Minggu, 16 Mei 2010

Siap Menghadapi Akhir Jaman (16)

Bagian-16-----Home---Artikel
Untuk mengerti waktu, saya selalu mencoba kembali ke dasar masalah dan memperhatikan apakah saya bisa melihat tangan Tuhan di dalamnya. Mazmur 90:17 berkata, “Kiranya kemurahan Tuhan, Allah kami, atas kami, dan teguhkanlah perbuatan tangan kami, ya, perbuatan tangan kami, teguhkanlah itu.” Saya sering berdoa dengan ayat ini karena saya tidak ingin hanya sibuk sendiri, melainkan ingin agar kesibukan itu juga menjadi urusan Tuhan. Saya ingin agar apa yang saya lakukan benar-benar merupakan pekerjaanNya dan apa yang saya pelajari adalah untuk tujuan-tujuan yang ditetapkanNya. Banyak hal menarik perhatian saya, tetapi saya ada bukan untuk menyenangkan diri tetapi untuk melakukan kehendakNya. Jadi saya mencari konfirmasi untuk apa yang saya lakukan.
Sebagai seorang pemimpin pelayanan yang menarik banyak orang-orang profetik, saya telah melewatkan beberapa puluh tahun untuk mengerti nubuatan, dan tidak pernah menemukan dalam Alkitab di mana Tuhan harus mengkonfirmasi nubuatan dengan cara mengulangi perkataanNya. Seperti kita baca dalam kisah Yosia, salah seorang raja yang paling benar dalam sejarah Israel, dia mati karena tidak memperhatikan suara Tuhan yang disampaikan melalui sumber yang paling tidak diperkirakan dan yang tidak diulangi. Sangat berbahaya untuk menganggap benar sesuatu yang belum tentu benar, terutama mengajarkan sesuatu menjadi prinsip-prinsip yang tidak ada dalam Alkitab.
Kita tidak bisa membuat hal yang pernah sekali ada dalam Alkitab menjadi suatu prinsip. Tetapi jika kita menemukannya sekali, ada kemungkinan itu bisa menjadi suatu prinsip. Satu prinsip teologi dasar yang saya rasa sehat adalah seperti berikut. Jika seluruh bobot dalam Alkitab mengatakan sesuatu, dan ada satu ayat atau satu contoh menonjol yang kontras dengan bobot tersebut, jangan mendasarkan teologimu pada contoh atau ayat yang hanya sebuah itu, melainkan pada bobot yang ada pada Alkitab. Tentu saja kita harus mencari dan mengerti apa yang kelihatannya merupakan pengecualian. Tetapi sebelum hal itu dilakukan, jangan mengajarkan atau mendasarkan teologimu tentang hal tersebut.
Memang ada contoh-contoh di mana Tuhan mengulangi sesuatu, tetapi itu adalah perkecualian. Sejauh ini kita melihat bahwa Dia cenderung untuk mengatakan sesuatu satu kali saja, dan Dia mengharap kita mendengar dan mentaatinya. Dia tidak seperti orangtua yang suka mengulang-ulang perkataan kepada anaknya, sehingga anak itu menyimpulkan bahwa dia tidak perlu taat sampai perintah itu dia dengar berulang-ulang atau sampai nada suara orangtuanya mencapai tingkat kejengkelan tertentu. Tuhan mengajarkan bahwa kalau ya haruslah ya dan kalau tidak haruslah tidak, dan lebih dari itu adalah jahat (Matius 5:37). Karena itu kita belajar bahwa apa yang Dia katakan pertama kali itulah yang Dia maksud.
Saya mencoba mendidik anak-anak saya dengan cara yang sama, untuk mendengar dan taat pertama kali saya berkata, tanpa mendebat, kecuali mereka tidak mendengar saya dengan jelas. Saya tidak membuat mereka segan bertanya jika mereka tidak mengerti, tetapi saya tidak membiarkan mereka menantang perintah saya kecuali ada hal penting yang mereka pikir tidak saya sadari yang bisa mengubah perintah saya. Saya mempelajari hal ini di dalam pendidikan militer dan sebagai pilot. Dalam pendidikan militer itu saya diajar bahwa jika saya tidak mentaati perintah, saya bisa mati, dan mereka yang ada di bawah saya juga bisa mati, dan dengan demikian saya mengacaukan seluruh pasukan dengan cara tidak taat. Jika saya diperintah untuk mengambil suatu posisi dan tiba di suatu tempat, tetapi saya melihat ada posisi lain yang lebih baik dan beralih ke sana, saya bisa terbunuh teman sendiri. Mengapa? Jika mereka melihat ada letusan yang datang dari posisi yang seharusnya tidak diduduki, mereka akan menganggap tembakan itu berasal dari musuh. Semakin intens situasinya, semakin berbahaya bila kita tidak mendengar perintah dengan jelas dan mentaatinya tanpa bertanya.
Sebagai pilot, saya menerima perintah untuk terbang pada ketinggian tertentu dan maju ke arah tertentu. Kalau saya tidak taat, saya bisa menempati ruang yang sama dengan pesawat lain. Dalam pertempuran, jika kita tidak berada pada ketinggian dan arah yang ditetapkan, kita bisa dianggap sebagai musuh dan ditembaki pasukan sendiri.
Sementara kita bergerak di akhir jaman, mendengar dan mentaati suara Tuhan akan menjadi semakin penting, dan pada saatnya akan menentukan kematian atau kehidupan. Karena pelayanan kami menitikberatkan pengenalan akan suara Tuhan dari awal, dan kami telah berjalan bertahun-tahun untuk mengenal suara Tuhan lebih baik lagi, saya merasa bahwa pelayanan kami cukup baik dalam hal ini. Tetapi saya mendengar dari Tuhan berulangkali bahwa kita harus mengenal suaraNya lebih baik dari sekarang, sehingga siap menghadapi hari-hari yang akan datang.
(disadur dengan bebas oleh Iskak Hutomo dari Prepared for the Times oleh Rick Joyner)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar