Selasa, 16 Februari 2010

CH-003 Hakekat Gereja Sehati

CH-003 HAKEKAT GEREJA SEJATI (HegaiHadasa)----Home-----Artikel

Kalau ingin memahami hakekat gereja yang sejati, yang sesungguhnya, mau tidak mau kita harus melihat kapan pertama kali kata gereja, atau jemaat, itu muncul di Alkitab.
Kata gereja pertama kali muncul di Matius 16:13-19 sewaktu Tuhan Yesus bertanya kepada Simon Petrus, "Kata orang, siapakah Anak Manusia itu?" Jawab mereka: "Ada yang mengatakan: Yohanes Pembaptis, ada juga yang mengatakan: Elia dan ada pula yang mengatakan: Yeremia atau salah seorang dari para nabi."
Lalu Yesus bertanya kepada mereka: "Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?" Maka jawab Simon Petrus: "Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!"
Kata Yesus kepadanya: "Berbahagialah engkau Simon bin Yunus sebab bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu, melainkan Bapa-Ku yang di sorga. Dan Aku pun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya. Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Sorga. Apa yang kauikat di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga."
Di dalam percakapan tersebutlah hakekat gereja yang sejati bisa ditemukan dan dipelajari.
Hakekat gereja sejati apa saja yang bisa kita temukan di sini?
Tercatat bahwa Yesus akan mendirikan jemaat-Nya di atas batu karang ini. Tuhan Yesus sendiri yang akan mendirikan jemaat-Nya di atas pewahyuan yang Bapa berikan tentang siapa Yesus Kristus itu.
Jadi gereja sejati itu adalah umat percaya yang telah menerima pewahyuan secara pribadi dari Bapa tentang siapa Yesus Kristus itu. Pewahyuan pribadi, bukan kata orang banyak, atau theologi, atau doktrin, atau sejenisnya. Pewahyuan yang khusus diberikan oleh Bapa secara pribadi.
Ini mengingatkan penulis akan apa yang diucapkan juga oleh Tuhan Yesus, tetapi setelah berada di Sorga, yang tercatat di kitab Wahyu 3:12, 'Barangsiapa menang, ia akan Kujadikan sokoguru di dalam Bait Suci Allah-Ku, dan ia tidak akan keluar lagi dari situ; dan padanya akan Kutuliskan nama Allah-Ku, nama kota Allah-Ku, yaitu Yerusalem baru, yang turun dari sorga dari Allah-Ku, dan nama-Ku yang baru.'
Nama-Ku yang baru artinya nama, atau pribadi Allah yang baru, dalam hal ini Yesus Kristus, karena Dialah yang mengucapkan. Ini kata lain dari kata pewahyuan, sesuatu yang belum pernah diberikan kepada yang lain.
Karena penulis sedapat mungkin tidak mau pembaca artikel ini dibuat bingung, penulis akan mencoba menjelaskan setiap ada kata atau istilah yang sepertinya membingungkan karena adanya pemahaman yang berbeda.
Apa pewahyuan itu?
Pewahyuan adalah pemahaman yang Allah berikan kepada seseorang. Pewahyuan ini bisa diterima hanya oleh mereka yang memang sudah punya kemampuan untuk menerima atau menangkapnya; atau yang kemampuannya untuk itu sudah dipulihkan.
Seseorang boleh saja menyebut dirinya orang Kristen, yang sudah percaya kepada Yesus Kristus sebagai Juruselamat. Tetapi pengakuan ini tidak cukup untuk mampu menerima pewahyuan dari Allah Bapa.
Apanya yang kurang?
Roh manusia itu mempunyai tiga fungsi utama: intuisi, persekutuan dengan Allah, dan hati-nurani. Intuisi adalah kemampuan menerima pewahyuan Allah, persekutuan dengan Allah adalah kemampuan untuk berhubungan, atau ber-fellowship dengan Allah, dan hati-nurani adalah kemampuan untuk bisa membedakan mana yang benar dan yang tidak. Ketiga fungsi utama roh tersebut mati saat manusia belum lahir-baru. Lahir-baru artinya adalah karena anugerah Tuhan seseorang mampu mengaku dalam hati bahwa Yesus itu Tuhan, dan mengaku dengan mulut bahwa Allah telah membangkitkan-Nya dari antara orang mati. Di saat itulah orang tersebut lahir-baru, menjadi ciptaan baru, rohnya dilahir-barukan, dan fungsi utama rohnya dipulihkan.
Seseorang yang belum lahir-baru hati-nuraninya tidak sama sekali mati, tetapi dikatakan 'sekarat' karena dalam batas-batas tertentu hatinya masih mampu membedakan yang benar dan yang salah. Dan melalui hati-nurani yang sekarat inilah Roh Kudus akan melahir-barukan dia. Melalui hati-nuranilah penginjilan sejati itu dimulai.
Intuisi sendiri terbagi dalam tiga proses: pewahyuan (proses menemukan/menerima kebenaran); iluminasi (proses memahami kebenaran); dan inspirasi (proses mengkomunikasikan kebenaran). Di inspirasilah pewahyuan disampaikan ke pikiran (bagian jiwa, selain perasaan dan kehendak), sehingga pewahyuan itu bisa diterima / dipahami dengan intelek dan dibagikan ke orang lain.
Kembali ke permasalahan hakekat gereja, Bapa secara pribadi memberikan pewahyuan mengenai Siapa Yesus Kristus kepada seseorang; dan pewahyuan inilah yang akan melahirkan gereja sejati. Gereja dengan pewahyuan khusus dari Bapa ini yang akan menjadi sokoguru gereja sejati di dunia (Wahyu 3:12).
Setelah Yesus mengatakan hal tersebut, Dia melanjutkan dengan janji yang berupa kuasa yang akan dimiliki gereja sejati: alam maut tidak akan menguasainya. Dalam terjemahan bahasa Inggris disebutkan, suatu gereja yang begitu berkembang dengan kuasa yang bahkan gerbang-gerbang neraka tidak sanggup menahannya (the message), atau, seluruh kekuatan neraka tidak akan menang melawannya (TLB). Bukankah ini suatu hakekat gereja yang dahsyat!
Bukan hanya itu yang Yesus janjikan. Dia melanjutkan, 'Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Sorga. Apa yang kauikat di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga.' - Matius 16:19)
Kepada gereja tersebut Yesus akan memberikan kunci Kerajaan Sorga! Apa yang diikat oleh gereja akan terikat di sorga; apa yang dilepaskan oleh gereja akan terlepas di sorga. Suatu kuasa yang sangat dahsyat, yang bahkan malaikat, dan Iblis sekalipun, tidak memilikinya.
Dalam terjemahan bahasa Indonesia hanya dituliskan 'kunci kerajaan Sorga', tetapi dalam terjemahan bahasa Inggris diterjemahkan bukan 'kunci kerajaan Sorga' melainkan 'kunci-kunci kerajaan Sorga', banyak kunci. Kunci-kunci untuk membuka setiap pintu: tidak akan ada penghalang lagi antara sorga dan bumi, bumi dan sorga. Bila dikatakan 'ya' oleh gereja di bumi akan dikatakan 'ya' juga oleh sorga; dikatakan 'tidak' oleh gereja di bumi akan dikatakan 'tidak' juga oleh sorga!
Itulah sesungguhnya hakekat gereja yang sebenarnya. Suatu gereja yang dinamis, dan agresif, untuk menyerbu dunia dan neraka, dan tidak ada satu kekuatan pun yang akan mampu menghalanginya.
Menurut konseli Nicent, yang disepakati oleh bapa-bapa gereja di tahun 325 SM, diadakan empat kesepakatan yag berkaitan dengan gereja: gereja itu satu (one), gereja itu kudus (holy), gereja itu umum (universal), dan gereja itu apostolik. Konseli ini diadakan untuk mengantisipasi ajaran ke-kristenan palsu yang bermunculan di gereja-gereja saat itu.
Menarik, dan sekaligus mengherankan, apa yang terjadi di tahun-tahun setelah diadakan konseli tersebut. Pada tahun 431 Assyrian Church mulai memisahkan diri; pada tahun 451 ada konsili Chakedon dimana Oriental Orthodox memisahkan diri. Pada abad 11 terjadi perpecahan besar gereja menjadi dua aliran: Eastern Orthodox dan Roman Catholicism. Abad 16 terjadi reformasi yang sekaligus melahirkan tiga aliran: Anglicanism, Protestantism, dan Anabaptism, dst.
Bukan hanya terjadi perpecahan secra fisik tetapi juga masuk dan bermuncullan praktek-praktek tidak alkitabiah di dalam gereja, misalnya: didirikanbya bangunan gereja di bawah kekaisaran Romawi Constantine sekitar tahun 327, menggantikan pertemuan-pertemuan yang di adakan di rumah-rumah. Dipergunakan mimbar di gereja, yang diambil dari budaya Yunani dimana mimbar dipakai oleh pembicara profesional untuk menyampaikan pendapat dalam debat umumnya. Tidak ada bukti Yesus dan para rasul dan para pemimpin gereja mula-mula memakai mimbar dalam pelayanannya. Mimbar ini diperkenalkan kepada orang Kristen sekitar pertengahan abad 3. Liturgi ibadah diperkenalkan pada abad 6. Kotbah ke jemaat dilakukan pada akhir abad 2; kotbah merupakan kegiatan filosuf Yunani yang menguasai kefasihan berbicara. Gembala mulai diperkenalkan di abad 2, yang diikuti dengan pentahbisannya yang didasarkan atas kebiasaan Romawi dalam menunjuk dan mengutus seseorang di muka umum. Dst. Dst.
Penulis belum berani menyatakan bahwa 'kekacauan' di dalam gereja ini terjadi karena tidak 'mengikuti' konseli Nicent, ataukah ada faktor-faktor lain yang menyebabkannya, selain tentunya musuh gereja sejati, yaitu Iblis, yang pasti memanfaatkan setiap celah yang ada. Yang pasti, faktanya semua ini terjadi setelah konseli Nicent pada tahun 325 diadakan.
Dalam kesepakatan konseli Nicent disebutkan bahwa 'Gereja itu Satu.' Ini jelas, sebab yang memberi pewayuan itu Bapa, yang satu, dan pasti 'berbagai-macam' gereja yang lahir haruslah menggambarkan gereja yang satu, walaupun bentuk, fungsi dan perannya tidak sama. Ilustrasi rasul Paulus dengan menggambarkan gereja sebagai tubuh manusia itu 'sangat sempurna'. Tubuh manusia yang terdiri dari tulang, urat, daging, dan kulit; yang mengandung organ-organ tubuh seperti jantung, otak, paru-paru, ginjal, dll.; yang dirangkai dengan pembuluh-pembuluh darah dan syaraf dengan systemnya masing-masing; yang memiliki kehidupan dan memiliki roh dan jiwa. Semuanya merupakan gambaran sempurna tentang simbol tubuh Kristus yang adalah gereja yang satu. Kesempurnaan tubuh manusia itu suatu kenyataan, walaupun rincian fungsi apa dan bagaimananya tidak semuanya bisa dipahami. Demikian juga dengan gereja yang satu, harus kita terima sebagai suatu kenyataan walaupun tidak bisa dipahami dengan sempurna, dan tidak akan pernah.
'Gereja itu kudus' merupakan kesepakatan berikut dari konseli Nicent. Gereja itu pasti kudus sebab berasal dari Allah yang kudus. Sesuatu yang tidak kudus pasti tidak akan pernah ada dalam gereja. Kalau kita berbicara gereja, ini bukan berbicara mengenai institusi atau gedungnya. Tetapi hakekat gereja sejati yang sebenarnya.
'Gereja itu umum / universal' merupakan kesepakatan yang berikutnya. Gereja itu untuk semua mahluk dan terdiri dari semua makhluk. Kalau kita membicarakan gereja, yang bahasa Yunaninya Ekklesia, kita tidak akan melepaskan diri dari satu kata yang melekat dengan pengertian ekklesia, yaitu oikoumene. Arti kata oikoumene itu adalah 'tempat / tanah yang layak huni' atau 'dunia yang layak huni bagi semua makhluk'. Kalau kita berbicara tentang gereja dengan fungsi dan perannya, pastilah dengan tujuan untuk menjadikan tempat di bumi ini sebagai tempat yang layak huni bagi semua mahluk, dan bukan hanya untuk manusia, apalagi untuk manusia tertentu saja!
'Gereja itu apostolik' ini merupakan kesepakatan keempat tentang gereja. ini merupakan kesepakatan yang terakhir tetapi bukan yang kurang penting. Keempat kesepakatan itu semuanya penting. Walaupun begitu, kesepakatan yang terakhir inilah yang sepertinya memiliki pemahaman yang menyangkut kedahsyatan kuasa gereja sejati. Dalam kata apostolik inilah terkandung janji-janji yang Yesus berikan saat menyatakan hakekat suatu gereja itu yang tertulis di Matius 16 tersebut.
Dalam kata apostolik itu terkandung pemahaman yang tidak seperti kita pahami saat ini. Sekarang ini kita sepertinya telah menurunkan bobot arti kata apostolik. Artinya diturunkan sedemikian rupa sehingga disejajarkaan dengan kata profetik yang ada dalam kelima-jawatan pelayanan sehingga tidak jarang kita membaca dan mendengar kata 'profetik-apostolik'. Sesungguhnya kata apostolik itu tidak punya suatu padanan kata lain, tidak juga bisa diterjemahkan dengan kerasulan. Dalam kata apostolik terkandung makna iman kekristenan. Kalau salah pemahaman kata apostolik maka akan salah juga makna keimanan Kristen. Dalam kata apostolik itu terkandung makna gereja yang sesungguhnya, seperti kekudusan, kesatuan, dan universal.
Apakah kekurangpahaman makna apostolik yang disebutkan di konseli Nincent yang menjadikan terjadinya 'kekacauan' dalam gereja? Kalau 'ya', berarti ada bahaya yang mengintip untuk menghancurkan gereja, bahkan sampai dengan hari ini. Kalau kita tidak secepatnya menemukan dan meluruskan hal ini, tidak mustahil akan terjadi 'kekacauan' yang lebih parah lagi daripada yang sudah terjadi sampai saat ini. Lalu tugas siapa untuk meluruskan hal ini?
Memahami makna gereja yang sejati akan bisa mendefinisikan apa gereja itu. Bagi penulis definisi itu penting dan diperlukan sebab dengan definisi paling tidak bisa menyamakan pandangan dalam membicarakan sesuatu. Kalau tokh definisi itu kurang tepat, akan bisa diperbaiki atau disempurnakan kemudian. Tetapi penulis heran ada sementara orang yang tidak suka dengan definisi. Gereja sejati bisa didefinisikan sebagai kumpulan umat percaya yang menerima pewahyuan Bapa tentang Yesus Kristus, dan yang menyadari dirinya sebagai bagian Tubuh Kristus yang satu, dan yang bertanggungjawab untuk mendatangkan kerajaan Allah dan menjadikan kehendak Bapa di bumi seperti di Sorga, sesuai dengan peran dan fungsi yang telah Bapa berikan sebelum dunia dijadikan.
Itulah definisi gereja sejati yang tentunya definisi itu belum sempurna. Masalahnya, dengan definisi itu bisakah kita melihat dan mencermati dan mengenal siapa kita sebenarnya dan apa panggilan kita?
Kalau kita sudah memahami hal ini tentunya kita tidak akan kesulitan lagi dalam menetapkan prioritas-prioritas kita, menyempurnakan perilaku kita, dan meningkatkan hubungan kita dengan sesama dalam mewujudkan panggilan utama. Kalau kita menghidupi hal ini, baik secara pribadi maupun secara bersama-sama sebagai gereja sejati, dunia tidak akan sama lagi.Pelayanan tidak akan sama lagi. Dan kerinduan Tuhan Yesus untuk menjadikan umat percaya sempurna menjadi satu seperti yang diutarakan di Yohanes 17 benar-benar akan terwujud!
Tuhan Yesus memberkati.
Iskak Hutomo

Tidak ada komentar:

Posting Komentar