Senin, 24 Mei 2010

Siap Menghadapi Akhir Jaman (17)

Bagian-17-----Home---Artikel

Banyak orang menganggap bahwa sesuatu yang penting pasti akan dibicarakan panjang lebar dalam Alkitab. Tetapi ternyata ada hal-hal yang sangat penting hanya mendapat tempat yang sedikit saja di dalam Alkitab. Contohnya, masalah lahir baru. Hal ini hanya kita temukan dalam dua kalimat pendek, dan itu sama sekali tidak memuat definisi tentang lahir baru. Padahal Alkitab menulis bahwa kita tidak dapat masuk Kerajaan Tuhan tanpa dilahirkan kembali.
Juga tentang pelayanan gembala atau pastoral yang hanya disebut satu kali dalam Perjanjian Baru dalam suatu kalimat yang menyebutkannya sebagai salah satu bagian dari lima pelayanan untuk memperlengkapi jemaat (Efesus 4:11). Tidak ada satu definisi yang menyebutkan tentang pelayanan ini, tetapi pelayanan tersebut justru mendominasi pelayanan gereja.
Mari kita lihat lebih jauh pelayanan pastoral yang telah mendominasi pelayanan gereja ini. Kata Yunani yang diterjemahkan sebagai “pastor” dalam Efesus 4:11 bisa juga diterjemahkan sebagai “pemberi makan”. Dalam Matius 24:45-48 Tuhan menyatakan, "Siapakah hamba yang setia dan bijaksana, yang diangkat oleh tuannya atas orang-orangnya untuk memberikan mereka makanan pada waktunya? Berbahagialah hamba, yang didapati tuannya melakukan tugasnya itu, ketika tuannya itu datang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya tuannya itu akan mengangkat dia menjadi pengawas segala miliknya.” Jelas bahwa Tuhan sangat menghargai mereka yang memberi makan umatNya dan akan menjadikan dia pengawas atas segala milikNya. Bukankah itu yang dilakukan oleh gembala?
Ada banyak hal yang bisa kita bicarakan tentang pelayanan pastoral yang saat ini mendominasi pelayanan gereja. Yang ingin saya katakan di sini adalah bahwa kita harus “mengerti benar-benar firman kebenaran itu” dan bukan hanya mendasarkan doktrin kita pada hal yang kelihatannya benar, melainkan pada pengajaran yang jelas benar. Besarnya ruang yang disediakan untuk membicarakan suatu hal dalam Alkitab memang juga menunjukkan bahwa hal tersebut penting, dan salah satu hal utama, yang justru sering diabaikan dalam pengajaran Kristen moderen, ialah tentang pengelolaan yang benar.
Diperkirakan antara sepertiga sampai setengah isi pengajaran dalam Alkitab berbicara tentang kebenaran yang berkaitan dengan pengelolaan. Tetapi, seberapa sering hal tersebut dibicarakan di gereja?
Tentu saja ada kelompok-kelompok atau gerakan yang telah melihat hal ini dan mereka membicarakannya. Tetapi kebanyakan hanya membicarakan tentang pengelolaan uang. Uang memang penting, bahkan begitu penting sehingga Tuhan Sendiri berkata bahwa Dia tidak bisa mempercayakan pada kita kekayaan yang sesungguhnya sampai kita belajar untuk menanganinya dengan benar. Tetapi yang dimaksud di sini bukanlah uang melainkan kekayaan yang sesungguhnya. Karena Tuhan memakai uang untuk mengajar kita menjadi penilik atau pengelola yang benar sehingga kita bisa dipercaya untuk menangani yang lebih besar, kita akan mempelajari hal ini sungguh-sungguh, tetapi tidak menjadikannya pengajaran yang paling penting.
Karena “tanda binatang” merupakan tanda ekonomi, maka pada akhir jaman ini pengelolaan keuangan yang benar yang akan dipercayakan kepada kita menjadi semakin penting. Kita juga harus memperhatikan peringatan-peringatan alkitabiah tentang betapa cepat uang menjadi berhala, karena dengan melakukan hal ini kita pasti memakai tanda binatang itu. Memakai tanda binatang itu bukanlah dosa. Tetapi menyembah binatang itu adalah dosa. Dan tanda itu merupakan bukti dari apa yang kita lakukan.
Beberapa dasawarsa yang lalu Tuhan menunjukkan bahwa pengertian tentang ekonomi moderen penting untuk mengetahui waktu. Itu bukan satu-satunya hal yang perlu untuk kita mengerti tetapi itu akan menjadi salah satu faktor terbesar. Itulah yang menjadi alasan mengapa tanda binatang adalah tanda ekonomi.
Karena mempunyai latar belakang bisnis, saya suka belajar ekonomi baik sebagai suatu kegiatan rekreasi ataupun panggilan. Yang mengherankan, saya juga semakin banyak mengenal orang-orang kunci di bidang ekonomi dan bisnis. Setiap mereka ini memiliki pengertian kunci yang kemudian diajarkan kepada saya, atau setidaknya memberi referensi sumber pengetahuan yang saya anggap penting karena membuat saya mengerti apa yang sedang dan akan terjadi.
Saya harap kalian tidak menjadi bingung karena berpikir harus mempelajari ilmu ekonomi untuk mengerti waktu. Saya menghabiskan waktu bertahun-tahun mempelajari ilmu ekonomi. Begitu juga orang-orang lain. Jadi kami bisa menyarikan elemen-elemen penting dan mengajarkan kepada kalian dalam beberapa jam saja, bahkan ada beberapa hal yang bisa dipelajari kurang dari satu jam. Demikian juga banyak orang yang mempelajari aspek-aspek penting lainnya mengenai waktu, yang mungkin tidak menarik bagi saya. Tetapi mereka bisa mengajarkan kepada kami dalam waktu singkat apa yang telah mereka pelajari selama bertahun-tahun.
Dalam beberapa minggu ke depan kita akan belajar tentang “prophetic economics” dengan memakai kejadian-kejadian yang sedang berjalan. Saya telah melakukannya tetapi kita perlu belajar lebih jauh. Saya rasa ini akan menarik, tetapi seandainya tidak, bisa bermanfaat karena pengetahuan ini merupakan bagian utama yang penting untuk mengetahui waktu. Ini juga bisa menjadi bagian utama yang penting untuk kita mengerti apa artinya dipercaya dengan kekayaan yang sesungguhnya.
(disadur dengan bebas oleh Iskak Hutomo dari Prepared for the Times oleh Rick Joyner)

Minggu, 16 Mei 2010

Siap Menghadapi Akhir Jaman (16)

Bagian-16-----Home---Artikel
Untuk mengerti waktu, saya selalu mencoba kembali ke dasar masalah dan memperhatikan apakah saya bisa melihat tangan Tuhan di dalamnya. Mazmur 90:17 berkata, “Kiranya kemurahan Tuhan, Allah kami, atas kami, dan teguhkanlah perbuatan tangan kami, ya, perbuatan tangan kami, teguhkanlah itu.” Saya sering berdoa dengan ayat ini karena saya tidak ingin hanya sibuk sendiri, melainkan ingin agar kesibukan itu juga menjadi urusan Tuhan. Saya ingin agar apa yang saya lakukan benar-benar merupakan pekerjaanNya dan apa yang saya pelajari adalah untuk tujuan-tujuan yang ditetapkanNya. Banyak hal menarik perhatian saya, tetapi saya ada bukan untuk menyenangkan diri tetapi untuk melakukan kehendakNya. Jadi saya mencari konfirmasi untuk apa yang saya lakukan.
Sebagai seorang pemimpin pelayanan yang menarik banyak orang-orang profetik, saya telah melewatkan beberapa puluh tahun untuk mengerti nubuatan, dan tidak pernah menemukan dalam Alkitab di mana Tuhan harus mengkonfirmasi nubuatan dengan cara mengulangi perkataanNya. Seperti kita baca dalam kisah Yosia, salah seorang raja yang paling benar dalam sejarah Israel, dia mati karena tidak memperhatikan suara Tuhan yang disampaikan melalui sumber yang paling tidak diperkirakan dan yang tidak diulangi. Sangat berbahaya untuk menganggap benar sesuatu yang belum tentu benar, terutama mengajarkan sesuatu menjadi prinsip-prinsip yang tidak ada dalam Alkitab.
Kita tidak bisa membuat hal yang pernah sekali ada dalam Alkitab menjadi suatu prinsip. Tetapi jika kita menemukannya sekali, ada kemungkinan itu bisa menjadi suatu prinsip. Satu prinsip teologi dasar yang saya rasa sehat adalah seperti berikut. Jika seluruh bobot dalam Alkitab mengatakan sesuatu, dan ada satu ayat atau satu contoh menonjol yang kontras dengan bobot tersebut, jangan mendasarkan teologimu pada contoh atau ayat yang hanya sebuah itu, melainkan pada bobot yang ada pada Alkitab. Tentu saja kita harus mencari dan mengerti apa yang kelihatannya merupakan pengecualian. Tetapi sebelum hal itu dilakukan, jangan mengajarkan atau mendasarkan teologimu tentang hal tersebut.
Memang ada contoh-contoh di mana Tuhan mengulangi sesuatu, tetapi itu adalah perkecualian. Sejauh ini kita melihat bahwa Dia cenderung untuk mengatakan sesuatu satu kali saja, dan Dia mengharap kita mendengar dan mentaatinya. Dia tidak seperti orangtua yang suka mengulang-ulang perkataan kepada anaknya, sehingga anak itu menyimpulkan bahwa dia tidak perlu taat sampai perintah itu dia dengar berulang-ulang atau sampai nada suara orangtuanya mencapai tingkat kejengkelan tertentu. Tuhan mengajarkan bahwa kalau ya haruslah ya dan kalau tidak haruslah tidak, dan lebih dari itu adalah jahat (Matius 5:37). Karena itu kita belajar bahwa apa yang Dia katakan pertama kali itulah yang Dia maksud.
Saya mencoba mendidik anak-anak saya dengan cara yang sama, untuk mendengar dan taat pertama kali saya berkata, tanpa mendebat, kecuali mereka tidak mendengar saya dengan jelas. Saya tidak membuat mereka segan bertanya jika mereka tidak mengerti, tetapi saya tidak membiarkan mereka menantang perintah saya kecuali ada hal penting yang mereka pikir tidak saya sadari yang bisa mengubah perintah saya. Saya mempelajari hal ini di dalam pendidikan militer dan sebagai pilot. Dalam pendidikan militer itu saya diajar bahwa jika saya tidak mentaati perintah, saya bisa mati, dan mereka yang ada di bawah saya juga bisa mati, dan dengan demikian saya mengacaukan seluruh pasukan dengan cara tidak taat. Jika saya diperintah untuk mengambil suatu posisi dan tiba di suatu tempat, tetapi saya melihat ada posisi lain yang lebih baik dan beralih ke sana, saya bisa terbunuh teman sendiri. Mengapa? Jika mereka melihat ada letusan yang datang dari posisi yang seharusnya tidak diduduki, mereka akan menganggap tembakan itu berasal dari musuh. Semakin intens situasinya, semakin berbahaya bila kita tidak mendengar perintah dengan jelas dan mentaatinya tanpa bertanya.
Sebagai pilot, saya menerima perintah untuk terbang pada ketinggian tertentu dan maju ke arah tertentu. Kalau saya tidak taat, saya bisa menempati ruang yang sama dengan pesawat lain. Dalam pertempuran, jika kita tidak berada pada ketinggian dan arah yang ditetapkan, kita bisa dianggap sebagai musuh dan ditembaki pasukan sendiri.
Sementara kita bergerak di akhir jaman, mendengar dan mentaati suara Tuhan akan menjadi semakin penting, dan pada saatnya akan menentukan kematian atau kehidupan. Karena pelayanan kami menitikberatkan pengenalan akan suara Tuhan dari awal, dan kami telah berjalan bertahun-tahun untuk mengenal suara Tuhan lebih baik lagi, saya merasa bahwa pelayanan kami cukup baik dalam hal ini. Tetapi saya mendengar dari Tuhan berulangkali bahwa kita harus mengenal suaraNya lebih baik dari sekarang, sehingga siap menghadapi hari-hari yang akan datang.
(disadur dengan bebas oleh Iskak Hutomo dari Prepared for the Times oleh Rick Joyner)

Senin, 10 Mei 2010

Siap Menghadapi Akhir Jaman (14 & 15)

(Saduran bebas dari Prepared for the Times oleh Rick Joyner)-----Home---Artikel

Bagian – 14
Saya tidak pernah dengan sengaja melakukan plagiat. Kebanyakan penelitian yang saya lakukan adalah untuk memperdalam pengertian saya. Saya juga tidak pernah berpikir untuk memakai informasi yang saya pakai dalam penelitian untuk keperluan mengajar ataupun menulis di kemudian hari, jadi saya memang teledor tidak mencatat dari mana asal materi atau informasi itu. Saya juga tidak pernah mempelajari metode riset yang benar, bahkan jarang membuat catatan ketika belajar, dan kalau ada catatan itu hanya fakta-fakta yang menarik perhatian saya. Belakangan, kalau saya ingin mencari dari mana asal informasi itu, saya tidak ingat lagi judul buku atau nama penulisnya, jadi saya tidak bisa menulisnya sebagai kutipan, padahal hanya dibutuhkan kemampuan sederhana untuk mengorganisasi suatu catatan. Walaupun anda tidak mempunyai panggilan sebagai seorang penulis, kemampuan untuk mengorganisasi catatan ini akan berguna.
Ketika saya merasa telah menjadi suatu contoh buruk dalam suatu hal, saya merasa bertanggungjawab untuk mengoreksinya sehingga orang lain tidak melakukan kesalahan yang sama. Kita harus menunjukkan integritas dalam menangani Firman Tuhan karena Firman mempunyai nilai begitu tinggi, dan dengan demikian Tuhan akan mempercayakan lebih banyak lagi. Saya menganggap bahwa rasa lapar saya untuk mengenal Tuhan dan mengenali jalan-jalanNya menyenangkan hatiNya dan Dia selalu memberi ganjaran pada mereka yang mencari. Saya juga merasa bahwa Dia telah memberkati saya dengan apa yang Dia tunjukkan kepada saya, tetapi saya juga percaya bahwa kecerobohan saya dalam penelitian tidak menyenangkan hatiNya dan bisa menahan Dia untuk menunjukkan kepada saya banyak hal lainnya.
Penulis kitab Ibrani kelihatannya juga seperti saya dalam hal ini karena seringkali dia menulis “pernah dikatakan dalam suatu nas …” ketika mengutip suatu ayat. Karena itu saya merasa agak lega dengan kesamaan sikap ini dan merasa bahwa keadaan saya tidak terlalu payah. Tetapi saya ingin melakukan yang lebih baik dan tidak ingin ada yang meniru kebiasaan buruk saya. Kalau kita ingin dipercaya dengan kebenaran yang lebih besar, kita harus berhati-hati. Mereka yang menghargai akan: Usahakanlah supaya engkau layak di hadapan Allah sebagai seorang pekerja yang tidak usah malu, yang berterus terang memberitakan perkataan kebenaran itu. (2 Tim 2:15) (Study to shew thyself approved unto God, a workman that needeth not to be ashamed, rightly dividing the word of truth - Belajar, untuk menunjukkan bahwa engkau diperkenan Tuhan, pekerja yang tidak usah malu, membagikan dengan benar firman kebenaran itu).
Ini bukan hanya belajar Firman Tuhan, tetapi juga bagaimana kita bisa dipakai dengan lebih baik sebagai penjaga harta yang sangat berharga itu.

Bagian – 15
Karena Firman Tuhan begitu berharga, tidak heran kalau menghadapi banyak tantangan. Dengan segala cara setan akan menyerang setiap kebenaran karena kebenaran Tuhan akan memerdekakan manusia dari kegelapan yang membelenggu mereka. Tuhan membiarkan FirmanNya diuji – untuk menunjukkan kekuatan dan integritasnya. Tuhan mengijinkan utusan-utusanNya juga diuji – untuk menyatakan kekuatan dan integritas mereka, dan pengabdian mereka pada kebenaran. Kalau Tuhan ingin semua mudah bagi kita, Dia bisa langsung mengikat setan setelah kebangkitanNya, tetapi Dia membiarkan setan bebas demi kebaikan kita!
Saya pernah mendengar program radio suatu pelayanan yang dibuat untuk menyerang saya. Dia menebarkan kebohongan-kebohongan yang saya rasa justru kebalikan dari hal yang sebenarnya tentang diri saya, bahkan membengkokkan dan menyatakan hal yang tidak benar tentang apa yang pernah saya katakan. Karena kesal saya berdoa dan minta kepada Tuhan untuk menyingkirkan orang ini dari pelayanannya. Saya segera mendapat jawaban dari Tuhan bahwa Dia mau mengabulkan permintaan saya, tetapi kemudian bertanya siapa yang akan menggantikan orang itu.
Tidak lama kemudian orang tersebut disingkirkan dari denominasinya dan kelihatannya pelayanannya jatuh. Tetapi tidak lama kemudian belasan orang seperti dia mulai menyerang saya. Itu seperti menginjak seekor laba-laba besar dan tak lama kemudian ribuan laba-laba kecil datang mengerubuti. Saya menangkap pesan yang disampaikan dan mulai mendoakan mereka, bukan menghancurkan mereka. Tidak lama kemudian saya mulai bisa mengasihi sebagian dari mereka, bahkan minta agar Tuhan memberkati mereka, dan memberikan Roh KudusNya untuk membawa mereka kepada kebenaran. Saya juga minta kepada Tuhan agar mereka tidak mati sebagai batu sandungan.
Suatu hari saya mendengar program dari salah seorang penyerang saya, dan kali ini dia berbicara tentang saya lagi tetapi untuk hal yang benar di mana saya perlu bertobat. Setelah itu saya bisa bersyukur dengan hati tulus untuk orang tersebut. Kadang-kadang musuh kita bisa mengucapkan hal-hal yang tidak dikatakan oleh teman kita tetapi yang perlu kita dengar. Kita dinasehati berkali-kali dalam kitab Amsal bahwa orang bijak senang bila diperingatkan. Saya rasa ini karena orang bijak sungguh-sungguh mencintai kebenaran daripada reputasi mereka dan mereka mengerti tentang kebenaran dasar, yaitu bahwa Tuhan mendisiplin mereka yang dikasihiNya. Kalau kita tidak menerima koreksi, kita justru harus bertanya-tanya.
Yosia mungkin seorang raja yang paling memegang kebenaran dalam sejarah Yudea. Dituliskan bahwa dia adalah seorang yang sangat luar biasa yang melakukan hal yang tidak dilakukan oleh ayahnya, Daud, yaitu menghancurkan tempat-tempat penyembahan berhala. Tetapi Yosia mati karena dia tidak memperhatikan suara Tuhan yang berbicara melalui Nekho, raja Mesir yang adalah musuhnya (2 Tawarikh 35). Tuhan tidak berbicara dua kali kepadanya dan tidak mengkonfirmasi firman yang datang melalui sumber yang tidak diperkirakan. Yosia harus membayar mahal karena tidak mendengar dan memperhatikan suara Tuhan yang berbicara melalui musuhnya. Mungkin orang lain bisa terelak dari hal ini, tetapi Yosia seharusnya tahu.
Yang ingin saya katakan di sini adalah bahwa semakin besar kita dipercaya, semakin besar kita dituntut. Hal-hal yang bisa kita hindari di halaman bisa membunuh kita di ruang Maha Kudus. Tuhan memberikan kelonggaran kepada yang belum dewasa, tetapi Tuhan itu kudus dan harus diperlakukan sebagai Yang Kudus. Semakin kita dewasa, kita dituntut untuk bersikap lebih pantas terhadap Dia dan FirmanNya. Sementara kita mencari pewahyuan lebih dalam dan kuat akan FirmanNya, mari kita tumbuh dalam hikmat Tuhan dan dalam karakter.
Demikian juga, kontroversi besar dan serangan yang dilancarkan terhadap kekristenan di Amerika sekarang ini tidak perlu membuat kita takut, tetapi justru seharusnya menjadi tantangan bagi kita untuk bersikap tegas atas apa yang kita percayai. Kita tidak bisa menyangkal Tuhan dengan menyangkali FirmanNya, jadi kita harus melakukan hal ini. Ketika kita tahu apa yang diajarkan Tuhan tentang suatu hal, maka berdiri di atas kebenaran itu bukanlah suatu opsi atau pilihan. Kita juga harus berdiri di atas kebenaran itu dengan Roh yang benar. Ini akan menghasilkan iman yang lebih kuat dan gereja yang lebih kuat. Dan itu adalah baik bagi kita.