncul suatu bayangan yang benar-benar ideal dan sempurna, tetapi menurut pandangan dan rancangan kita. Sempurna menurut anggapan kita. Apakah yang kita anggap dan bayangkan dan racangkan sempurna itu juga sempurna menurut Tuhan? Kalau ya, bagaimana dengan firman yang menuliskan bahwa rancangan-Ku bukanlah rancanganmu (Yesaya 55:8-9) dan kemuliaan Alah ialah merahasiakan sesuatu (Amsal 25:2) serta yang tertulis di 1 Korintus 2:9?
Pada akhirnya, konsep atau cara kerja 'Tubuh Kristus Yang Sempurna Menjadi Satu' itu yang bagaimana, biarlah ini menjadi rahasia Tuhan. Saat ini yang diperlukan adalah apa yang Tuhan taruh di hati kita masing-masing untuk kita kerjakan, bukan dengan kekuatan sendiri, bukan dengan hikmat manusiawi, bukan dengan kekuatan intelek kita, dan juga bukan dari buah pohon pengetahuan baik dan jahat, tetapi hanya dengan anugerah Tuhan semata, dengan hikmat Ilahi-Nya semata.
Tuhan Yesus memberkati.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar