Senin, 10 Mei 2010

Siap Menghadapi Akhir Jaman (14 & 15)

(Saduran bebas dari Prepared for the Times oleh Rick Joyner)-----Home---Artikel

Bagian – 14
Saya tidak pernah dengan sengaja melakukan plagiat. Kebanyakan penelitian yang saya lakukan adalah untuk memperdalam pengertian saya. Saya juga tidak pernah berpikir untuk memakai informasi yang saya pakai dalam penelitian untuk keperluan mengajar ataupun menulis di kemudian hari, jadi saya memang teledor tidak mencatat dari mana asal materi atau informasi itu. Saya juga tidak pernah mempelajari metode riset yang benar, bahkan jarang membuat catatan ketika belajar, dan kalau ada catatan itu hanya fakta-fakta yang menarik perhatian saya. Belakangan, kalau saya ingin mencari dari mana asal informasi itu, saya tidak ingat lagi judul buku atau nama penulisnya, jadi saya tidak bisa menulisnya sebagai kutipan, padahal hanya dibutuhkan kemampuan sederhana untuk mengorganisasi suatu catatan. Walaupun anda tidak mempunyai panggilan sebagai seorang penulis, kemampuan untuk mengorganisasi catatan ini akan berguna.
Ketika saya merasa telah menjadi suatu contoh buruk dalam suatu hal, saya merasa bertanggungjawab untuk mengoreksinya sehingga orang lain tidak melakukan kesalahan yang sama. Kita harus menunjukkan integritas dalam menangani Firman Tuhan karena Firman mempunyai nilai begitu tinggi, dan dengan demikian Tuhan akan mempercayakan lebih banyak lagi. Saya menganggap bahwa rasa lapar saya untuk mengenal Tuhan dan mengenali jalan-jalanNya menyenangkan hatiNya dan Dia selalu memberi ganjaran pada mereka yang mencari. Saya juga merasa bahwa Dia telah memberkati saya dengan apa yang Dia tunjukkan kepada saya, tetapi saya juga percaya bahwa kecerobohan saya dalam penelitian tidak menyenangkan hatiNya dan bisa menahan Dia untuk menunjukkan kepada saya banyak hal lainnya.
Penulis kitab Ibrani kelihatannya juga seperti saya dalam hal ini karena seringkali dia menulis “pernah dikatakan dalam suatu nas …” ketika mengutip suatu ayat. Karena itu saya merasa agak lega dengan kesamaan sikap ini dan merasa bahwa keadaan saya tidak terlalu payah. Tetapi saya ingin melakukan yang lebih baik dan tidak ingin ada yang meniru kebiasaan buruk saya. Kalau kita ingin dipercaya dengan kebenaran yang lebih besar, kita harus berhati-hati. Mereka yang menghargai akan: Usahakanlah supaya engkau layak di hadapan Allah sebagai seorang pekerja yang tidak usah malu, yang berterus terang memberitakan perkataan kebenaran itu. (2 Tim 2:15) (Study to shew thyself approved unto God, a workman that needeth not to be ashamed, rightly dividing the word of truth - Belajar, untuk menunjukkan bahwa engkau diperkenan Tuhan, pekerja yang tidak usah malu, membagikan dengan benar firman kebenaran itu).
Ini bukan hanya belajar Firman Tuhan, tetapi juga bagaimana kita bisa dipakai dengan lebih baik sebagai penjaga harta yang sangat berharga itu.

Bagian – 15
Karena Firman Tuhan begitu berharga, tidak heran kalau menghadapi banyak tantangan. Dengan segala cara setan akan menyerang setiap kebenaran karena kebenaran Tuhan akan memerdekakan manusia dari kegelapan yang membelenggu mereka. Tuhan membiarkan FirmanNya diuji – untuk menunjukkan kekuatan dan integritasnya. Tuhan mengijinkan utusan-utusanNya juga diuji – untuk menyatakan kekuatan dan integritas mereka, dan pengabdian mereka pada kebenaran. Kalau Tuhan ingin semua mudah bagi kita, Dia bisa langsung mengikat setan setelah kebangkitanNya, tetapi Dia membiarkan setan bebas demi kebaikan kita!
Saya pernah mendengar program radio suatu pelayanan yang dibuat untuk menyerang saya. Dia menebarkan kebohongan-kebohongan yang saya rasa justru kebalikan dari hal yang sebenarnya tentang diri saya, bahkan membengkokkan dan menyatakan hal yang tidak benar tentang apa yang pernah saya katakan. Karena kesal saya berdoa dan minta kepada Tuhan untuk menyingkirkan orang ini dari pelayanannya. Saya segera mendapat jawaban dari Tuhan bahwa Dia mau mengabulkan permintaan saya, tetapi kemudian bertanya siapa yang akan menggantikan orang itu.
Tidak lama kemudian orang tersebut disingkirkan dari denominasinya dan kelihatannya pelayanannya jatuh. Tetapi tidak lama kemudian belasan orang seperti dia mulai menyerang saya. Itu seperti menginjak seekor laba-laba besar dan tak lama kemudian ribuan laba-laba kecil datang mengerubuti. Saya menangkap pesan yang disampaikan dan mulai mendoakan mereka, bukan menghancurkan mereka. Tidak lama kemudian saya mulai bisa mengasihi sebagian dari mereka, bahkan minta agar Tuhan memberkati mereka, dan memberikan Roh KudusNya untuk membawa mereka kepada kebenaran. Saya juga minta kepada Tuhan agar mereka tidak mati sebagai batu sandungan.
Suatu hari saya mendengar program dari salah seorang penyerang saya, dan kali ini dia berbicara tentang saya lagi tetapi untuk hal yang benar di mana saya perlu bertobat. Setelah itu saya bisa bersyukur dengan hati tulus untuk orang tersebut. Kadang-kadang musuh kita bisa mengucapkan hal-hal yang tidak dikatakan oleh teman kita tetapi yang perlu kita dengar. Kita dinasehati berkali-kali dalam kitab Amsal bahwa orang bijak senang bila diperingatkan. Saya rasa ini karena orang bijak sungguh-sungguh mencintai kebenaran daripada reputasi mereka dan mereka mengerti tentang kebenaran dasar, yaitu bahwa Tuhan mendisiplin mereka yang dikasihiNya. Kalau kita tidak menerima koreksi, kita justru harus bertanya-tanya.
Yosia mungkin seorang raja yang paling memegang kebenaran dalam sejarah Yudea. Dituliskan bahwa dia adalah seorang yang sangat luar biasa yang melakukan hal yang tidak dilakukan oleh ayahnya, Daud, yaitu menghancurkan tempat-tempat penyembahan berhala. Tetapi Yosia mati karena dia tidak memperhatikan suara Tuhan yang berbicara melalui Nekho, raja Mesir yang adalah musuhnya (2 Tawarikh 35). Tuhan tidak berbicara dua kali kepadanya dan tidak mengkonfirmasi firman yang datang melalui sumber yang tidak diperkirakan. Yosia harus membayar mahal karena tidak mendengar dan memperhatikan suara Tuhan yang berbicara melalui musuhnya. Mungkin orang lain bisa terelak dari hal ini, tetapi Yosia seharusnya tahu.
Yang ingin saya katakan di sini adalah bahwa semakin besar kita dipercaya, semakin besar kita dituntut. Hal-hal yang bisa kita hindari di halaman bisa membunuh kita di ruang Maha Kudus. Tuhan memberikan kelonggaran kepada yang belum dewasa, tetapi Tuhan itu kudus dan harus diperlakukan sebagai Yang Kudus. Semakin kita dewasa, kita dituntut untuk bersikap lebih pantas terhadap Dia dan FirmanNya. Sementara kita mencari pewahyuan lebih dalam dan kuat akan FirmanNya, mari kita tumbuh dalam hikmat Tuhan dan dalam karakter.
Demikian juga, kontroversi besar dan serangan yang dilancarkan terhadap kekristenan di Amerika sekarang ini tidak perlu membuat kita takut, tetapi justru seharusnya menjadi tantangan bagi kita untuk bersikap tegas atas apa yang kita percayai. Kita tidak bisa menyangkal Tuhan dengan menyangkali FirmanNya, jadi kita harus melakukan hal ini. Ketika kita tahu apa yang diajarkan Tuhan tentang suatu hal, maka berdiri di atas kebenaran itu bukanlah suatu opsi atau pilihan. Kita juga harus berdiri di atas kebenaran itu dengan Roh yang benar. Ini akan menghasilkan iman yang lebih kuat dan gereja yang lebih kuat. Dan itu adalah baik bagi kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar