Minggu, 28 Februari 2010

LEA-008 Terhubung menjadi Mudah

LEA-008 TERHUBUNG MENJADI MUDAH----Home-----Artikel
William Henry Harrison memberi sambutan inagurasi terpanjang sebagai Presiden Amerika Serikat. Dia membutuhkan waktu dua jam dengan untuk membacakan 8.445 kata pidatonya. Meskipun pidatonya disampaikan di ruang terbuka di hari yang dingin dan hujan, Presiden dengan keras-kepala menolak untuk memakai mantel maupun topi. Akibatnya, dia masuk angin dan meningkat menjadi pneumonia, dan akhirnya meninggal satu bulan kemudian. Pelajaran kepemimpinan: harga yang dibayar untuk kesederhanaan.
Dua Mitos tentang Kesederhanaan (Simplicity)
Mitos #1 Kesederhanaan itu Kurang Mendalam
Beberapa tahun yang lalu saya sedang diwawancara untuk talk-show televisi. ‘John,’ kata pembawa acara, ‘Saya telah membaca beberapa buku Anda, dan ternyata semuanya sederhana.’ Nada ejekannya jelas terdengar oleh pendengar, dan bagi saya, komentar itu tidak dimaksudkan sebagai pujian.
Saya menanggapi scara langsung, ‘Memang benar. Prinsip-prinsip di buku-buku saya itu sederhana untuk dipahami, tetapi tidak selalu gampang untuk diterapkan.’ Pendengar bersorak, dan pembawa acara mengakui apa yang saya katakan itu benar.
Kita sering menganggap kesederhanaan itu berarti kurang mendalam atau kurangnya kecerdasan. Sebaliknya, kita menganggap cerdas seseorang yang bisa berkomunikasi dengan memakai kata-kata besar atau konsep-konsep yang sulit untuk dimengerti. Entah bagaimana, setiap orang yang berbicara dengan padat dan bergaya akademis kita anggap sebagai orang cerdas.
Masalah yang kita hadapi dalam kehidupan itu kompleks, dengan jenis-jenis keruwetannya. Meskipun begitu, sebagai para pemimpin dan komunikator, tugas kita itu memberi kejelasan pokok bahasan, dengan mengurangi, dan bukan menambah, kerumitannya. Ukuran keberhasilan seorang guru itu bukanlah apa yang dia ketahui, tetapi apa yang para murid bisa ketahui. Kederhanaan itu ketrampilan, dan ini sesuatu yang diperlukan jika kita ingin terhubung dengan orang lain saat berkomunikasi.
Mitos #2 Kederhanaan itu Mudah
Saat kita menghadapi sesuatu yang sederhana, kita menganggap pasti ada sesuatu yang telah dibuang atau tidak sepenuhnya dipikirkan. Bagi kami, kesederhaan itu berarti mengambil jalan pintas dan menghindari kerumitan realitas hidup. Meskipun begitu, didalam masyarakat yang walaupun kebanjiran informasi, kederhanaan itu tidak sulit untuk diperoleh. Dan kesederhaan itu penting.
Mungkin tidak seorang pun bisa memahami tentang kederhanaan yang lebih baik dari pemahaman kesederhaan yang dimiliki oleh Apple, Inc. Perusahaan-perusahaan pada mulanya berusaha untuk menjadikan komputer mudah dipakai. Apple melakukan lompatan-kataknya dengan merintis peralatan yang bisa menyerderhanakan cara masuknya, menyimpan dan membagi informasi.
Menanggapi sikap yang merendahkan keberhasilannya dalam memberikan kesederhanaan, CEO Apple Steve Jacobs membuktikan bagaimana kesulitan yang dia telah lakukan untuk menghasilkan kesederhaan itu.
Jika kita membaca brosur pertama Apple, judulnya ialah ‘Kederhanaan itu Kecanggihan Utama.’ Apa yang dimaksudkan ialah jika kita mula-mula menghadapi suatu masalah itu sepertinya sederhana karena kita kurang atau tidak memahaminya. Kemudian saat kita mulai benar-benar memahami permasalahannya, kita akan sampai ke pemecahan yang sangat rumit karena permasalhannya benar-benar ‘seperti rambut’. Sampai di sini, kebanyakan orang menyerah. Tetapi hanya sedikit orang yang tetap ‘terbakar’ sampai akhirnya memahami prinsip-prinsip yang mengatur permasalahannya, dan bisa keluar dengan elegant, dengan membawa pemecahan yang sederhana. Tetapi sangat sedikit orang yang sanggup berjalan sampai ke tempat itu.
Usaha awal seorang pemimpin ialah menyelesaikan suatu masalah yang muncul dengan membawa sejumlah pertanyaan sehingga membuat masalahnya kelihatan lebih besar dari saat muncul pertama kalinya. Meskipun begitu, sebagai pemimpin, akan dengan gigih melewati kerumitan dan serbuan penyelesaian yang mungkin, sampai mereka mendapatkan satu kesimpulan sederhana. Begitu mereka memiliki pemecahannya, dan bisa menyatakannya dengan sederhana, pemimpin itu ada di posisi untuk terhubung dengan pelanggannya.
Ringkasan
Sepertinya kontra-intuitif, tetapi jika kita ingin mengambil komunikasi ke level yang lebih tinggi, jangan mencoba mempesona orang dengan intelek kita, atau menyergapnya dengan kecanggihan informasi yang kita miliki. Beri mereka kejelasan dan kederhanaan. Kalau ini kita lakukan orang akan menghubungkan diri dengan kita, dan mereka ingin mengundang kita untuk berkomunikasi kembali dengan mereka.
Juga, jangan mengharapkan kederhanaan akan datang dengan mudah. Pada mulanya, usaha-usaha kita untuk memperoleh kejelasan agaknya seperti ledakan yang terjadi sebelumnya waktunya. Namun, terus maju dan tetap fokus. Akhirnya, kita akan bisa mengurangi masalah sebesar yang bisa kita tangani. Dan kita akanmenyingkapkan prinsip-prinsip dengan sederhana, yang akan membantu kita untuk terhubung dengan mereka yang kita layani.
Disadur bebas oleh Iskak Hutomo dari Connectors Keep It Simple oleh John Maxwell

Tidak ada komentar:

Posting Komentar