Selasa, 16 Februari 2010

MO-002 Memanifestasikan Hadirat Allah di panggilan kita

MO-002 MEMANIFESTASIKAN HADIRAT ALLAH DI PANGGILAN KITA----Home-----Artikel

Saya tahu, hampir semua pemimpin Kristen bergumul untuk menyeimbangkan dua paradigma: yang alami, artinya karunia dan talenta kita yang alami, dan yang rohani. Suatu kali John Wesley pernah berkata, 'Tanpa Allah, tidak akan terjadi; tanpa saya Tuhan tidak dapat.' Dalam pernyataan ini tersirat banyak teologi. Ini menggambarkan sesuatu yang ekstrim, yang para pemimpin mencoba mencari keseimbangannya, mengenai aspek yang alami dan yang rohani dalam panggilan hidupnya. Kitab Mazmur dan Amsal memberi pemahaman tentang perbedaan kedua ekstrim tersebut:
'Ia tidak suka kepada kegagahan kuda, Ia tidak senang kepada kaki laki-laki; TUHAN senang kepada orang-orang yang takut akan Dia, kepada orang-orang yang berharap akan kasih setia-Nya.' - Mazmur 147:10-11
'Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri. Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu. Janganlah engkau menganggap dirimu sendiri bijak, takutlah akan TUHAN dan jauhilah kejahatan;' - Amsal 3: 5-7
Saat ini para pemimpin saat mencoba mewujudkan kehendak Tuhan dilakukan dengan beroperasi di-empat cara:
1. Kehidupan tersegmentasi Esau
Cara pertama adalah Kehidupan Esau. Esau adalah saudara Yakub. Dia seorang laki-laki dunia bebas, seorang pemburu, suka wanita, seorang lelaki yang secara total menyerahkan dirinya pada selera sesaat. Dia sebenarnya memiliki warisan rohani dengan suatu panggilan dalam hidupnya, tetapi dia tidak menyerahkan diri kepada panggilan tersebut. Dia lebih memilih untuk menyerahkan panggilannya demi sup kacang merah. Ya, hanya semangkuk kacang untuk sekali makan. Dia baru saja datang dari padang setelah seharian berburu dan dia begitu kelaparan sehingga mau menyerahkan hak kesulungannya kepada Yakub, yang sebenarnya seorang oportunist yang dipimpin oleh kedagingannya, tetapi dengan cara yang berbeda.
2. Kehidupan yang didasari oleh prinsip
Cara kedua yang kita coba lakukan terhadap kehendak Tuhan ialah dengan mengoperasikan prinsip-prinsip Kekristenan, khususnya di Amerika. Kita punya 'Program 12-Langkah' dan 'Sepuluh Cara Mengurangi Berat Badan', misalnya. Kita punya program untuk segala sesuatu.
Sikap kita sering dinyatakan dengan kalimat: 'Katakan bagaimana cara melakukannya, dan saya akan mempraktekannya.' Cara ini akan membawa kita ke sesuatu yang legalistik dan program untuk berjalan dengan Allah. Benar, dengan menjalankan prinsip Kekristenan dapat membantu mengubah tingkah-laku kita yang buruk, tetapi akankah Irak dan Afganistan bisa menjadi bangsa yang lebih baik jika hanya didasarkan atas prinsip-prinsip Kekristenan? Prinsip-prinsip Kekristenan itu tidak akan bisa menggantikan manifestasi hadirat dan kuasa Allah dalam kegiatan dan kehidupan kita.
3. Tuntunan Roh
Cara ketiga yang bisa kita lakukan ialah dengan dibimbing dan diberi kuasa Roh Kudus. Paulus menggambarkan ini di Roma pasal 8, 'Dan jika Roh Dia, yang telah membangkitkan Yesus dari antara orang mati, diam di dalam kamu, maka Ia, yang telah membangkitkan Kristus Yesus dari antara orang mati, akan menghidupkan juga tubuhmu yang fana itu oleh Roh-Nya, yang diam di dalam kamu.
Jadi, saudara-saudara, kita adalah orang berhutang, tetapi bukan kepada daging, supaya hidup menurut daging. Sebab, jika kamu hidup menurut daging, kamu akan mati; tetapi jika oleh Roh kamu mematikan perbuatan-perbuatan tubuhmu, kamu akan hidup.
Semua orang, yang dipimpin Roh Allah, adalah anak Allah. Sebab kamu tidak menerima roh perbudakan yang membuat kamu menjadi takut lagi, tetapi kamu telah menerima Roh yang menjadikan kamu anak Allah. Oleh Roh itu kita berseru: "ya Abba, ya Bapa!"' - Roma 8:11-15
Selalu ada pertentangan dalam hidup kita antara 'harapan agar sesuatu terjadi' dengan 'menunggu anak yang dijanjikan itu lahir di saat dan dengan cara-Nya sendiri'. Alkitab mendorong kita untuk menantikan Tuhan menyatakan pekerjaan-Nya termanifestasi dalam pekerjaan kita.
'Berdiam dirilah di hadapan TUHAN dan nantikanlah Dia; jangan marah karena orang yang berhasil dalam hidupnya, karena orang yang melakukan tipu daya.' - Mazmur 37:7
Perhatikan adanya perbedaan antara mereka yang dengan sabar menantikan Tuhan dengan mereka yang menjadi takut karena mereka yang memperoleh kemakmuran. Ini merupakan gambaran seseorang yang memperhatikan saingannya diberkati dan merasa tegang dan ingin melakukan sesuatu dengan membayar berapa pun harganya untuk melayani tindakan pesaing. Ini merupakan suatu jawaban yang reaktif terhadap permasalah persaingan.
Kita butuh pandangan alkitabiah tentang persaingan. Ada dua pernyataan yang bisa memberikan pandangan Tuhan mengenai persaingan:
'Ya TUHAN, Engkaulah bagian warisanku dan pialaku, Engkau sendirilah yang meneguhkan bagian yang diundikan kepadaku. Tali pengukur jatuh bagiku di tempat-tempat yang permai; ya, milik pusakaku menyenangkan hatiku.' - Mazmur 16:5-6
'Sebaliknya kami tidak mau bermegah melampaui batas, melainkan tetap di dalam batas-batas daerah kerja yang dipatok Allah bagi kami, yang meluas sampai kepada kamu juga. Sebab dalam memberitakan Injil Kristus kami telah sampai kepada kamu, sehingga kami tidak melewati batas daerah kerja kami, seolah-olah kami belum sampai kepada kamu. Kami tidak bermegah atas pekerjaan yang dilakukan oleh orang lain di daerah kerja yang tidak dipatok untuk kami. Tetapi kami berharap, bahwa apabila imanmu makin bertumbuh, kami akan mendapat penghormatan lebih besar lagi di antara kamu, jika dibandingkan dengan daerah kerja yang dipatok untuk kami. Ya, kami hidup, supaya kami dapat memberitakan Injil di daerah-daerah yang lebih jauh dari pada daerah kamu dan tidak bermegah atas hasil-hasil yang dicapai orang lain di daerah kerja yang dipatok untuk mereka.' - 2 Korintus 10:13-16.
Kata 'persaingan' tidak dijumpai di Alkitab. Alasannya ialah Allah tidak pernah mendorong kita untuk memperhatikan kegiatan orang lain. Sebaliknya, kita dipanggil untuk tetap fokus vertikal dengan Allah. Kita dipanggil untuk melakukan pekerjaan kita dengan sempurna. Kita dipanggil untuk memanifestasikan kemuliaan-Nya dalam pekerjaan kita. Kita bisa belajar dari persaingan kita. Kita bisa memperhatikan saingan kita. Tetapi kita tidak boleh melakukan upaya untuk menjatuhkan saingan kita. Sesungguhnya Alkitab mengajar kita untuk mengasihi musuh-musuh kita. Ini berarti kita bahkan harus memberkati saingan kita. Ini menjadi keputusan iman dimana kita meletakkan kepercayaan kita - pada kemampuan dan sumberdaya kita, atau kesetiaan Allah pada saat kita bekerja bagi-Nya.
Pelayanan kami sering memberkati pelayanan-pelayanan lain lebih dari untuk diri sendiri, tanpa takut kehilangan donor, atau kehilangan suatu hubungan, atau tidak bisa mencukupi kebutuhan sendiri karena memberkati. Kita tahu bahwa Allah telah mematok bagian kita. Dia telah menetapkan kewarisan kita atas dasar ketaatan untuk menggenapkan panggilan kita. Dengan cara ini tekanan akan hilang dengan sendirinya dan menjadikan kita tetap memfokuskan perhatian bukan pada persaingan tetapi kepada tugas yang Tuhan tetapkan.
4. Berbicara kepada Batu Karang!
Masih ada cara atau dimensi keempat dalam perjalanan kita dengan Tuhan. Ini dinyatakan dalam suatu cerita tentang Musa pada saat Tuhan memintanya berbicara kepada batu karang, dan bukan memukul dengan tongkatnya.
'TUHAN berfirman kepada Musa: "Ambillah tongkatmu itu dan engkau dan Harun, kakakmu, harus menyuruh umat itu berkumpul; katakanlah di depan mata mereka kepada bukit batu itu supaya diberi airnya; demikianlah engkau mengeluarkan air dari bukit batu itu bagi mereka dan memberi minum umat itu serta ternaknya."
'Lalu Musa mengambil tongkat itu dari hadapan TUHAN, seperti yang diperintahkan-Nya kepadanya. Ketika Musa dan Harun telah mengumpulkan jemaah itu di depan bukit batu itu, berkatalah ia kepada mereka: "Dengarlah kepadaku, hai orang-orang durhaka, apakah kami harus mengeluarkan air bagimu dari bukit batu ini?" Sesudah itu Musa mengangkat tangannya, lalu memukul bukit batu itu dengan tongkatnya dua kali, maka keluarlah banyak air, sehingga umat itu dan ternak mereka dapat minum.' - Bilangan 20:7-11
Pada saat Tuhan menugaskan Musa Dia mengatakan kepadanya bahwa Dia akan melakukan mujizat melalui tongkatnya. Tongkat itu menggambarkan kehidupan pekerjaannya sebagai gembala. Tuhan akan melepaskan suatu umat dari perbudakan dan melahirkan sebuah bangsa melalui kuasa tongkat itu. Tuhan memanggil engkau dan saya untuk menyatakan mujizat melalui pekerjaan kita untuk membebaskan manusia dari ikatan perbudakan juga.
Tuhan sekarang mengubah hukum-hukum bagi Musa. Dia menaikkan kwalitasnya. Dia mengatakan kepadanya bahwa Dia ingin agar dia melakukan tugasnya dengan tingkatan baru. Dia minta Musa berbicara ke batu karang dan bukan memukulnya. Tetapi pada saat itu Musa hilang kesabarannya akan umat Israel. Dalam kefrustasiannya dia memukul karang itu, dan bukan berbicara kepadanya. Walaupun begitu dia tetap memperoleh hasil jangka pendeknya - memperoleh air dari batu karang tersebut. Meskipun demikian, dalam jangka panjangnya, perbuatannya itu harus dia bayar dengan mahal sekali. Dia tidak mampu memasuki Tanah Perjanjian.
Engkau dan saya bisa saja memakai kemampuan alami untuk bisa memperoleh hasil, tetapi jika ini tidak dilakukan sesuai dengan arahan Tuhan, kita akan menghadapi resiko kehilangan kewarisan kita karena kegiatan itu. Tuhan berkata kepada saya, 'Inilah firman TUHAN kepada Zerubabel bunyinya: Bukan dengan keperkasaan dan bukan dengan kekuatan, melainkan dengan roh-Ku, firman TUHAN semesta alam.' - Zakaria 4:6. Kita semua harus belajar Prinsip Zerubabel: melakukan dengan Roh-Nya dan bukan kekuatan dan keperkasaan kita.

Tabut Perjanjian
Daud adalah pemimpin dunia-kerja yang luarbiasa. Dia punya ketrampilan besar sebagai seorang pemimpin. Dia membawa pulang Tabut Perjanjian dengan membawanya ke kota memakai pedati. Ini bukan cara yang dikehendaki Tuhan untuk dia lakukan. Akibatnya, pada saat Tabut tergelincir mau jatuh dan Uza memegangnya, dia tewas. Ini merupakan kejadian yang sangat memukul Daud. Pada akhirnya dia menyadari bahwa para imamlah yang harus memikul Tabut tersebut. Daud menemukan ini saat dia mengatakan, 'Sebab oleh karena pada pertama kali kamu tidak hadir, maka TUHAN, Allah kita, telah menyambar di tengah-tengah kita, sebab kita tidak meminta petunjuk-Nya seperti seharusnya.' - 1 Tawarikh 15:13
'Sebab aku dapat memberi kesaksian tentang mereka, bahwa mereka sungguh-sungguh giat untuk Allah, tetapi tanpa pengertian yang benar.' - Roma 10:2
Tuhan berkata bahwa ada suatu cara kita melakukan sesuatu, dan kita harus selaras dengan arahan dan waktu-Nya. Kalau tidak, kita bersalah dalam kelancangan kita, dan tindakan kita itu akan diadili.

Pentingnya menarik Hadirat Tuhan
Alkitab menyebutkan Musa adalah orang yang paling rendah hati di atas muka bumi (Bilangan 12:3). Musa merasakan hadirat Tuhan di gunung Horeb, yang artinya 'Gunung Allah'. Setelah mengalami hadirat Tuhan, dia tahu tidak ada yang bisa menggantikan hadirat itu. Sebaliknya, sewaktu dia masih di atas gunung orang Israel gagal untuk tetap beribadah kepada Allah. Kejadian ini memberi pengaruh besar kepada Musa. Kejadian itu menyadarkan Musa bahwa dia telah gagal membawa bangsa Israel agar dalam hidupnya bergantung sepenuhnya kepada Tuhan dan hadirat-Nya. Sekarang, jika hadirat Tuhan tidak menyertainya, dia ingin melepaskan tanggungjawabnya.
'Kemudian Musa berkata kepada Tuhan, 'Coba lihat, Engkau mengatakan kepada saya, "Bawa bangsa ini." Tetapi Engkau tidak memberitahuku siapa yang akan Engkau utus dengan saya. Tetapi Engkau juga mengatakan, "Saya mengenalmu, dan engkau mendapat kasih karunia di hadapan-Ku." Kalau begitu, perlihatkanlah kiranya kemulian-Mu kepadaku. Dan jangan lupa bahwa bangsa ini adalah umat-Mu. Lalu firman-Nya, "Hadirat-Ku akan menyertaimu, dan Saya akan memberi istirahat kepadamu." Kemudian Musa berkata kepada-Nya, 'Jika hadirat-Mu tidak menyertai kami jangan suruh kami pergi dari sini. Sebab bagaimana bisa diketahui bahwa umat-Mu dan saya mendapat kasih karunia-Mu jika Engkau tidak menyertai kami? Itulah yang akan membedakan kami dengan segala bangsa di muka bumi ini.' - Keluaran 33:12-16
Musa sampai ke suatu titik di hidupnya dimana dia menyadari bahwa dengan kemampuannya saja tidak cukup untuk membawa umat ke tujuan yang Tuhan kehendaki. Dia sudah siap menyerah. Terlalu berat baginya. Bangsa jatuh dalam penyembahan berhala. Umat menjadi bebal. Ketrampilannya tidak cukup untuk misi besar yang Tuhan berikan. Dia akhirnya sadar tidak bisa terus seperti ini. Dia minta pertolongan Tuhan. 'Sekarang saya minta, jika memang saya mendapat kasih karunia-Mu, tunjukkanlah jalan-Mu kepadaku, sehingga saya mengenal-Mu dan saya mendapat kasih-karunia-Mu.'
Masing-masing kita harus sampai di tempat ini jika ingin seluruh tujuan hidup kita digenapi dalam jalan-jalan Tuhan.

Pilihan yang harus dibuat
Dalam kehidupan, kita semua akan membuat keputusan berdasarkan pilihan masing-masing, untuk melakukan sesuatu dengan cara yang berbeda-beda. Ada jalan menurut Tuhan, dan ada jalan menurut manusia.
1. Kita mendahului Tuhan dengan nalar dan kemampuan kita. Abraham dan Sarah memilih untuk melahirkan Ismail. 'Banyak pelayanan Kristen modern saat ini yang merupakan Ismail, yang lahir bukan dari Tuhan, tetapi karena keinginan untuk melakukan kehendak Tuhan dengan cara sendiri - sesuatu yang tidak akan pernah Tuhan lakukan' kata Oswald Chambers.
2. Kita memberi sebagian ketaatan. Musa bukannya berbicara kepada batu tetapi memukulnya.
3. Kita memilih untuk taat sepenuhnya dan mengalami berkat-berkat Tuhan dalam apa yang kita lakukan kita.

Kita harus mengerti dua kehendak Tuhan
Jika mau melakukan kehendak Tuhan dalam hidup kita, kita harus menyadari ada dua aspek untuk menggenapkan kehendak-Nya.
Yang pertama ialah apa yang kita sudah ketahui. Itu telah dituliskan dan disetujui oleh mereka-mereka yang telah ada terlebih dahulu dari kita. Misalnya, Alkitab mengatakan bahwa kita harus melakukan bisnis kita dengan etis dan integritas. Untuk melakukan perintah ini kita tidak perlu lagi berdoa. Apa kita jujur dan etis atau tidak. Kita harus mengerjakan saja dengan ketrampilan alamiah dan kemampuan kita dengan tetap peka terhadap tuntunan Roh Kudus akan perintah tersebut.
Kedua, kehendak profetis Tuhan bagi kita. Ini hanya akan dinyatakan pada waktu doa dan mencari Tuhan. Dibutuhkan waktu untuk menunggu Tuhan antara engkau dengan orang-orang yang engkau pimpin. Bisa saja memerlukan investasi besar berupa syafaat untuk membuka dimensi rohani pekerjaanmu. Bisa juga menyangkut pertobatan akan dosa-dosa yang telah dilakukan sebelum engkau terlibat di dalamnya, seperti yang Nehemia lakukan mewakili umatnya. Bisa juga harus mengunjungi suatu tempat dimana pernah dilakukan suatu perbuatan dosa, yang menjadi dosa keturunan, untuk bertobat mewakili leluhur kita. Tindakan ini akan membuat sesuatu yang benar secara rohani sehingga Tuhan bisa melepaskan apa yang Dia ingin untuk dilepaskan kepada kita, dalam dimensi rohani, yang akan termanifestasi dalam dimensi fisik.
Yosua diminta untuk mengelilingi Yerikho tujuh kali. Ini merupakan tindakan profetis tentang ketaatan untuk sesuatu yang tidak masuk akal bagi orang alami. Meskipun begitu, ini merupakan kunci kemenangan atas Yerikho. Apakah ada pekerjaan rohani yang Tuhan minta untuk engkau kerjakan agar bisa menyingkapkan tujuan profetis yang telah Dia berikan dalam hidupmu atau perusahaanmu?
Cara-cara praktis untuk menjalani disiplin rohani ini.
1. Lakukan hal-hal yang engkau ketahui yang telah digariskan dalam misimu. Kita harus menyelesaikan tugas-tugas yang kita ketahui dengan ketrampilan dan kemampuan kita, dengan tetap peka akan tuntunan Roh Kudus atas pekerjaan tersebut.
2. Sediakan waktu untuk mencari Tuhan, untuk menemukan tujuan profetis perusahaanmu. Kenali aspek-aspek yang lebih besar dan lebih berat akan tugas-tugas yang dari Tuhan dengan menyediakan waktu khusus untuk doa, refleksi, dan membahas permasalahannya. Yakinlah engkau bisa menjawab pertanyaan berikut:
Tuhan melahirkan perusahaan ini dalam rangka: ..................
Kami sekarang menyelesaikan ini dengan memakai sarana: .........................................................
3. Cari nasihat Tuhan sepenuhnya atas perkara tersebut dengan karunia-karunia dan panggilan para pemimpinmu. Alkitab telah memberikan 'template' untuk membangun rancangan-rancangan-Nya. Engkau bisa menambahkan anggota team yang engkau belum miliki. Mungkin saja engkau membutuhkan team pendoa syafaat sebagai bagian proses pendukungmu yang bisa membantu mendoakan masalahnya.
'Demikianlah kamu bukan lagi orang asing dan pendatang, melainkan kawan sewarga dari orang-orang kudus dan anggota-anggota keluarga Allah, yang dibangun di atas dasar para rasul dan para nabi, dengan Kristus Yesus sebagai batu penjuru. Di dalam Dia tumbuh seluruh bangunan, rapih tersusun, menjadi bait Allah yang kudus, di dalam Tuhan. Di dalam Dia kamu juga turut dibangunkan menjadi tempat kediaman Allah, di dalam Roh.' - Efesus 2:19-22
Tuhan sudah memberikan kita strategi untuk menjalankan usaha yang berhasil. Alkitab menyebut mereka sebagai para rasul dan nabi. Siapa rasul-rasul yang ada di stafmu? Secara gampangnya rasul adalah seseorang yang dikirim untuk membangun fondasi. Mereka seringkali adalah para entrepreneur dalam team kepemimpinanmu. Siapa nabimu? Nabimu ialah seseorang yang bisa melihat suatu hal yang orang lain tidak bisa melihat. Mereka bisa saja team pendoa syafaat, atau seseorang yang terbukti bisa 'mengiris-ngiris' suatu hal lebih cepat dari orang lain. Dalam team manajemen mereka seringkali menunjukkan personality 'D' yang tinggi. Bagi mereka yang ada hanya hitam dan putih, dan orang-orang lain memberikan reaksi yang keras atas kesimpulan-kesimpulan 'brutal' mereka.
Dari tempat ini kita akan membangun di atas karunia-karunia yang ada di team kepemimpinan kita. Kita seringkali merujuk hal ini kepada karunia kelima-jawatan. 'Dan Ialah yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pemberita-pemberita Injil maupun gembala-gembala dan pengajar-pengajar, untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus, sampai kita semua telah mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, kedewasaan penuh, dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus, sehingga kita bukan lagi anak-anak, yang diombang-ambingkan oleh rupa-rupa angin pengajaran, oleh permainan palsu manusia dalam kelicikan mereka yang menyesatkan, tetapi dengan teguh berpegang kepada kebenaran di dalam kasih kita bertumbuh di dalam segala hal ke arah Dia, Kristus, yang adalah Kepala. Dari pada-Nyalah seluruh tubuh, yang rapih tersusun dan diikat menjadi satu oleh pelayanan semua bagiannya, sesuai dengan kadar pekerjaan tiap-tiap anggota menerima pertumbuhannya dan membangun dirinya dalam kasih.' - Efesus 4:11-16
Penginjil adalah mereka yang ada di penjualan, yang rindu untuk menjangkau ke luar kepada orang-orang lain. Mereka ingin menginjil kepada yang terhilang. Para gembala ingin mempedulikan orang lain. Mereka peka akan kebutuhan orang-orang yang ada di perusahaanmu. Para guru adalah mereka yang ingin membantu menunjukkan jalan bagi orang lain. Mereka memberikan arahan yang terinci untuk memastikan pekerjaan bisa berjalan dengan benar menjalankan misinya.
Jika engkau mengikuti disiplin rohani ini, engkau akan memasuki dunia hadirat Allah dan kuasa yang engkau belum pernah pikirkan mungkin. Dan engkau akan menggenapkan kehendak Allah dalam hidupmu dan dalam perusahaanmu.
Disadur bebas oleh Iskak Hutomo dari Manifesting God's Presence in theArea of Our Calling oleh Os Hillman

Tidak ada komentar:

Posting Komentar