Jumat, 26 Maret 2010

CH-011 Mengapa Gereja Besar Tidak Berumbuh

Mengapa Gereja Besar Tidak Tumbuh-----Home---Artikel
(Dan Reiland)

Gereja Redemption di Windsor, Oregon, selama tigabelas tahun pengunjungnya terus bertumbuh menjadi 1400, termasuk anak-anak. Gedungnya yang berkapasitas 400 tempat duduk agak sedikit mengalami kesulitan untuk mengatur pengunjung dan perparkiran. Jumlah kebaktian yang berlangsung selama satu jam ditambah dari 2 menjadi 3 kebaktian pada hari Minggu, dan 1 kebaktian lagi di hari Sabtu malam. Sedang diadakan persiapan apakah harus diadakan kebaktian kedua pada hari Sabtu atau kebaktian keempat pada hari Minggu, atau kedua-duanya. Kalau ini berhasil maka pengaturan tempat tidak menjadi masalah lagi, sampai jika pengunjung melebihi 2000 orang. Gereja punya pelayanan masyarakat yang kuat, dan arus pengunjung tetap. Tetapi selama satu tahun tidak bertumbuh lagi! Anggota majelis mengira ini berkaitan dengan keadaan ekonomi, tetapi gembala percaya walaupun perekonomian bisa mempengaruhi penghasilan jemaat tetapi tidak seharusnya mencegah pertumbuhan. Tidak ada alasan jelas mengapa gereja berhenti bertumbuh.
Gereja Baptist-2 di Norman, Virginia, punya rata-rata pengunjung sedikit di atas 3,000 selama tiga tahun. Pada mulanya gereja cepat melonjak dan ini dianggap sebagai penanaman gereja yang berhasil. Gereja Baptist-1, sebagai gereja induk, saat membuka gereja Baptis-2 memberi staff, uang, dan bangunan besar bekas mall yang direnovasi. Gedungnya secara formal merupakan toko grosir di jalur lalu-lintas di wilayah tersebut. Mall lain di wilayah yang sama masih sukses beroperasi dengan setiap harinya dipenuhi oleh pembeli. Parkirnya luas dan mulai direnovasi karena sudah berusia tujuh tahun. Staff gereja stabil, dan pengelolaan gereja berjalan seperti biasa. Kebaktian penyembahan luar-biasa, dan pelayanan anak-anaknya kuat. Kelompok kecilnya di atas rata-rata. Gereja punya warung kopi kecil dengan lingkungan yang bersahabat. Gembala senior berfokus pada penginjilan. Sepertinya tidak ada alasan mengapa gereja ini berhenti bertumbuh.
Jadi, apa jawabnya? Bagaimana gereja-gereja yang besar tersebut kok sepertinya tidak bertumbuh lagi? Ini rumit, tetapi bukannya misteri yang tidak bisa dipecahkan. Dibutuhkan doa dan puasa. Dituntut ketekunan. Gereja-gereja ini bisa bertumbuh kembali. Jika gereja Anda seperti gereja Redeemption atau pun Batist-2, gereja Anda pun bisa tumbuh kembali. Ini tidak mudah, tetapi bisa dilakukan.
Berikut ini ada lima kemungkinan yang bisa dipertimbangkan. Daftarnya bisa diperpanjang, tetapi yang ini merupakan hal-hal penting untuk dibicarakan. Berbicaralah dengan jujur dan lihat apa yang bisa kita temukan.
• Apa mereka telah melupakan darimana gerejanya berasal?
Sebelum menjadi gereja besar semua gereja pasti dulunya mulai dari gereja kecil. Pada saat itu para pemimpin semuanya mengejar setiap makhluk yang bernafas yang berminat untuk datang ke gerejanya. Mereka juga mengejar orang-orang yang tidak berminat agar datang. Setiap orang dianggap penting! Para pemimpin terus mengejar orang-orang baru. Dengan penuh gairah mereka berkali-kali menelpon orang. Di saat itu keuangan minim, bahkan meminjam, dan staff yang ada tidak berpengalaman. Hal terbaik yang bisa ditawarkan saat itu hanya visi yang dipenuhi iman. Mereka menjadi orang-orang fanatik yang menawarkan visi dan janji!
Sekarang, setelah gereja besar, dimana-mana bisa melihat orang. Gereja kuat. Punya sumber daya dan dana. Pemimpin tidak punya waktu lagi untuk disibukkan oleh pertanyaan-pertanyaan maupun kepedulian-kepedulian orang. Jika ada yang pergi, mereka tidak terlalu memperdulikan karena ada duapuluh orang lain yang sedang antri. Sukses yang tercampur dengan tekanan bisa mengubah pandangan kita ke arah yang salah. Kita telah melupakan darimana asal kita.
Memang pelayanan di gereja besar tidak sama dengan pelayanan di gereja kecil, tetapi hati dan gairah kita harus tidak berubah. Kerendahan hati, semangat, dan roh yang ramah untuk melayani itu sesuatu yang vital yang harus terus ditumbuhkan. Mengucap syukur dan bergantung kepada Allah merupakan sesuatu yang kritis yang harus ada agar gereja terus bertumbuh. Jika hal ini mulai berkurang, ambil waktu untuk mereflesikan-diri akan kerendahan hati yang pernah ada sewaktu gereja masih kecil. Bisa jadi ada sesuatu dalam diri kita yang butuh dibebaskan, yang bisa membuka kunci untuk gereja kita bisa bertumbuh kembali.
• Apa ada inovasi baru yang bisa melahirkan keluar-biasaan?
Melakukan sesuatu untuk memperoleh hal yang luar-biasa itu bagus, tetapi tidak bagus lagi jika usaha tersebut menyedot semua enersi kita. Keluar-biasaan itu penting tetapi jika membelenggu inovasi akan menjadi masalah. Inovasi itu di suatu saat sepertinya sebagai penghambat-intuisi keluar-biasaan. Pada mulanya inovasi seperti mengacaukan keadaan, karena menuntut adanya perubahan. Pada awalnya suatu inovasi itu tidak selalu bekerja dengan baik. Tetapi inovasi itu penting. Inovasi menjaga agar gereja hidup, sehat, dan bertumbuh.
Jadi inovasi apa yang dibutuhkan gereja kita saat ini? Apa itu kebaktian penyembahan, pelayanan anak, atau strategi untuk misi dunia? Apa pelayanan sosial? Mungkin pengembangan kepemimpinan atau sistem pengelolaan? Selalu lakukan sesuatu untuk berinovasi.
• Apa kepemimpinan sudah menyimpang?
Percaya atau tidak, para pemimpin gereja besar bisa merasa bosan. Bosan bukan karena tidak banyak yang harus dikerjakan, tetapi karena mengerjakan hal yang sama terus-menerus selama bertahun-tahun. Kebosanan ini membuat potensi akan menyimpang karena ada kegiatan lain yang kelihatannya lebih menarik dan menantang. Walaupun kegiatan-kegiatan lain ini menarik, tetapi mungkin perlu di kesampingkan, sampai gereja bisa bertumbuh kembali.
Penyimpangan-penyimpangan bisa juga datang dalam bentuk tekanan. Keuangan merupakan sumber tekanan yang besar. Jika masalah keuangan gereja menjadi begitu menekan sehingga enersi para pemimpin terkuras oleh masalah itu, bisa dimengerti bagaimana mereka kehilangan pandangan akan visi gereja. Ini hal yang utama dalam penyimpangan. Para pemimpin dipaksa memperhatikan hal yang tidak utama lagi! Yang ditakutkan adalah para pemimpin bekerja begitu keras di tengah masalah sehingga mereka tidak menyadari kalau telah disimpangkan.
Penyimpangan-penyimpangan bisa datang dari beberapa hal seperti masalah pribadi, perpecahan, tidak fokus, strategi yang tidak jelas atau serangan spiritual. Bagaimana dengan gereja Anda, apa ada penyimpangan terhadap sasaran gereja?
• Apa ‘mesin’ telah menggantikan misi?
Di gereja 12Stone www.12Stone.com di mana saya menjadi team kepemimpinan, ‘misi mengalahkan mesin’ salah satu ‘mantra’ kami. Kalau pengunjung gereja sudah ada di angka antara 9,000 dan 10,000 memang sudah diperlukan pengelolaan (‘mesin’). Pengelolaan ini menuntut perhatian kita. ‘Mesin’ ini selalu minta lebih, tetapi tidak pernah memberi lebih. Kita mengerti gereja perlu teroraginisir, punya kebijakan, dan kerumitan komunikasi. Ini konsekwensi karena keberhasilan dalam penjangkauan jiwa. Tetapi kita tidak bisa menyerahkan gereja ke monster yang dinamakan ‘mesin’.
Misi harus selalu didahulukan. Mempekerjakan orang untuk misi, mengelola untuk misi, menginvestasi uang untuk misi. Sekali-sekali biarkan ‘mesin’nya menderita. Pastikan ‘mesin’ yang melayani kita, bukan kita yang melayani ‘mesin’. Misalnya, selalu pekerjakan orang untuk pertumbuhan dan bukan pemeliharaan. Pekerjakan staff untuk membantu menjangkau misi lebih daripada staf untuk memelihara yang sudah ada. Kita harus belajar hidup dengan tekanan. Memang gereja besar tanpa pengelolaan yang baik akan kacau, tetapi misi-lah yang pertama!
• Apa ketergantungan kepada Allah telah digantikan dengan merasa bisa mencukupkan-diri-sendiri?
Tidak ada seorang pemimpin pun yang melakukan ini, tetapi hal ini terjadi. Tidak pernah ada seorang gembala atau dewan atau pemimpin yang mau menempati posisi Allah, tetapi hal ini terjadi.
Ini merupakan proses yang aneh, tetapi mudah dipahami bagaimana bisa terjadi. Saat gereja masih kecil, kita percaya kepada Allah, karena memang tidak ada pilihan lain. Sumbernya kecil dan kita berkata, ‘Tolong kami Tuhan, karena saya tidak dapat melakukannya tanpa Engkau.’ Dan Tuhan yang menyediakan. Kemudian tiba saatnya uang berlebih, bahkan melimpah. Tekanan memang ada saat masih kecil, tetapi tekanan yang jauh lebih besar juga ada saat sumbernya semakin membesar. Ini benar karena semakin banyak yang dipertaruhkan. Oleh karena itu kita, atau siapa pun yang ada dalam kepemimpinan, mencoba untuk mengambil kedaulatan kepemimpinan Allah, karena kita tidak mau ambil resiko: apa Tuhan dapat terus mengelola dan memelihara apa yang sedang kita pertaruhkan? Kita mengerti ini perbuatan bodoh, tetapi dalam kepemimpinan sehari-hari, kita mencoba untuk membuatnya berhasil. Di atas kertas ini ‘kegilaan’, tetapi mungkin saja bagi para pemimpin untuk melakukan sesuatu yang sedikit ‘gila’.
Saya sendiri, saat begitu banyak yang harus saya lakukan, saya mencoba bekerja lebih banyak dan berdoa lebih sedikit. Ini juga hal yang sama. Gila! Dalam keadaan seperti ini Roh Allah mengingatkan saya untuk tetap setia dengan waktu doa saya dan tetap bergantung kepada Bapa. Pola ini selalu berhasil, merasa mampu tidak pernah berhasil.

Saya mendorong kalian untuk mempelajari kelima pertanyaan ini dan mulai mencermati di gereja kalian. Bicarakan dengan team kalian dan saya percaya bahwa kalian akan menemukan sesuatu yang bisa membantu gereja kalian untuk bertumbuh kembali. Jika gereja kalian bisa bertumbuh, pertanyaan-pertanyaan ini bisa sebagai obat pencegah dan membantu menjagai momentum pertumbuhan gereja Anda.
Disadur bebas oleh Iskak Hutomo

Tidak ada komentar:

Posting Komentar