Minggu, 14 Maret 2010

PW-022 Peperangan untuk Benih Keturunan

PW-022 Peperangan untuk Benih Keturunan (PaulScanlon)-----------Home---Artikel

Bagian-1
Penulis kitab Ibrani membuat pernyataan luarbiasa saat membicarakan perjumpaan antara Melkisedek dengan Abraham yang dicatat di Kejadian fasal empatbelas. Dia menjelaskan bahwa saat Abraham memberikan perpuluhannya kepada Melkisedek, Lewi dan semua keurunannya juga melakukannya. Jelas saat itu mereka tidak ada di sana secara pribadi tetapi Allah menganggap mereka hadir dan termasuk dalam tindakan yang dilakukan Abraham karena benih mereka sesungguhnya sudah ada di pinggang Abraham. Dia menuliskan, ‘Maka dapatlah dikatakan, bahwa dengan perantaraan Abraham dipungut juga persepuluhan dari Lewi, yang berhak menerima persepuluhan, sebab ia masih berada dalam tubuh bapa leluhurnya, ketika Melkisedek menyongsong bapa leluhurnya itu.’
Meskipun Lewi itu muncul sekitar 100 tahun setelah Abraham, sejauh Allah berkenan akan tindakan Abraham punya pengaruh langsung kepada kertunannya yang belum lahir.

Pemikiran Generasi
Allah itu dan bekeja secara bergenerasi, bukan hanya untuk waktu mundur tetapi juga maju. Generari yang hidup saat sekarang ini adalah hasil baik dari para nenek-moyangnya dan juga pembentuk generasi yang akan datang. Sedihnya, dalam banyak dunia barat, kita tidak hidup dengan kesadaran akan generasi. Sebagi akibatnya kita telah mengabaikan tanggungjawab transisi generasi kita untuk hidup yang bisa menghentikan kelangsungan segala sesuatu yang para nenekmoyang kita belum diteruskan kepada kita agar bisa diterima oleh benih anak-anak kita yang masih ada di pinggang kita. Gnerasi ini mungkin yang paling mementingkan diri-sendiri yang pernah hidup. Kita dihabiskan oleh kebutuhan untuk mendapatkan semua yang dapat hidupi hanya untuk saat sekarang saja. Hanya sedikit yang disadarkan untuk menyadari kenyataan bahwa cara kita menghidupi kehidupan kita saat ini akan bisa memberikan pengaruh yang serius, baik untuk kebaikan maupun keburukan, pertama-tama kepada mereka yang akan menjadi garis keturunan keluarga masa depan kita dan terutama semua yang memasuki lingkaran pengaruh di tahun-tahun mendatang.
Terlalu banyak di gereja kharismatik di seluruh dunia memberi pengajaran akhir jaman yang mengatakan bahwa kita adalah generasi akhir dan dengan melakukan ini sesungguhnya sedang melalaikan tanggungjawabnya untuk generasi yang akan datang. Kebenarannya adalah, sementara kita bisa jadi generasi akhir jaman, tetapi kita tidak tahu dengan pasti tentang hal ini! Jadi, kita harus selalu hidup dalam kesadaran akan mereka-mereka ‘yang benihnya masih ada di pinggang kita’ dan bekerja sedemikian rupa agar bisa memberi mereka memulai kehidupan yang banyak dari kita belum pernah memiliknya.

Peperangan untuk Benih Keturunan
Ini sebuah ungkapan yang saya ambil untuk menggambarkan apa yang saya percayai dalam peperangan utama di kota-kota kita di seluruh dunia saat ini. Peperangan yang sesungguhnya, yang sedihnya telah sebagain besar kita mengabaikannya, ialah peperangan untuk menguasai bukan hanya hati dan kehidupan mereka yang kita lihat, tetapi mereka juga yang belum kita lihat – orang-orang yang ada di dalam orang-orang yang sedang kita jangkau. Jika tindakan yang Abraham lakukan karena mengasihi dan ketaatannya kepada Allah membuat suatu teladan bagi anak-cucunya yang belum lahir, maka mengapa tidak tindakan kita karena kasih, kemurahan-hati, kebenaran dan keadilan membuat suatu teladan bagi orang-orang yang benihnya sedang ada di pinggang orang-orang yang sedang kita jangkau di kota-kota, dan bangsa-bangsa hari ini?
Misalnya saja hari ini, melalui pelayanan Red Light di Abundant Life ini kita menjangkau seorang pelacur yang berusia 14 tahun. Dia memberikan hidupnya kepada Kristus dan mengubah total arah hidupnya. Maka, saat usianya duapuluh tahun dia misalnya menikah dengan seorang pria yang mengasihi Allah dan melahirkan tiga anak yang dibesarkan di Rumah Allah dan ditumbuhkan untuk mengasihi dan melayani. Kita tidak hanya menjangkau pelacur itu saat ini tetapi juga anak-anaknya yang benihnya ada di pinggangnya dan sedang menetapkan suatu gerakan potensi reaksi berantai orang-orang yang mengasihi Allah, yang bahkan tidak pernah tahu kalau ibunya atau neneknya pernah menjadi seorang pelacur di jalan-jalan di kotanya. Jika pelacur Rahab bisa mengakhirinya di garis keturunan Kristus, maka mengapa tidak Rahab-Rahab hari ini mulai membuat garis iman baru di dunia ini?
Memalui pelayanan anak-anak kami kami membawa ratusan anak-anak dengan bis setiap minggunya dari daerah-daerah paling kumuh d kota kami. Kami telah belajar bahwa ini bukan hanya anak-anak ini kami bertanggungjawab untuk dijangkau tetapi juga untuk anak-anak yang ada di dalam mereka. Kami ingin ribuan anak-anak di seluruh kota bisa setiap harinya berkata, ‘Tidak, saya tidak mau mengambil narkoba itu demi anak-anak saya yang belum lahir.’ Kita memberdayakan anak-anak remaja untuk bisa mengatakan dengan tegas, ‘Tidak, saya tidak mau mengadakan hubungan sex denganmu demi anak-anak dan cucu-cucu saya.’ Jika suatu generasi hidup dengan tanggungjawab yang demikian ini untuk masa depannya, kita akan mulai memenangkan ‘pertempuran untuk benih keturunan’ masyarakat kita.

Bagian-2
Umat Percaya Generasi Pertama
Peperangan untuk benih keturunan adalah untuk mengatur umat percaya generasi pertama; yaitu mereka yang telah mematahkan semua keterkaitan-keturunan penyembah berhalanya. Umat percaya generasi kedua (yaitu anak-anak mereka) dan generasi ketiga (yaitu anak-anak dari anak-anak mereka) masing-masing memiliki peperangan khususnya sendiri, tetapi mereka tidak lagi akan mengulangi peperangan yang telah dilakukan dan dimenangkan oleh gereasi pertamanya.
Saya merupakan generasi pertama di garis keluarga saya (Scanlon). Pada hari saat saya memberikan hidup kepada Yesus Kristus pada usia limabelas tahun, itulah hari yang memungkinkan bagi anak-anak saya untuk membuat jalan kehidupan yang baru. Saat saya meninggalkan karir aman di pekerjaan saya untuk menjadi pekerja sepenuh-waktu sebagai staf gereja lebih dari duapuluh tahun yang lalu, keluarga saya memberi tekanan yang tidak terbayangkan. Saya dituduh sengaja berkomit dengan karir bunuh-diri, mengucapkan selamat jalan dengan otak saya, dan melepaskan keuangan masa depan keluarga saya – selain banyak tekanan yang lain! Tetapi hari ini, kami punya empat anak yang mengasihi Tuhan, yang dua sudah menjadi staf gereja selama bertahun-tahun, dan yang luar biasa adalah mereka bisa punya kerinduan itu sejak di usia mudanya. Mereka dan teman-temannya menganggap sesuatu yang menyenangkan bisa menjadi staf gereja! Apa yang kadang-kadang tidak mereka sadari adalah saya merintis untuk membuat staf menyenangkan. Saya membuatnya luarbiasa bagi keluarga Scanlon untuk melayani Allah secara penuh-waktu. Tetapi saya yang telah membayar harga mahal untuk itu. Sekarang mereka bisa menikmati manfaat dankeuntungan serta berkat-berkatnya karena kemenangan yang sudah saya menangkan sementara mereka masih ada dalam benih yang saya kandung.

Sebuah Keturunan Baru
Dengan memutuskan diri dari garis panjang keturunan umat tidak percaya, saya memungkinkan membangun keturunan baru Scanlon. Belum pernah ada Scanlon seperti saya sebelumnya. Saya bukan serpihan bangunan lama, saya merupakan bangunan baru! Saya bukan perpanjangan pohon keluarga yang lama, saya mulai menumbuhkan pohon baru. Saya benih baru dari keturunan baru Scanlon. Seperti Abraham, saya telah meninggalkan semua orang. Saya telah meninggalkan setiap keluarga Scanlon dari garis keturunan yang tidak percaya. Tidak ada Scanlon sebelum saya yang telah melakukan apa yang saya lakukan atau capai seperti yang telah saya capai atau hidup menurut nilai-nilai yang saya hidupi. Saya telah memenangkan peperangan benih keturunan saya. Ini semua mengubahkan saya, dan anak-anak saya dan anak-anaknya anak saya semua menerima permulaan yang baru, suatu pilihan baru. Suatu kemungkinan baru dijadikan mungkin bagi mereka pada hari saya menerima Kristus untuk memasuki hidup saya.
Saya menjadi pintu semua masa depan generasi-generasi yang akan lahir melalui garis baru iman saya. Semua penolakan, pelecehan, disalah-mengerti, pengainiayaan, dan kesepian yang pernah datang menumpuk di pundak saya sewaktu saya mencoba membebaskan diri dari garis keturunan keluarga yang tidak percaya dan memulai generasi baru. Semua ini tidak akan pernah dialami oleh anak-anak saya. Mereka tidak akan pernah lagi mengalami bagaimana dilarang pergi ke gereja, dilarang mendengarkan musik Kristen, atau dilarang punya teman-teman Kristen. Mereka tidak akan pernah dicemooh karena membaca Alkitab di rumah, tidak pernah malu untuk berdoa, atau berbicara hal-hal yang berkaitan dengan Allah. Mereka tidak pernah mengalami kesulitan memberi perpuluhan dari uang sakunya, atau bergabung dengan misi penjangkauan jiwa-jiwa secara terbuka di tengah kota. Serangkaian perisitiwa yang telah saya perangi, yang sepertinya tanpa akhir, tidak akan pernah mereka temui atau perangi lagi.

Peperangan Utama
‘Peperangan untuk Benih Keturunan’ ini saya percayai sebagai peperangan utama bagi bangsa kita di UK in karena kita tidak sekedar punya generasi kedua yang besar, tetapi sekedar mencari gereja baru untuk dikunjungi. Negara kita ini 98% penyembah berhala. Jadi peperangannya masih tetap untuk mengatur atau mengontrol ‘benih-benih keturunan’ bangsa kita, dan banyak bangsa lain di seluruh dunia juga. Pekerjaan kita ini seperti apa yang dilakukan Yesus. Kita punya hak-istimewa yang luarbiasa untuk menjangkau dan mematahkan kehidupan yang rusak, dan terluka, untuk menjadi garis keturunan baru, yang beriman, di bumi ini.
Bayangkan sebentar perbedaan apa yang telah Yesus lakukan terhadap anak-anak dan cucu-cucu dari orang yang dirasuk oleh roh jahat Legion? Dan bagaimana dengan keturunan yang lahir dari Bartimeus yang buta, wanita Samaria yang ada di sumur dan ke sepuluh orang yang sakit lepra? Lalu tambahkan lagi anak-anak dari anak Jairus yang dibangkitkan dan juga anak-anak dari satu-satunya anak janda Nain. Kita akan memperoleh ribuan kehidupan yang mendapat pengaruh positif karena pertemuan perubahan-hidup yang diberikan Yesus.
Yesus bukan hanya mencari pengaruh seketika karena mujizat-Nya di hari yang berarti itu. Yesus melihat lebih jauh lagi. Dia memandang masadepan generasi-generasi yang akan dihasilkan oleh benih-benih keturunan yang sedang ada di pinggang orang-orang yang sedang ditemui. Dia memandang bangkitnya keluarga-keluarga yang berpusat pada Allah, yang berpotensi untuk mengubahkan dunia selamanya! Dengan cara sama, kita tidak boleh mengecilkan pengaruh tindakan sederhana kebaikan kita terhadap generasi-generasi yang belum dilahirkan, yang masih ada di pinggang-pinggang mereka yang belum diselamatkan.

Lahir di Momentum
Generasi pertama juga menghadapi tantangan unik yang lain. Seperti Abraham, mereka tidak tahu kemana harus pergi. Allah hanya memintanya untuk ‘Pergilah dari negerimu ke negeri yang akan Kutunjukkan kepadamu,’ yang nantinya baru diketahui kalau itu Kanaan (Kejadian 12:1). Tetapi saat itu Abraham tidak tahu dimana negeri itu, berapa lama untuk sampai ke sana, atau bagaimana menjelaskannya ke keluarga besar yang harus dia tinggalkan.
Semua keturunan yang nantinya akan dilahirkan tidak akan pernah mengalami apa yang dialami Abraham; mereka semua akan lahir di momentum perjalanan yang dia sudah mulai. Hanya generasi pertamalah yang harus menderita malu dengan meninggalkan semua yang sudah begitu baik bagi mereka tanpa mampu menjelaskan dengan tepat kemana mereka sedang menuju. Saya masih ingat dengan jelas frustrasi yang saya hadapi saat tidak bisa menjelaskan kepada keluarga saya seperti apa ‘Kanaan’ saya itu, dan bagaimana saya bisa sampai ke sana. Generasi pertama tidak punya peta, mereka sekedar harus ikut panggilan Allah, sementara mereka mulai membuat peta perjalanan hidup barunya bagi anak-anak yang mengikutinya. Ini juga merupakan bagian penting dalam peperangan untuk benih keturunan.
Sekarang saya percaya Anda mulai mengerti konflik yang terlibat dalam pertobatan kehidupan kepada Kristus dan pengaruh besar potensi keputusan yang diambil bagi benih-benih yang akan diturunkan kemudian.

Pembalikan Momentum
Sebagai gereja kita harus berpikir dan bekerja secara generasional sewaktu menjangkau komunitas kita. Sambil mempelajari konsep ini saya telah mengamati bahwa hanya dalam beberapa generasi saja momentum besar akan mampu saling melemahkan satu dengan yang lain untuk memilih atau melakukan suatu perjalanan yang berbeda.
Ini, tentunya, bekerja dua cara – kebaikan dan keburukan. Pola kejahatan, kebrutalan, dan kehidupan tidak-bermoral di kota-kota kita itu sebagai akibat generasi-generasi sebelumnya yang telah membuat pilihan salah, yang pada akhirnya menghasilkan sistem dengan nilai-nilai buruk bagi keturunannya yang dilahirkan. Momentum dosa yang sulit digambarkan menjadi begitu besar sehingga campurtangan Ilahi jangka pendek tidak cukup kuat untuk mematahkannya.
Kita adalah campurtangan Ilahi itu, meskipun mungkin seperti seorang yang sedang berlari di jalan raya padat sambil mengangkat tangan dan berteriak untuk menghentikan arus mobil yang sedang melaju! Dengan tindakan itu bisa saja ada seseorang yang mau menghentikan kendaraannya, memutar-balik dan mulai berjalan untuk menentang gelombang negatif momentum generasional. Tindakan ini akan diikuti oleh beberapa yang lain, dan merekalah orang-orang yang membalikkan momentum itu. Mereka akan melahirkan generasi yang mampu berjalan di arah yang baru. Hanya dalam beberapa generasi akan ada banyak yang berjalan mengarah kepada Allah daripada jalan Iblis. Gereja menjadi sistem penentang-arus dunia! Pada akhirnya, begitu kita membalikkan momentum generasional, Iblis akan mencoba untuk berteriak menghentikannya! Tetapi kita tidak akan melayaninya!
Saya bisa menceritakan banyak kisah bagaimana kita membalikkan arus dosa dan pembusukan di kota kami, Bardford. Kami menjangkau ribuan anak muda di sekolah-sekolah dan juga bekerja untuk menjangkau secara generasional puluhan ribu generasi dewasa. Team penerobos kami meliputi Tim, bekas penyalur narkoba dan penjahat ganas, yang sekarang berjalan dengan Allah dan memberkati kota kami, sampai ke Sam, anak usia 12 tahun yang dikeluarkan dari sekolahnya dan kami pelihara. Sam naik bis kami, diselamatkan dan baru-baru ini memenangkan Governors Award tahunan di sekolahnya sebagai murid luarbiasa. Kami bertekad melakukan peperangan benih keturunan di kota kami di jalan-jalan – dan kami memenangkannya!
Tempat ini tidak memungkinan saya membicarakan pergumulan-pergumulan yang dihadapi oleh gerenasi kedua dan ketiga tetapi semuanya bisa didengar dari rekaman seri lengkap kami. Mereka bergumul untuk indetitasnya, kepemilikan, dan pada akhirnya keabadian. Pergumulan inilah yang perlu kita pahami, yang bisa menyebabkan sebagian kita menghindar untuk menemukan kembali, dan melawan pertempuran benih-benih keturunan dengan setiap generasi baru yang akan dilahirkan.
Seri pengajaran ini salah-satu yang paling berarti yang saya pernah lakukan. Sekarang waktunya untuk menambil inisiatif dan mengambil kembali otoritas untuk melakukan peperangan demi benih-benih keturunan di dunia kita.
Disadur bebas oleh Iskak hutomo dari The Battle for the Loins oleh Paul Scanlon


Tidak ada komentar:

Posting Komentar